BAB 3 - Kebakaran!

2.9K 145 1
                                    


Gue, Candra, kak Ratu, dan kak Jaya sampai di lokasi setelah rombongan sampai lebih dulu setengah jam yang lalu.

Selama perjalanan, gue sama Candra cuma diem aja sih, nggak ada juga topik obrolannya. Kalaupun gue diajak ngobrol sama dia, gue males ngerespon, masih sebel sama perkataan dia tadi.

"Kak, anak kwarcab kita disebelah mana nih?" tanya gue pada kak Ratu seraya berjalan memasuki lokasi bumi perkemahan bersama dengan kak Ratu, kak Jaya, dan Candra.

"Tempat tenda kita ada di rw 5." jelas Kak Ratu.

"Kalian jalan duluan aja kesana, aku sama kak Ratu mau urus registrasi dulu." suruh kak Jaya ke gue sama Candra.

"Tapi nanti kak Ratu sama kak Jaya cepet nyusul kesana ya." jawab Candra. Lalu ia berjalan mendahului gue menuju lokasi tenda.

"Woi Can, tungguin dong." teriak gue pada Candra, sambil berjalan lebih cepat agar bisa mensejajari langkahnya.

Masa gue ditinggalin sama dia, nggak level juga kan ya orang cantik kayak gue jalan sendirian ke lokasi tenda diliatin peserta yang lain, entar mereka ngatain gue jomblo gara-gara gue jalan sendirian.

Candra menghentikan langkahnya sejenak. Lalu menoleh ke gue tanpa ekspresi.

"Kenapa lo panggil gue Can? Panggil gue pakek nama panggilan yang lengkap, paham?" ketusnya tanpa ekspresi

"Gue nggak suka kalo dipanggil Can." lanjutnya, lalu dia berjalan mendahului gue lagi.

Ide jahil muncul diotak gue.

"Cacan... tungguin gue dong." teriak gue manja lalu segera menyusul Candra.

Nampak ekspresi kesal diwajahnya. Hahaha, ekspresinya lucu banget.

Kita jalan beriringan menuju lokasi tenda, melewati beberapa rombongan kwarcab lain yang tampak sibuk mendirikan tenda ditempat yang sudah ditentukan panitia.

Suasana di bumi perkemahan ini sejuk dan dingin banget karena lokasinya yang cukup dekat dengan puncak. Tanah lapang yang gue injek sekarang bahkan masih tersisa embunnya walaupun sekarang sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB.

Gue dan Candra jalan berpisah arah saat melihat arah panah tenda putri dan putra yang dipaku di batang pohon yang cukup besar.

Lokasi tenda putri rombongan kwarcab gue ternyata tepat disebelah kanan pohon besar tadi, dan disebelah kiri pohon besar itu ternyata lokasi tenda rombongan kwarcab putra gue.

Saat ini, seluruh peserta perkemahan ini sedang disibukkan mendirikan tenda yang tiap rw tenda dibantu oleh panitia berpakaian baju tentara yang sepertinya memang TNI.

"Key, kan lo sangat bertenaga dan cukup berotot nih ya, lo bantu bikin selokan keliling tenda aja gimana?" tanya Dewi dengan puppy eyes-nya ke gue.

"Mau ya Key? Lo tau sendiri kan kalo anak-anak nggak bisa bikin selokan pinggir tenda?" rayunya ke gue tetap dengan puppy eyesnya.

"Iyadeh, cuma tenda ini aja kan?" Gue dengan sedikit dongkol meng-iya-kan permintaan Dewi. Yaudah sih ya, lagian gue juga daritadi cuma bantuin temen-temen nyiapin pelengkapan bikin tenda doang.

"Iye bentar ya gue ambilin alatnya dulu." jawab Dewi lalu pergi entah kemana untuk mengambil alat yang disebutnya tadi.

Di tenda putri rw 5 ini ada 3 tenda, setiap tendanya di isi 6 orang, tendanya cukup besar, jadi kalo pas tidur nggak perlu sempit-sempitan. Kalo disebrang kiri sana, ada tenda putra rw 5, tenda rombongan putra kwarcab gue, disana ada 4 tenda, jumlah anggota cowok perwakilan dari kwarcab gue memang lebih banyak dari anggota cewek.

Bukan Cinta Sepatok TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang