#5-MIAN

1.7K 118 4
                                    

Jin pingsan setelah berdebat dengan Ibunya dan Direktur Oh.

Ia dibawa ke rumah sakit. Direktur kang syok saat mendengar ternyata jin mempunyai tumor di otaknya.





Sementara itu sowon dirumah tengah sibuk memasak untuk jin.



Jin sadar dari pingsannya. Ia melihat arlojinya dan langsung teringat janjinya pada sowon. Ia hendak pergi tapi ibunya mencegahnya.

"sejak kapan kamu sering meminum obat sakit kepala dan tidak memberitahu ibu?" Tanya direktur kang

"ibu pasti tidak akan peduli" jawab jin

"Apa kamu tahu di dalam otakmu tumbuh sebuah tumor?" Direktur kang memberitahu jin.

Jin kaget dan tidak percaya. Mereka menemui dokter. Dokter menjelaskan tentang penyakit yang di derita jin dan menyarankan operasi namun tingkat keberhasilannya sangat kecilhanya 15%.

Operasi adalah jalan satu-satunya untuk menyembuhkannya. Jin hanya punya waktu beberapa bulan jika tidak melakukan operasi. Jika operasi berhasil kemungkinan juga bisa mengalami kebutaan, hilang ingatan, hilang kesadaran dan hal-hal lain yang tak terduga.

Jin terpukul mendengar penjelasan dari dokter. Ia tidak mau mati. Ia berlari keluar dari ruangan dokter. Ibunya mengejarnya. Jin terus berlari ke jalan sampai hampir ketabrak mobil.






Sowon mulai gelisah menunggu jin yang tak kunjung datang. Ia menelepon jin, tapi langsung dimatikan oleh jin. Di jalan jin menangisi nasibnya. SMS dari sowon pun tak dibalasnya.




Direktur kang marah-marah pada para dosen kedokteran hanlim karena tak bisa membantunya dalam menangani kasus putranya. Para dosen tetap menyarankan operasi adalah jalan satu-satunya. Jin datang dan memutuskan tidak mau di operasi. Ibunya berusaha membujuknya. Jin malah marah.

"Sakit kepalaku ini mulai ada setelah ayah mati. Dari dulu hanya ada bayangan kepergian ayah. Aku mohon jangan membuatku tambah pusing. Aku benar-benar sangat ingin lepas darimu dengan tumor yang pantas mati ini," teriak jin lalu pergi.

Direktur kang mulai menangis,tapi ia berusaha tampak tegar.

Keesokan harinya jin pergi ke kampus. Ia ke kantin dengan dua orang temannya. Sowon senang melihat jin dan menghampirinya.

"Apa ada masalah? Kemarin tak ada apa-apa, kan? Aku sudah menunggumu semalaman. Aku juga meneleponmu, tapi kamu tak menjawab."

"Memangnya kenapa? Kamu siapa aku?" jin menjawab sinis.

Sowon bingung melihat perubahan sikap jin begitu juga dengan kedua temannya.

"Bukannya begitu. Aku kan sudah berjanji padamu."

"Akh, benar. Aku berjanji makan malam denganmu. Tapi maaf, kemarin dijalan aku bertemu dengan beberapa wanita yang lumayan seksi. Jadi aku pergi ke hotel sampai pagi. Aku memang orang yang seperti ini terhadap wanita cuma tertarik 3menit. Persidangan sudah selesai. Aku sudah tidak ada perasaan apa-apa terhadapmu. Hubungan kita sudah berakhir." Jin lalu beranjak dari kursinya.

Sowon menahan lengan jin, tapi lalu melepaskannya.

"Kau jangan terlalu memikirkan pernyataan cintaku itu. Karna semuanya bohong. Tidak mungkin aku menyukai wanita sepertimu" ucap jin datar

Sowon berkaca-kaca mendengar ucapan jin.

"Terimakasih atas bantuanmu selama ini. Ini aku bawakan bekal untukmu" sowon menyodorkan bekal

LOVE PAIN (Sowon X Jin) Sowjin *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang