#49-SIDANG 1

1K 85 6
                                    

"Aku tidak ingin kau menyerah padanya. Dan aku berharap kau berusaha lebih keras lagi sowon"

"Aku tak mau menyerah. Tapi jin sudah menganggapku seperti orang asing. Aku sungguh tak tahu bagaimana mendekati dia lagi sekarang," keluh sowon.

Tiba-tiba minguk bangun. Ia langsung menghampiri sowon dan Direktur kang.

"Bukankah dekat seperti ini?" minguk mendongak pada sowon. Lalu ia menarik lengan sowon dan menggandeng lengan Direktur kang juga.

"Nenek, bukankah ini dekat?" Sowon tertawa geli.

"Minguk, kau menguping pembicaraan orang dewasa lagi!"

"Siapa suruh kalian mengatakan hal yang tak jelas. Bukankah ini sangat mudah." sahut minguk.

Sowon dan Direktur kang tak dapat menahan senyum melihat kelucuan minguk.

Direktur kang jongkok dan mengusap rambut minguk.

"Baiklah kim minguk. Kau harus menjadi Cupid dan membantu ayah dan ibumu. Dan jangan biarkan sowon menyerah."

Minguk mengangguk patuh.





Jin mendatangi sinb untuk menginterogasinya lagi.

"Aku tidak ingat kejadian malam itu dengan detail. Aku hanya ingat jongkook yang berdarah dan daniel memegang candleholder" sinb tampak frustasi. Ia berusaha keras mengingat-ingat kejadian malam itu sampai memukuli kepalanya sendiri.

"Kau tidak perlu memaksakan diri"

Sinb sangat mengkhawatirkan daniel. Ia terus-terusan memegangi kalung jimat yang dipakainya.

"Apakah aku bisa menyelamatkan daniel jika bisa mengingat semua kejadian malam itu?"

Jin tak mau memaksa sinb. Ia memilih menyelesaikan interogasi dan pergi tanpa mendapatkan hasil.








Jin meminta pendapat Gary mengenai sikap sinb.

"banyak saksi mata yang setelah mengalami kejadian yang mengerikan tak dapat menggambarkan kejadian yang mereka alami dengan akurat. Menurutku dia mengalami trauma"

"Ada sesuatu yang aneh. Saat aku melihatnya ia terus-terusan memegangi kalung jimatnya"

Ia menyuruh Gary memanggil seorang psikiatris. Mereka tak punyawaktu banyak. Jin yakin sinb adalah saksi kunci.


Jin membawa sinb terapi.

"Sinb mengalami trauma yang mendalam. Itulah mengapa ia tak bisa mengingat kejadian penting malam itu karena secara tak sadar ia mengurung kenangan yang tak ingin diingatnya. Kasus ini disebut sebagai Psychogenic Amnesia" ucap dr. Chen

"Jika dia kehilangan memorinya, apa ada kemungkinan dia akan mengingatnya kembali? Apa ada cara untuk membantunya cepat sembuh?" tanya jin.

jin mulai cemas karena besok sudah memasuki sidang perdana.

"Saya sendiri tak yakin dengan kesembuhan sinb secepat yang diinginkan anda. Tapi saya akan berusaha membantu dengan memonitori gelombang otak sinb dan memberikannya pengobatan"

Jin memberikan informasi mengenai kalung jimat yang dilihatnya sangat penting bagi sinb. Ia berharap kalung itu bisa membantu proses penyembuhannya.

"Memori dia yang terkunci adalah kunci dari kebenaran. Aku hanya bisa bertaruh dengan itu. Jika perkiraanku benar, mungkin aku sudah tahu apa yang disembunyikan daniel. Sekarang aku hanya perlu potongan puzzle terakhir dari sinb. Dr. Chen tolong lakukan apapun untuk memulihkan ingatannya," pinta jin.

Dr. Cheng mengangguk.









Hari Persidangan Pertama. Sebelum memasuki ruang persidangan jin bertemu dengan Jaksa Tao diluar. Mereka saling berjabat tangan dan memuji kehebatan satu sama lain.

Jin menghubungi Dr. Chen. Dr. Chen mengabarkan belum ada perkembangan dari sinb. Tanpa saksi kunci, artinya jin harus berjuang keras membela daniel hanya dengan bukti-bukti yang dimilikinya.

sowon menghampiri jin untuk memberinya semangat. jin kembali menunjukkan sikap dinginnya. Sowon tak peduli.

"Gomawo kau sudah mau membantunya"

"Aku melakukan ini hanya demi minguk"



Persidangan dimulai. Semua orang memasuki ruang sidang. Jaksa Tao memandangi jin dengan kepercayaan diri penuh. Daniel digiring memasuki ruang sidang. Bibi momo menatap putranya dengan miris.

Hakim mempersilahkan Jaksa Tao membacakan dakwaanya.

"Tanggal 18 Januari tersangka daniel untuk membalas dendam pada korban jongkook menusukkan benda tajam ke leher jongkook yang menyebabkan pembuluh darahnya pecah dan membuatnya koma. Niat daniel membunuh sangat jelas. Berdasarkan hukum Nomor 271, kami ingin mendakwanya dengan tuduhan pembunuhan. Sebelum tersangka ditangkap, dia mencoba melarikan diri. Jadi aku minta tersangka dikenakan hukuman yang lebih berat."Lalu Jaksa tao menunjukkan daftar bukti-bukti kejahatan daniel.

"Apa anda mengaku bersalah" tanya hakim pada daniel

Daniel terdiam. Ia menoleh pada ibunya. Bibi momo menggelengkan kepala memohon agar daniel tak mengakuinya.

"Aku mengaku salah," ucap daniel lirih. Bibi momo menatapnya tak percaya.

Hakim meminta jin mengajukan pembelaan atas dakwaan Jaksa Tao. Jin berdiri.

"Meskipun klien-ku mengakui kejahatannya. Tidak ada sidik jari yang ditemukan di dalam barang bukti. Dengan demikian, itu tak dapat membuktikan bahwa terdakwa adalah orang yang melukai korban. Aku berpendapat tak ada bukti yang kompeten dalam kasus ini. Klien-ku hanya melakukan pertahanan diri." sangkal jin.

"Berdasarkan hukum Nomor 23, aku minta pengurangan atau membebaskannya dari tuduhan."

Persidangan terus bergulir. Jaksa Tao memunculkan saksi pertama, taeyang. Jaksa Tao memberikan beberapa pertanyaan pada taeyang.

Ia membenarkan bahwa daniel mencoba membunuh jongkook dengan motif balas dendam. Dari jawaban saksi, Jaksa Tao menyimpulkan daniel melakukan pembunuhan terencana.

Hyun bin langsung melayangkan protesnya. Hakim memukul palu. hyun bin langsung bungkam.

Jin mencoba mematahkan kesaksian taeyang.

" Malam itu daniel datang dengan membawa uang 1m untuk membebaskan sinb. Anak buah jongkook melakukan pengecekan tubuh dan tak menemukan senjata pada daniel."

Dengan ragu taeyang membenarkan penyataan jin.

"Setelah mendapatkan uang, tenyata jongkook berbuat curang dengan menolak membebaskan sinb. Bahkan jongkook menggunakan sinb untuk mengancam daniel."

taeyang mulai panik. Mulanya ia mengelak, tapi setelah mendapat teguran Hakim, ia langsung mengakuinya.

Jin tersenyum. Ia segera mematahkan tuduhan Jaksa Tao.

"Daniel datang kesana tanpa senjata dan bertujuan untuk membebaskan sinb. Apa yang terjadi dengan jongkook adalah sesuatu yang tak disengaja"

Jaksa Tao langsung mengajukan keberatan.
"Satu minggu sebelumnya daniel sudah mendatangi jongkook. Daniel sudah menaruh dendam karena tangannya dilukai oleh jongkook. Daniel tak membawa senjata, tapi ia bisa melukai jongkook dengan candleholder. Jelas ini adalah pembunuhan terencana"

Di kursinya jin mencoba menahan diri.








TBC
BEBERAPA PART LAGI END😯

LOVE PAIN (Sowon X Jin) Sowjin *END*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang