Hembusan angin yang menerbangkan helaian rambutnya, udara yang semakin dingin, membuat gadis bersurai pink itu memeluk tubuhnya tanpa menghentikan langkah kakinya. Terus berjalan menyusuri keramaian kota, ia hanya menatap kedepan entah apa yang sedang ia pikirkan.
Walau dinginnya malam mulai ia rasakan dapat dilihat dari ia yang memeluk tubuhnya erat. Namun ia hanya menghiraukan semuanya membuat dinginnya udara merasuki tubuhnya. Terus berjalan dalam diam hingga langkahnya terhenti saat telah menginjakkan kakinya dipinggir jembatan yang digunakan untuk menghubungkan antara kota sebelah. Ia menatap air yang mengalir membelah antar kedua kota itu.
Ia harus bersyukur karena disana sangat Indah, walaupun disana diiringi dengan bisingnya para pengendara yang berlalu lalang.
"Ada apa denganku? " lirih gadis bernama sakura itu saat setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya kemudian menghapusnya dengan cepat.
Menggelengkan kepalanya sambil menghembuskan nafasnya dalam-dalam mencoba apakah hal tersebut Bukkh.melupakan kejadian tadi. Namun sakit yang ia rasakan sudah menjalar kemana-mana membuat air matanya tak dapat berhenti mengalir.
"Heii... Dimana sakura haruno yang ceria? Pasti itu hanyalah kesalahpahaman ayolah sakura berfikir positif! Yoss.. Semangat! Hiks " teriak sakura berusaha menyemangati dirinya sendiri namun tak membuat sakit hatinya mereda malah semakin sakit.
"Hiks... Ken.. Kenapa air mataku tak mau berhenti? Hiks... Sungguh ini menyakitkan.. Hiks" isak sakura tak ada lagi rasa semangat dalam dirinya. Ia terus mengahapus air mata yang keluar namun tetap saja air itu keluar. Hatinya sekarang seakan dicengkram keras mengingat kejadian tadi.
Yang ia pikirkan hanyalah kejadian dimana sasuke sedang bermesraan dengan hinata. Bagaikan kaset yang terus berputar dalam pikirannya hingga membuat tangisnya semakin deras bahkan ia sudah merosot kebawah. Dengan posisi berjongkok dengan tangan kanannya yang meremas dadanya serta satu tangannya lagi memegang tiang jembatan didepannya dengan erat.
"Huwaaa... Hiks... Hiks... Kenapa sesakit ini hiks.. Kenapa sensei tega padaku.. Hiks... Hiks.. " tangis sakura pecah, bahkan orang-orang yang mendengar tangisan yang memilukan itu seakan ikut merasakan sakit yang ia rasakan.
Sakura terus menangis, menangis mencoba meluapkan rasa sakit yang ia rasakan.
"Hiks.. A.. Apa.. Yang.. Hiks..harus Kulakukan?.. Hiks.. Hiks. Huwaa" sudah hampir satu jam sakura menangis namun tak mengurangi rasa sakit yang ia rasakan.
TAP
Sakura membeku, membulatkan kedua matanya saat merasakan sebuah jaket yang membungkus punggungnya. Ia hanya terus diam saat tubuhnya ditarik untuk berdiri kemudian merasakan tubuhnya dibalikkan menghadap kearah sang pelaku itu.
"Yang harus kau lakukan adalah berhenti menangis" setelah mendengar perkataan tersebut sakura merasakan air matanya dihapus oleh pemilik suara yang diyakini berjenis kelamin laki-laki tersebut. Namun sakura tak berniat untuk melihat wajah pemuda itu ia tak mau dilihat dengan keadaan seperti sekarang ini, ia hanya tetap menunduk menatap air matanya yang berjatuhan kebawah.
"Heii... Apa semenarik itu tanah untuk dipandang? Aku ada didepanmu bukan dibawah! "
Mendengar hal tersebut sakura tak membuat sakura mengangkat wajahnya hingga akhirnya tangan tegas itu yang mengangkat wajah sakura kemudian menyuruhnya untuk menatapnya yang sedang tersenyum lembut kearahnya sambil menghapus air mata yang terus berjatuhan membasahi pipinya.
"Gaara... " lirih sakura menatap tak percaya pemuda lebih tepatnya teman sekolahnya dahulu, apa yang sedang dilakukan pemuda itu disini? Pertanyaan tepat yang ada dalam kepala sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
love you sensei..!!(complete)✔
Fanfictionbagaimana cara sakura agar dapat meluluhkan hati seorang uchiha sasuke guru privatnya yang cuek dan dingin