SL [14]

1.1K 126 1
                                    


Aku tetap berdiam diri di dalam kamar apartemen kevin. Tak menggubris ketukan pintu yang kini berbah menjadi gedoran yang semakin keras.

Tak perduli. Aku tak ingin dia selalu pergi berdua dengan kekasihnya. Aku cemburu, ya aku sangat cemburu, dia tidak peka, atau memang kevin lebih nyaman dengan wanita itu?

Sudahlah aku lelah memikirkan semua itu.

"Mila, please bukakan pintu!" teriak kevin dari luar. Entak keberapa kalinya. Kasihan memang, tapi ego ku tak bisa kukalahkan.

"Mila buka, atau aku mendobraknya." ancamnya. Wow! Dia kini mengancam rupanya.

"Dobrak saja kalau berani." tantangku,

"Kenapa takut, aku tidak akan main2."

Aku menghela nafas berat. Sungguh keras kepala!

"Kevin, jangan!" teriakku. Aku merasa dirinya serius.

"Cepat bukakan!"

"Aku cuma pengen nenangin diri, jangan ganggu kevin! Ku mohon! Kamu pergi saja, Jangan urusi aku untuk sementara waktu."

"Tidak! Aku tidak akan pergi, sebelum menceritakan semuanya denganmu!"

"..." aku masih diam, enggan menanggapinya. Hayati lelah bang!

Ckleekk...

Kepalaku menoleh. Astaga! Kenapa pintu bisa terbuka.

"Kenapa masuk?"

"Kenapa kamu marah?" kevin tak menanggapi ucapanku.

Dia duduk dipinggir ranjang. Mengacuhkan pertanyaanku.

"Nggak marah!" Aku mendudukkan diri.

"Nggak marah, kok ngunci diri di dalam kamar?"

"Kan aku udah bilang. Aku sedang ingin sendiri."

"Kenapa ingin sendiri?"

"Ingin menenangkan pikiran."

"Apa yang kamu fikirkan?"

"Tunggu, kenapa kamu terus menginterogasiku?"

"Apa yang kamu fikirkan sweety, maafkan aku.. Aku tau aku salah tapi, jangan marah."

"Hmm..." aku hanya bergumam. Lalu menyambar tas ku yang berada di atas nakas. Katakanlah rasa sensitif ku terlalu tinggi. Tapi apa peduliku? Kevin milikku. Aku tidak akan terima jika milikku dikuasai orang lain. Apalagi pria yang sangat aku cintai sejak lama.

Dengan langkah cepat setengah berlari aku keluar dari kamar itu. Meninggalkan kevin yang sedang membengong, bingung. Lalu meneriakkan namanku.

Author pov.

"Mila.. Tunggu.." dengan langkah lebarnya kevin mengejar mila.

"Mau kemana?"

"Apa perdulimu?"

Mila menghempaskan tangan kevin kasar yang sedang mencekal lengannya.

"Sweety aku perduli padamu. Ya... Ya... Ya... Aku akan menolaknya, tapi kamu Berhenti dulu." teriak kevin saat mila hendak masuk lift.

"Tidak usah melakukannya jika terpaksa."

Mila membalikkan tubuhnya. Mengurungkan niatnya yang hendak masuk lift.

"Dengarkan aku dulu." kevin menggengkam jemari mila dengan lembutnya.

"Apa kamu marah?"

"Tidak!" mila masih berusaha untuk mengkilah ucapan kevin.

Secret Love {TAHAP REVISI~TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang