#42-BERKORBAN

1K 86 7
                                    

Di ruangan penyekapan, sinb mendengar suara daniel . Ia menggedor-gedor pintu memanggil nama daniel.

Daniel masih berdebat dengan jong kook. Tentu saja jong kook tak mau begitu saja melepaskan sinb. hyun bin ikut marah. jong kook mulai mengajukan syarat jika sinb ingin dibebaskan.

"Aku akan membebaskan sinb jika kamu memberikan uang 1 milyar kepadaku. Anggap saja sebagai pengganti kerusakan wajahku yang kau rusakan ini" santai jong kook

Daniel dan hyun bin kaget mendengar jong kook meminta uang yang jumlahnya sangat banyak itu

Anak buah jong kook turun tangan dan langsung melumpuhkan hyun bin dengan mudah. Daniel ikut melawan. Mereka terlibat baku hantam.

"Itu hanya sedikit," tiba-tiba jong kook berseru. Menghentikan daniel yang tengah memukuli anak buahnya.

"Aku akan memastikan bahwa aku akan mendapatkan semuanya dari sinb."

"Semua yang kau inginkan uang, kan?" sahut daniel marah.

"Baiklah, 1 milyar. Aku akan memberikan itu secepatnya."

"1 milyar hanya untuk membayar bunga. Jika kau ingin mendapatkan sinb kembali, tukar dengan salah satu tanganmu," ucap jong kook sambil mengeluarkan belati.

Sinb yang mendengar ucapan jong kook berteriak histeris dari dalam kamar. Daniel memandang jong kook tajam dan akhirnya ia rela menukar sinb dengan tangannya.

Hyun bin berteriak memanggil daniel. Anak buah jong kook menyudutkan daniel di meja. Jong kook menggoreskan belatinya di tangan daniel. daniel menahan rasa sakit demi menyelamatkan sinb.

Jong kook menyuruh anak buahnya membawa sinb keluar. sinb diseret keluar dan dilempar ke lantai.

"Daniel, aku minta maaf," ratap sinb pilu melihat daniel yang sekarat. Sinb menyeret tubuhnya mendekati daniel.

"Bodoh. Kita akan pulang ke rumah segera," ucap daniel lemah.

Sinb mengulurkan tangannya. Daniel menarik dirinya untuk meraih tangan sinb. Tiba-tiba jong kook memegang tangan mereka berdua. Ia mengancam daniel untuk mendapatkan 1m dalam waktu 3 hari. Ia juga mengancam akan melenyapkan sinb jika daniel sampai melapor ke polisi.

Lalu ia menyuruh anak buahnya membawa daniel dan hyun bin keluar. Daniel tak berdaya. Ia hanya bisa berteriak memanggil sinb. Sinb juga tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya menangis histeris melihat daniel diseret keluar.





Sowon dan jin pulang ke rumah. Sowon yang sedang dikamar mandi mengalami kesulitan saat membuka baju karena luka di punggungnya.

"Apa kamu butuh bantuan" jin mengetuk pintu kamar mandi

"ani. Aku bisa" tolak sowon

Jin memaksa sowon membuka pintu kamar mandi. Akhirnya sowon keluar.

"Bisakah panggilkan bibi nayeon?"

"Ahaha kau ada-ada saja. Bibi nayeon pasti sudah tidur. Lagipula kita sudah menikah. Jangan menggangunya dengan hal kecil seperti ini. Itu akan membuatku terlihat buruk. Kita sudah mempunyai minguk. Jadi aku tak mengerti mengapa kau menolaknya. Empat tahun bukan waktu yang lama. Aku masih ingat semuanya tentangmu dengan sangat jelas," goda jin.

Sowon cemberut. Ia memanyunkan bibirnya. Membuat jin gemas melihatnya

"Aku akan menutup mataku"

Sowon tidak tahu kalau diam-diam jin mengintip. Seterusnya hanya mereka yang tahu



Hyun bin mengobati luka di tangan daniel. Daniel menjerit kesakitan. Diam-diam Bibi momo menghubungi sowon. Ia berniat meminjam uang dari sowon.

Bibi momo menceritakan keadaan daniel. Bibi momo mengerti sowon tak mempunyai uang, tapi jin pasti punya. Bibi momo meminta maaf karena telah menyusahkannya.

"Tidak apa bi. Daniel juga sangat orang terpenting dihidupku. Aku akan mengusahakannya. Bibi tidak perlu khawatir"

.Tanpa sowon sadari jin menguping pembicaraannya dari ambang pintu. Jin masuk dengan membawakan obat. Ia kembali bersikap ketus pada sowon. Sowon bingung dengan sikap jin yang selalu berubah-ubah.






Pagi hari keluarga kecil KIM sarapan bersama.

Jin membaca koran. Di halaman belakang terpampang berita utama mengenainya. Berita itu tak menyudutkannya lagi. Jin diberitakan akan mencari keadilan untuk Nona Park. Minguk mengomentari foto ayahnya di koran itu. sowon memuji jin di depan minguk. Sikap jin lagi-lagi acuh. Ia masih menyimpan kemarahan semalam.

"Kajja. Ayah antar kesekolah"

Minguk yang tahu mood ayahnya sedang buruk. Jin curhat pada minguk. Minguk mencoba menghibur ayahnya.

"Ayah, apa kau tahu cerita Angin Utara dan Kakek Matahari? Sowon berkata saat Angin Utara berhembus, pejalan kaki perlu memakai baju berlapis-lapis. Dan kemudian cahaya hangat Kakek Matahari membiarkan orang-orang melepas lapisan tebal pakaian mereka."

"Aku sudah mendengar cerita itu sebelumnya. Tapi aku bukan Kakek Matahari," ucap jin.

"Kau seperti Kakek Matahari. Nenek berkata bahwa kau pintar dan gigih dalam pekerjaanmu." Jin tersenyum.

"Minguk, jangan berbicara omong kosong."
Minguk membisikkan sesuatu ke telinga jin.

"Orang yang kau bicarakan sowon kan?" Jin meminta minguk diam sambil menempel kanjari telunjukkan di bibir mimguk.

Minguk malah menggoda jin.

"Kau tak menyukai sowon? Kau tak menyukainya? Jika kau tak menyukainya, bagaimana bisa ada aku? Kau benar-benar tak menyukainya? Katakan padaku!" Minguk mencecar jin sambil menempelkan kepalanya ke kepala jin. Ia menuntut jin menjawab pertanyaannya. Jin kewalahan.

"Baiklah minguk. Setelah kau pulang sekolah, aku akan memberitahumu. Okey!" Jawab jin menyerah.



Sowon mulai mencari pinjaman uang. Ia tak mau meminjam uang dari jin. Ia pergi ke bank, namun pihak bank menolak pengajuan pinjamannya karena uang tabungan yang ia miliki hanya sedikit. Pilihan terakhirnya adalah tempat penggadaian. Ia berniat menggadaikan cincin kawinnya.Tanpa sowon tahu, Gary membuntutinya. Ia melaporkan hal ini pada jin. Jin marah setelah tahu sowon rela menggadaikan cincin kawin mereka demi menolong daniel.

Jin memang sengaja menyuruh Gary untuk membututi kemanapun sowon pergi. Sejak menguping pembicaraan sowon dengan Bibi momo di telepon, jin ingin tahu darimana sowon akan mencari pinjaman uang. Jin juga tahu sowon tak punya uang banyak. Namun ia tak mengira sowon sampai menggadaikan cincin kawin mereka.

Gary kembali melaporkan hasil investigasinya di kantor. Dari tempat penggadaian, sowon mentransfer uang dalam jumlah besar ke rekening bibi momo. Bibi momo juga kedapatan mencari pinjaman uang di desa jeonju. Mereka sedang membutuhkan uang untuk daniel.

Jin tampak stress. Sebenarnya ia cemburu pada sowon. Gary memberi nasehat cinta untuk jin.

"Kurasa anda harus meluangkan waktunya tuan.
Kebetulan kita baru saja mendapat kasus perceraian seorang wanita kaya. Klien itu meminta bertemu dengan anda di sebuah villa di pinggir pantai karena tak mau perceraiannya terekspos publik. ini merupakan kesempatan bagus untuk memperbaiki pernikahan anda dan istri anda"

"Dan lagi, dari yang aku tahu, ini adalah perceraian keempat dari wanita kaya itu. Wanita ini buas seperti macan. Jika kau pergi sendirian, kau mungkin tak akan bisa pergi tanpa meninggalkan bekas cakaran. Akan lebih aman untukmu membawa Nyonya."

"Lebih aman? Aku malah lebih takut dia yang akan mendorongku pada wanita lain," ucap jin sangsi.

"Anda tidak boleh pesimis seperti itu tuan. Saya sarankan anda untuk belajar mempercayai sowon"









TBC

LOVE PAIN (Sowon X Jin) Sowjin *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang