Bola mata kevin bergerak gelisah."Gamungkin, lo becanda kan ka?" sekelebat rasa bersalah menyerah hatinya."Masa iya, disaat menegangkan kaya gini gue becanda.."
"Lo serius?" ulang kevin.
"Sumpah demi apapun, gue ga boong, tapi terserah lo mau percaya atau gak, lo bareng dia udah berapa taun pin? Masa iya sama sekali nggak tumbuh rasa sayang di hatinya?"
"Arrrgghhhh..." desah kevin, pria itu mengacak rambutnya kasar memukul meja yang ada dihadapannya lalu mengusap wajahnya frustasi.
"Lo pikirin dulu mateng2 mila udah suka sama lo sejak lama, udah dikodein dikit2 juga lo kaga peka, makanya dia mutusin ngejauh dari lo.."
Ricu menepuk bahu kevin ringan sebagai support. "Gue harap lo bisa bersikap gantle." setelah mengucapkan itu ricu pergi meninggalkan kevin utk meeting di restoran.
"Gue gak nyangka." gumam kevin pada dirinya.
Karna banyaknya beban pikiran kevin meninggalkan restoran dan memilih club utk melampiaskan kekesalan nya.
"Shit! Kenapa gue sebodoh ini?!" proa itu terus menggeram kesal.
Flashback OFF
"Kebetulan pulang gue ngelewatin entuh club, tiba2 aja gue punya feelling ada sesuatu di club, ditambah lagi gua ngeliat mobil kevin yang diparkirin di tempat paling depan jadi gua liat," ucap ricu sebagai penutup.
"Makasi ya ka ricu." mila tersenyum manis.
"Ya,, Lo sendirian nih?"
"Ada maid sih.."
"Gue temenin?"
"Gausah, ditunggu manager nya kaka kan di mobil?" jawab mila lembut, tidak mau merepotkan ricu.
"Kan bisa gue suruh pulang."
"Ngga usah!!, mending kaka pulang sekarang aku udah ngantuk."
"Yaudah, berhubung gue udah diusir gue pulang dulu ye..." Ricu berdiri dari sofa,
Keduanya terkekeh. "Eh mil, satu lagi biasanya kalo orang abis mabuk bawaannya pening, dan mual, jadi kalo bisa lo temenin dia, soal kalo gue liat2 mabuk nya berat banget atau kalo lo gamau atau kesusahan lo bisa nyuruh bibi ato gue aja?"
"Iya lah itu urusan gampang." Mila kembali menunjukkan senyum manisnya,
Tak berselisih waktu lama, setelah ditinggalkan ricu, ia mendengar suara rintihan kevin. Dengan rasa yang khawatir ia cepat cepat2 mengunci pintu lalu melesat ke kamar kevin. "Arrggghhhh..." erang kevin.
"Kevin kamu kenapa?" mila mengusap rambutnya.
Tanpa mila sadari setetes air mata keluar. "Mila jangan nangis," ucap kevin lirih.
Wanita itu tersenyum, mengusap air matanya lalu berjalan keluar. Beberapa menit kemudian, gadis itu masuk kembali membawa segelas air. Dan obat penghilang rasa pening.
"Ini vin minum dulu.." mila menyodorkan obat dihadapan kevin.
Kevin mengangguk, membenarkan posisi duduk nya dengan bantuan mila lalu mulai minum obat dan meminum segelas air. "Gimana udah mendingan?"
"Cuma berkurang dikit tapi gapapa kok."
Mila meraih hp nya lalu mulai membuka internet. Setelah membaca salah satu blog. Mila segera berdiri meninggalkan hp nya dikasur kevin lalu melangkah keluar.
Kevin tersenyum melihat ponsel mila yang masih menyala.
Tak lama kemudian mila masuk membawa segelas kopi. "Nih vin, diminum, tadi aku baca, kata nya bisa meredakan sakit kepala."
Kevin hanya mengangguk lalu meneguk kopi yang berada di atas nakas.
"Masih pusing?"
"Masih..." jawab kevin sambil memijat pelipisnya.
"Makanya ga usah minum kaya gitu,"
"..."
"Kamu dengerin aku?"
"Denger." jawab kevin singkat.
"Kamu ngapa sih kaya gitu? Kalo ada masalah kan bisa cerita ke aku." ucap mila melupakan kalau dia menjauhi kevin.
"Kamu marah." jawab kevin singkat.
Mila bangkit dari duduk nya dan melangkah kan kakinya keluar.
"Mila tunggu!" mila menghentikan langkah nya tepat diambang pintu.
"Aku juga cinta sama kamu!" teriak kevin tiba2.
Sontak mila menolehkan kepalanya.
"Kamu ngigau?" berusaha tersenyum manis, namun yang terlihat senyuman pahit.
Kevin berdiri. Lalu mendekati mila. Menarik pergelangan tangan mila utk masuk ke kamar nya dan menutup pintu.
"Apa apaan sih vin?"
Kevin mengajak mila utk duduk di sofa yang ada di dalam kamar mewahnya.
"Aku pengen tanya sesuatu sama kamu."
"Aku ngantuk pengen tidur."
"Kenapa kamu ngejauh dari aku?" tanya kevin menghiraukan ucapan mila.
"Apa perlu gue tegasin sekali lagi? gue gak pernah ngejauh dari lo, dan, kalo lo ngerasa ngejauh dari lo mungkin karena gue udah punya pacar?" ucap mila yang mulai menggunakan kata lo gue.
"Tapi kita sahabatkan?"
"Itu dulu vin!" mila berdiri dari sofa, terlalu lama bersama kevin membuat sesuatu dihatinya bergetar, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.
"Persahabatan tidak akan pernah putus mila." Kevin berkata lembut, mendekati mila dan menyentuh pundaknya.
Mila mendengus, menyingkirkan tangan kevin "Terserah lo,"
"Please kita ga bisa memperbaiki persahabatan kita?"
"..."
"Atau mengubahnya menjadi cinta?"
Mila menatap kevin tajam. "Please kalo ngomong jangan ngaco!" wanita itu mulai berjalan menjauh dari kevin,
"Aku cinta sama kamu mil! Aku menyadarinya, aku pria bodoh, berusaha menghilangkan rasa ini, hanya karna aku merasa kita sebatas sahabat dan jujur aku gak pernah punya type wanita yang lebih tua dari aku. Makanya aku sedikit jaga jarak sama kamu. Tapi sekali lagi mil, aku pria paling bodoh yang pernah ada, aku.. aku mengabaikan perasaan ini, dan aku gak bisa merasakan detak jantung ini saat berdekatan dengan wanita lain, termasuk pacar- pacarku." kevin lagi- lagi mendekati mila yang sudah berada di dekat pintu, meraih telapak tangan mungil itu lalu menaruh ke dada nya. Menyuruhnya untuk mendengar detak jantung pria ituyang berdetak tak normal.
"Maafin aku, aku cinta sama kamu, senyum mu mengubah duniaku, tawa mu, canda mu, suara mu, tingkah mu, apapun dari mu, aku mencintaimu mil." lanjut kevin panjang lebar.
Mila hanya tersenyum kecut menanggapi nya. "Tapi aku sudah punya pacar.." jawab mila, menjauhkan telapak tangannya dari kevin, meremasnya untuk meluapkan rasa sakit yang kembali timbul dihatinya.
04Januari2018,
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love {TAHAP REVISI~TAMAT}
Short Story"Ini semua memang salahku, aku mencintai pria yang menganggapku hanya sebatas sahabat" ~Jessica Mila Allysa. "Aku memang menganggapmu sahabat. Dan akan terus seperti itu sampai seterusnya. Tapii..... Di dekat mu aku merasakan getaran ini. Getaran a...