SL [26]

868 77 0
                                    


Mila pov.

Menurut kalian pembaca setia.

Apa kalian berfikir sedang memikirkan mischa saat itu?

Ya, saat di apartemen kevin!

Kalian berfikir sama dengan kevin?

Tapi tahukah kalian?

Jika pemikiran readers sama dengan kevin,Hal itu salah besar!

Kalian salah faham!!

Jujur ya! Memang sih pada awalnya aku berfikir gitu, tapi hanya awal,

Saat masih dirumah,

Apa yang aku pikirkan saat melamun di apart kevin?

Aku memikirkan mama dan hubungan kami(Kevin- Mila)

Masih ingat, aku menghabiskan waktu dengan kevin di belanda?

Menurut kalian, aku izin mama?

Izin! Jelas sekali izin.

Aku tidak mau jadi anak durhaka.

Walaupun apa yang aku lakukan saat itu sudah masuk kategori anak durhaka.

Flashback ON.

"Mam, mila mau pergi ke belanda." ucap mila dengan sedikit ketakutan.

"Ngapain?"

"Refreshing."

"Berapa hari?"

"Belum tau sih ma, kayanya sekitar 2 bulan."

"Lama banget, urusan kamu di sini?"

"Udah ngga ada kontrak kerja kok, cuma bisnis kita aja, aku minta tolong, mama sambil ngawasin ya?"

"Mama?"

"Iya, udah ada wakil sih, cuma kan jaga- jaga aja mam, di perhatiin teknik kerja mereka."

"Tapi kamu kesana sama siapa?"

Deg!

Aku lupa memikirkan jawaban ini.

"Sama temen,"

"Siapa?"

"Ada, lah, seseorang... Ma, mila pergi hari ini jadi mila pamit dulu, o.. Iya mah, mila ga punya telfon internasional jadi nanti kayanya kita ga bisa komunikasi." bohong mila.

"Tapi mama tenang aja, aku pasti baik- baik disana, kalau 1 tahun 2 tahun, mila ga pulang, nggak usah dicariin,"

"Maksut kamu apa? Mau pergi bertahun- tahun?"

"Bukan gitu, ini cuma misalnya aja, pokoknya yang paling penting, mila minta jangan go public, usahain masyarakat dan paparazi nggak tau, Emm.. Ini bukan diusahain lagi ya ma, hal ini wajib."

"Nggak, kalo bertahun- tahun mama nggak ngijinin. Mama bakal kangen kamu,"

"Mila juga bakal kangen mama, mama my everything. God bless you. Ini harus mila lakuin,,,"

"Nggak urusan kerja kan? Kalau ini kerjapun mama juga nggak ngijinin."

"Mama mila mohon sekali ini aja, mila janji, pulang nanti jika tuhan selalu bersama, mila bakal bawa kabar baik."

"Bener janji?"

"Jika tuhan memberkati."

"Tapi mama masih nggak ngijinin, jangan pergi!"

Mila mencium tangan mama yang lemas.

Lalu berlari meninggalkan mama yang duduk sedih,

Mila sendiri sudah tidak kuat menahan air mata yang sedari tadi ku bendung, kuat- kuat.

'Maafin mila mah!' batin gadis itu menjerit,

'Maafin anak mama yang egois, tapi mila cuma pengen urusan percintaan mila beres setelah ini.' lanjutnya tetap membatin.

Flashback OFF.

Aku meremas rambutku.

"Ngelamun lagi!" suara seseorang menyadarkan lamunanku.

"Udah kali galau nya, kan lo sendiri yang minta break." ceplos nya, dia salah satu orang yang mau mendengar keluh kesahku, dan masalahku kali ini hanya dia yang tau.

"Tapi kan gw juga manusia biasa. Sedih tau pisah sama Gebetan."

"Hubungan cinta kalian rumit ya dan memprihatinkan. Nggak serumit ini sih kalo kalian nggak menjalani dengan cara begini. Emangnya kenapa sih nggak saat itu kalian mutusin pacar masing- masing terus jadian."

"Nggak semudah itu, Kita berurusa dengan manusia yang punya perasaan. Nggak seenak jidatnya main putus terus jadian. Apa kata netizen nanti?" tanyaku setelah memandang wajah pria tampan disampingku.

"Nggak usah pikirin pendapat orang lain. Kalo udah nggak kuat ga usah dipaksain, lo telfon aja si kevin, bilang ada di mari. Dia pasti juga kangen lo." jawabnya enteng.

"Sok tau deh, gw ngrepotin ya kak? Maaf ya, nanti sore gw pulang deh, nggak pulang sih, pengen pergi aja."

"Jangan langsung pergi gini. Masalah tidak akan hilang jika ditinggalkan. Dan perlu lo tau, gue nggak merasa direpotkan disini, jadi lo tenang aja, jangan pergi, ntar kalo kenapa - napa gimana?"

"Nggak papa, biarin aja."

"Mil, pikirkan baik2, gw nggak mau lo menyesal nantinya,"

"Kak, gw bingung.."

"Saran dari gw sih, pertama lo aktifin nomor telfon lo.."

Dengan keras kepalanya aku menggeleng tegas. "Biarin aja kak, sekalian ngetes, gimana cara dia merjuangin gw.."

"Terserah lo deh,"

"Kak betrand tunggu." aku mencekal tangannya, ya, orang yang kumaksud betrand, mungkin sebagian dari kalian mengenalnya, eh maksutku, tau orang nya yang mana.

Selain kak betrand, kak Ricu juga tau, Ricky Cuaca, nama yang tidak asing lagi pastinya di telinga kalian,

Mereka berdua, siap mendengar keluh kesah ku,

Hanya mereka yang tau hubunganku dengan kevin,

Mereka juga sudah janji tidak akan mengatakan pada siapa2, Apa lagi, memberi tahu di acara2 gossip TV.

Dan aku sangat mempercayai mereka, se lemez-lemez nya mulut mereka. Mereka hanya mengatakan apa yang terlihat saja.

"Iya kenapa?"

"Makasih," ucapku sambil melepas cekalan tangan.

"Untuk?" ia mengerutkan kening.

"Semuanya, Tanpa kakak, gw gak tau gimana jadi nya nasib tubuh ini."

"Sama-sama, dan gw jg masih berharap, lo mau ngomong baik- baik sama si mpin.."

"Bakal gw pertimbangin nanti,"

"Yaudah lo makan dulu, gw ada urusan bentar." ijin nya mengacak rambutku.

Aku tersenyum dan mengangguk.

Setelah memastikan kakinya melangkah keluar rumah, aku berjalan menuju dapur, Bukan masak! Tapi makan😁.

Tbc,
Next ah mumpung dapet hotspot...
06Maret2018,

Secret Love {TAHAP REVISI~TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang