#51-😢

1.2K 98 11
                                        

Emosi daniel naik.

"Diamlah. Jangan katakan apapun!" Hardiknya keras.

"Siapa yang menyuruhmu datang. Aku tak butuh kau menjadi saksi untukku. Cepat kembali. Mengapa kau masih disini!" Sinb tak mengindahkan seruan daniel Perlahan ia berjalan masuk.

"Berhentilah berbohong. Tak seharusnya kau mengaku salah untukku," ucap sinb

Daniel lemas. Ia hanya bisa menunduk sedih. Pengorbanannya selama ini untuk melindungi sinb sia-sia. sinb malah dengan lantang mengakui perbuatannya.

jin mengenalkan sinb dan Dr. Chen.

jin meminta Dr. Chen menjelaskan apa yang terjadi dengan kondisi sinb.

"sinb adalah pasienku. Aku sudah selesai memberinya pengobatan dan membantunya mengembalikan memorinya dari insiden itu. Aku dapat menjamin semua yang dikatakan oleh sinb alam persidangan ini adalah benar."

Kini tiba giliran sinb memberikan kesaksian.

"Pengacara Kim curiga bahwa aku kehilangan semua memoriku dari insiden itu dan aku tak bisa mengingat memori yang paling penting. Jadi dia meminta Dr. Chen untuk merawatku. Baru hari ini aku bisa mengingat semua kejadian itu. Benar, aku adalah orang mencoba membunuh jongkook. Waktu itu, aku melihat jongkook akan menusuk daniel. Jadi sebelum daniel dilukai oleh jongkook..."

sinb menerawang, mengingat kembali peristiwa malam itu.

"Itu aku. Aku mengambil candleholder lainnya dan menusuk jongkook. Waktu itu aku benar-benar ketakutan jika jongkook sampai melukai daniel dan aku tiba-tiba melihat candleholder lainnya jatuh ke arahku. Aku tak berpikir apapun sebelum mengambil candleholder dan bergegas menuju jongkook. Ketika aku kembali sadar, jongkook sudah ambruk ke lantai. Jadi itulah mengapa saat itu aku mengira daniel yang membunuh jongkook."

Mata sinb berkaca-kaca, tapi ia lega akhirnya bisa mengungkapkan kebenaran. Ia meminta daniel segera dibebaskan dari jerat hukum dan dinyatakan tak bersalah.

Daniel juga tak kuasa menahan tangis. Ia tak sanggup menatap wajah sinb.

Sebagai bukti, Dr. Chen membawakan laporan medis kesehatan sinb. Ia menjelaskan kondisi sinb disebut dengan PTSD, Post Traumatic Stress Disorder
(Kayak di part 1).

Sinb menderita PTSD karena kekerasan yang diterimanya dari jongkook. Selain itu, sinb juga dicekoki drugs secara berkala yang mengakibatkan kecanduan.

"Saya merasa beruntung karena jin bisa melihat gejala yang dialami oleh sinb. Ia menyimpulkan orang-orang yang menderita Psychogenic Amnesia, khususnya sinb dalam kasus ini sama sekali tak berniat membunuh seseorang. Sinb bertindak diluar kesadarannya. Ditambah lagi karena pengaruh drugs yang dikonsumsinya yang membuatnya kehilangan kontrol" ucap dr.chen

Sinb menangis. Ia meminta maaf pada daniel. Bibi momo tertegun. Di sisi lain, ia senang daniel terbukti bukanlah seorang pembunuh. Di sisi lain, ia harus menghadapi kenyataan bahwa anak gadisnya yang telah melakukan pembunuhan.

Daniel kembali menitikkan air mata. Ia tak sangggup melihat penderitaan yang harus diterima sinb lagi. Ia marah pada jin. Tak seharusnya sinb mengingat hal-hal mengerikan seperti itu lagi. Menurutnya lebih baik sinb melupakan kejadian itu. Dalam kasus ini sinb adalah korban.

Daniel hanya ingin melihat sinb bahagia. Jin tak bisa membenarkan tindakan danie yang rela menggantikan posisi sinb. Sinb setuju dengan ucapan jin.

Jika daniel sampai di penjara, sepanjang hidupnya pasti akan merasa bersalah.

"Tanpa kau disampingku, aku tak akan bahagia," isak sinb.Ruang sidang penuh haru.

Bibi momo menangisi nasib kedua anaknya. Sebagai penutup persidangan, secara resmi Jaksa Tao membebaskan daniel dari segala dakwaan. Tapi ia menuntut sinb dimasukkan ke dalam tahanan untuk membayar perbuatannya.

sinb hanya berusaha membela diri. Dan lagi sinb juga datang untuk mengakui perbuatannya. Ia memohon pada Hakim dan Jaksa untuk mempertimbangkan keputusan mereka. Ia juga meminta Jaksa Tao untuk menyelidiki catatan kejahatan jongkook.

Hakim memutuskan sinb tetap ditahan dan meminta Jaksa Penuntut melakukan investigasi ulangatas kasus ini. Sinb pasrah saat hendak digiring oleh petugas polisi. Daniel mencabut kancing jasnya dan bergegas menghampiri sinb.

"sinb, jangan takut. Aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi," janji daniel. Lalu ia menyerahkan kancing jasnya dan meminta sinb menjahitnya nanti setelah keluar dari penjara.

"Jangan khawatir. Saat aku kembali, aku akan lebih dewasa lagi. Menjadi lebih pengertian dan menjadi adik yang tak perlu kau cemaskan." Sinb berusaha tegar.

"Ingat, kau harus segera kembali. Aku dan ibu akan menunggumu di rumah."


Jaksa Tao menemui jin seusai persidangan. Ia memberi selamat pada jin. Ia penasaran dan bertanya mengenai kejelian jin menangkap tanda-tanda PTSD pada sinb. Jin tersenyum.

"Aku juga pernah mengidap PTSD."

"Terimakasih atas bantuanmu. Aku berharap kau mau menolong sinb" ucap danie

"aku berjanji akan secepatnya membawa kalian kembali ke desa jeonju"

. daniel menjabat tangan jin sebagai ucapan terimakasih.

"Aku yang seharusnya mengucapkan terimakasih atas kebaikanmu pada sowon dan minguk."

"Tolong jaga mereka seperti 4 tahun lalu."

"Apa maksudmu"

"Hubunganku dengan sowon sudah berakhir. Dari awal sampai akhir kita hanya saling menyakiti satu sama lain. Aku rasa hanya kau yang dapat memberikan kebahagiaan dan masa depan yang cerah untuk sowon."

Jin hendak pergi. Daniel segera menahan langkahnya.

"Pikirkanlah dengan cermat. Jika sowon memilihku  mengapa selama 4 tahun ini ia selalu mengabaikanku dan selalu mengatakan pada minguk bahwa ayahnya adalah makhluk luar angkasa. dari awal sampai akhir sowon hanya mencintai satu pria yaitu kau. 4 tahun lalu sowon pergi karena Direktur kang yang menyuruhnya meninggalkanmu dengan alasan untuk menyelamatkan nyawamu. Saat itu Direktur kang menerima tawaran rumah sakit Direktur Oh untuk menjalankan pengobatan proton guna penyembuhan kanker otak yang kau derita. Sebagai imbalannya kau diminta menjadi menantunya, sehingga Direktur kang menyingkirkan sowon yang dirasa sebagai penghalang."

Jin malah marah setelah mendengarkan penjelasan sowon.

"Dia bodoh dan egois. Aku sudah mengatakan perpisahan dan dia juga menerima akhir ini. Ini fakta yang aku lihat. Pilihan terakhirnya bukan aku."

Jin cepat-cepat pergi dengan alasan Bibi momo menanti mereka.

Bibi momo menangis lega sambil memeluk daniel. Namun ia juga mengkhawatirkan nasib sinb.

"Aku berjanji akan membantu semampuku. Dengan latar belakang kekerasan yang dialami sinb, sepertinya tak sulit untuk melepaskannya dari jerat hukum."

"Aku sangat berterimakasih padamu tuan. Apakah anda bersedia datang untuk makan bersama dirumah sowon" ucap bibi momo

Bibi momo tidak tahu permasalahan jin dan sowon.

"Maaf, masih banyak pekerjaan untuk mempersiapkan persidangan sinb"

Sowon tahu yang dihindari jin adalah dirinya.

"Besok kami akan menunggu kedatangan anda dan tuan Gary ke desa jeonju" paksa bibi momo

Jin segera berpamitan tanpa mengucapkan sepatah katapun pada sowon. sowon hanya menatapnya dengan pasrah. Jin masuk ke dalam lift. Mereka saling bertatapan sampai pintu lift tertutup.


















TBC

LOVE PAIN (Sowon X Jin) Sowjin *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang