BRAKKK!!
"Aduh! Kak Reza nggak berdiri dibelakang saya bisa nggak sih? Kejedot kan aku jadinya." omel gue saat menyadari kalo yang gue tabrak barusan itu kak Reza sambil mengusap-usap kasar dahi gue. Bagus ya, sampe sekarang gue udah 2x nabrak dia.
"Gue mau ngomong sama lo." katanya sambil narik tangan gue ngejauh dari Yeyen, Tika, Dewi dan Cacan.
"Kak, kalo mau ngomong ya ngomong aja, nggak usah pakek narik-narik tangan pacar saya dong." cegah Cacan sambil melepaskan genggaman tangan kak Reza di lengan gue.
Ini kak Reza mau ngomongin soal apa sih? Apa jangan-jangan ngomongin soal tadi. Nggak! Gue nggak mau bahas itu lagi, ngurusin idup gue sendiri aja gue belom bener, eh ini malah gue ditarik ke masalah dia.
"Kakak apaan sih, ada pacar saya nih disini, jangan asal tarik-tarik tangan saya." kata gue kesel. Oke, gue tau apa yang gue omongin tadi pasti bikin Cacan salah paham, padahal kan niat gue cuma buat ngehindar dari kak Reza.
"Iya nih kak Reza. Keyla itu pacar saya, jadi kak Reza harus izin ke saya dulu kalo mau ngomong berdua tentang urusan pribadi sama Keyla." kata Cacan sambil membusungkan dada dengan bangga. Tuh kan, nih anak kepedean.
Kak Reza menghela nafas kasar, "Gue cuma mau ngomong soal kejadian tadi." jelasnya.
"Dan ini nggak ada sangkut pautnya sama lo." lanjutnya sambil menatap Cacan kesal.
"Eh kakak jangan ngegas dong!" Cacan mulai emosi pemirsa.
Yeyen, Tika, dan Dewi tampak kebingunggan. "Ini masih pagi jangan pada tubir dong!" seru Yeyen.
"Key, lo ikut kak Reza apa salahnya sih, siapa tau yang dia mau omongin ke elo itu penting." sahut Tika.
"Candra juga jangan gitu ya sama kak Reza." kata Dewi pelan sambil mendekat ke Cacan.
Ya gue tau kalo yang diomongin kak Reza itu penting, tapi gue sekarang lagi nggak mood buat ngobrol sama dia.
"Ayo ikut gue." kata kak Reza sambil narik lengan gue dan berjalan menjauh dari mereka berempat. Gue sebenernya pengen nolak, tapi ya percuma juga, entar juga pasti dipaksa sama dia lagi:)
Kita berdua -cie berdua:)- berhenti di depan pohon besar yang gue nggak tau itu pohon apa. Kak Reza ngelepas genggaman tangan dia dari lengan gue, "Gue mau ngomong sama lo." katanya.
"Kakak dari tadi bilang mau ngomong tapi nggak ngomong-ngomong. Gimana sih." kesal gue.
"Gue sama Rat-"
"Aku udah tau." sela gue cepet.
"Lo?" tanyanya sambil menatap gue nggak percaya.
"Iya, aku udah tau semuanya dari semalem. Kak Reza selingkuh sama kak Ratu, dan semalem... kalian putus."
Kak Reza bener-bener nggak percaya sama yang gue omongin. "Ternyata cewek pada suka nguping ya." tuduhnya.
"Jangan bawa-bawa spesies saya kak."
Kak Reza menghela nafas kasar -lagi- "Gue mau jelasin ke lo."
"Kenapa kakak harus jelasin ke saya?" gue bener-bener nggak ngerti kenapa dia pengen jelasin ke gue soal hubungan dia dengan kak Ratu. Padahal dari lubuk hati gue yang paling dalam gue juga nggak pengen tahu.
"Karna lo yang bikin gue putus sama dia." lirihnya pelan.
Gu-gue yang bikin mereka putus? Sejak kapan gue jadi pho dihubungan mereka?
"Kok jadi saya sih kak?" tanya gue bingung dengan nada polos.
"Lo inget gue nggak sih?" tanyanya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Sepatok Tenda
Romance"Key." panggil Cacan. "Hm?" gue noleh ke dia. "Cinta kita jangan cuma sebates patok tenda ya?" "Hah?" gue ga paham sama maksud dia. Atau mungkin dia kebawa perasaan gara-gara dengerin lagu cinta sebatas patok tenda? "Gue nggak mau kalo kita sampe pu...