Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat Vino memutuskan untuk menyudahi kencan pertama mereka ini. Setelah bermain di game center, mereka mengelilingi berbagai toko, mulai dari toko baju, toko buku, toko sepatu dan berakhir di sebuah restoran Jepang yang kali ini merupakan pilihan Shani.
Setelah makan malam selesai, Vino pun mengajak Shani untuk pulang. Dan kini, mereka sudah berada di dalam mobil menghadapi kemacetan ibukota. Shani di samping Vino telah terlelap sejak tadi dengan diselimuti oleh jaket Vino.
Vino tersenyum tipis lalu mengusap puncak kepala Shani. "Makasih ya atas semuanya."
Shani yang tidak benar-benar tidur pun dapat mendengarnya. Ingin sekali ia menjawab akan memberikan segalanya jika dapat membuat pemuda itu bahagia. Tentu saja termasuk tubuhnya. Namun, Shani tetap berpura-pura tidur agar Vino tidak menghentikan usapannya yang begitu menenangkan hati Shani.
Vino kembali menghadap ke depan dan fokus pada jalan raya. Melirik pada langit malam yang indah bertabur banyak bintang yang tak terhitung jumlahnya, seindah perasaan cintanya pada Shani yang mungkin sudah tak terbendung lagi.
Vino menyalakan radionya dengan volume pelan, mengalunkan sebuah lagu yang menggambarkan suasana hatinya saat ini pada Shani. Menemaninya sepanjang perjalanan yang mungkin cukup lama.
I remember what you wore on our first date
You came into my life
And I thought hey
You know this could be something
'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothingSo maybe it's true, that I can't live without you
Well maybe two is better than one
There's so much time, to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two, is better than oneI remember every look upon your face,
The way you roll your eyes, the way you taste
You make it hard for breathing
'Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything's okay
I'm finally now believin'And maybe it's true, that I can't live without you
Well maybe two is better than one
There's so much time, to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two, is better than oneI remember what you wore on the first date
You came into my life
And I thought heyMaybe it's true, that I can't live without you
Maybe two is better than one
There's so much time, to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinkingOooh I can't live without you
'Cause baby two is better than one
There's so much time, to figure out the rest of my life
And I've figured out with all that's said and done
Two, is better than oneTwo is better than one
(Taylor Swift ft Boys Like Girls - Two is Better Than One)
***
Setelah menempuh perjalanan sejam lebih, mobil Vino akhirnya tiba di depan rumah Shani. Vino membuka seatbelt-nya lalu mendekati Shani yang masih berada di dalam mimpi indahnya.
"Shan, bangun. Udah sampe, nih." Ucap Vino sambil mengguncang pelan tubuh Shani.
Shani membuka matanya perlahan, dan melirik ke arah Vino.
"Udah di mana?" Tanya Shani dengan suara parau yang entah mengapa terdengar begitu seksi di telinga Vino. "Vin.."
"Ah, iya, udah di depan rumah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lesson
FanfictionBasic idea from "The Lesson" (2016) movie by Rutt Platt A story duet with @Rabiurr and @Shion2 Warning a Mature Content - Violence Scene