Vino akhirnya tiba di depan rumah Shani. Kegugupan sudah melanda dirinya sedari tadi. Jantungnya berdebar tak karuan, dan tangannya terasa dingin sekali.
Vino menatap pantulan dirinya di kaca spion, merapihkan kembali penampilannya. Setelah cukup yakin, Vino pun ke luar dari mobilnya.
Setelah menekan bel rumah Shani, Vino membalikkan tubuhnya. Mengatur kembali debaran jantungnya.
Tak berapa lama, pintu rumah Shani terbuka. Vino menghebuskan nafasnya saat mencium aroma parfum Shani.
"Maaf ya lama, Vino..."
Vino pun membalikkan badannya, "iya gak a---"
Vino tercekat saat melihat penampilan Shani, dress warna krem bermotif bunga-bunga yang dikenakannya sangat pas di tubuhnya. Shani terlihat begitu cantik dan anggun dengan kacamata yang masih bertengger di hidungnya. Ia makin terlihat seksi.
Tak hanya Vino, Shani pun juga terpesona dengan penampilan Vino. Vino benar-benar tampan dengan kemeja hitam yang sangat pas membentuk tubuh atletisnya. Belum lagi skinny jeans yang pas di kakinya, Shani tidak bisa membayangkan jika adik kecil Vino bangun dari tidurnya. Pasti akan tercetak jelas pada celana yang Vino kenakan itu.
"Kamu cantik."
Shani tersenyum malu. "Kamu juga, ganteng."
"Yuk," ajak Vino.
Shani mengangguk dan mengikuti Vino, tentunya Vino pun membukakan pintu untuknya. Setelah Shani masuk, Vino pun memutar dan masuk ke kursi kemudi.
"Gak ada yang ketinggalan kan, Bu?"
Shani menggeleng. "Gak kok, Vin. By the way, gak usah panggil aku dengan embel 'Ibu' ya kalau lagi berdua."
"Kenapa?"
"Bukannya aku gak suka, tapi... aku gak mau kita keliatan kaku dan aku jadi tua banget di mata kamu dan di mata orang. Jadi...."
Vino tersenyum, diusapnya tangan Shani. "Iya, aku ngerti, Shani."
Shani pun ikut tersenyum membalas senyuman Vino.
***
Layaknya sepasang kekasih. Baik Vino maupun Shani, mereka berjalan beriringan bersama di sebuah mall untuk acara nge-date pertama mereka ini.
Seperti ABG di luaran sana, mereka memilih untuk menonton film di bioskop terlebih dahulu.
"Yakin horror, nih?" Tanya Vino memastikan.
Shani mengangguk, "Iya yakin. Kenapa memangnya?"
Vino menggelengkan kepalanya, "kali aja takut, kan." Kekehan kecil pun ke luar dari mulut Vino.
Shani menggeplak lengan Vino pelan, "enak aja. Gak gitu tau." Shani mengerucutkan bibirnya. "Mending beli tiketnya sana," tambah Shani dengan nada ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene