SL [19]

1.1K 98 1
                                    


"Kamu marah?" tanya mila memberanikan diri.

"Kok bisa?"

"Tadi vin."

"Kapan sih?" mila menggeram, amnesia sementara atau pura2 lupa?

Kevin pov.

Aku benar2 frustasi. Aku bodoh. Dengan fikiran yang cepat.

Aku mengusap wajah kasar lalu meninggalkan mila sendirian.

Menghiraukan panggilannya.

Aku benar2 merasa seperti bajingan.

Bagaimana tidak? Mila merasa aku selalu melindunginya, dan aku sebagai pasangan hidup yang dipilih seharusnya berperilaku yang baik, setidaknya menyenangkan hati.

Bukan malah seperti tadi.

Untung saja tadi tidak kebablasan. Bagaimana kalau tadi apa yang tidak pernah kubayangkan terjadi secepat ini. Berlaku saat itu?

Bagaimana dengan masa depan kami? Bagaimana aku bisa bertatap muka dengan Tante Jane nanti? Aku benar- benar sudah kehilangan akal.

Yang kufikirkan sekarang menenangkan diri dan juniorku di bawah sana.

Pasti sebagian dari kalian tau apa yang ku lakukan di dalam sini? Yap, berendam air dingin,

Setelah cukup puas. Aku mulai menyelesaikan ritual mandi. Tak terasa 1 jam berlalu. Apa tadi kubilang? 1 jam? 60 menit? 3600 detik?

Sungguh, waktu berjalan dengan cepat.

Dan aku tidak bodoh tingkat tinggi sekarang. Aku tidak mau kami menyesal telah melakukannya malam ini.

Tak ingin hal lebih terjadi. Aku langsung mengambil bantal untuk tidur di sofa.

Ya, itu lebih baik.

Tapi sebelum itu mila memanggilku.

"Hm?" Jawabku hanya dengan gumaman.

"Kamu marah?" Tanyanya. Marah gimana?

"Mau kemana?" aku tak menghiraukan. Ini cukup malam. Biar kuselesaikan besok. Biar pikirannya penuh malam ini. Katakanlah aku jahat. Tapi bagaimana lagi? Aku lebih jahat jika meladeninya dan cerita akhir aku lepas kontrol.

"Vin..." Panggilnya lirih. Sebenarnya aku sangat tidak tega.

"Tidurlah.." ucapku dingin. Mencoba melawan pikiran yang berkecamuk.
Berusaha memejamkan. Meski itu jelas sekali sulit.

"Kevin..." dia tidak menyerah rupanya. Bahkan aku mulai merasakan tangan mungilnya membelai wajahku.

Oh shit! Apa yang dia lakukan? ini membuatku lebih sulit memejamkan mata.

"Hubby, maafkan aku..." ku dengar suaranya bergetar.

Dan, apa aku salah dengar? Hubby? Itu panggilan sayang yang kubuat. Pengen itu panggilan sayang dari mila untukku. Bahkan nama kontakku di hp mila sudah ku ganti dengan 'My Hubby.' entahlah aku suka di panggil begitu. Sukanya kalo yang manggil bibir cherry mila.

Kurasakan ada beberapa tetesan air menjatuhi wajahku.

Apa hujan?

Tapi kalo hujan, bagaimana bisa tembus? Ini hotel berkelas.

Apalagi kami berada di kamar lantai 5 dari 11 lantai.

Jadi tidak mungkin rembes nya sampai kamar sini.

Akhirnya aku mengalah.
Membuka mata.

Melirik ke sekitar. Kulihat tubuh mungilnya di sebelah sofaku. Terduduk dilantai. Dengan keadaan memprihatinkan. Wajah cantiknya ditutupi dengan kedua tangan.

Secret Love {TAHAP REVISI~TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang