BAB 12 - Cinta Simpul Mati

2.2K 138 2
                                    

"Jelas, bokap lo aja pergi ninggalin lo dan nyokap lo buat selingkuh sama sohib nyokap gue!"

PLAKK!

Gue nggak tahu setan mana yang ngerasukin gue sekarang, ya, dengan emosi gue tampar kak Ratu sampe bibir dia berdarah.

Gue juga nggak tau apa maksud kak Ratu ngumbar aib gue.

Kak Ratu tampak meringis setelah gue tampar, dan gue juga ngerasain tangan gue memanas sekarang, gue nggak tau kalo tenaga gue sekuat itu.

Jangan tanya gimana reaksi penonton adu tubir -dan fisik- ini, mereka semua melongo ngelihat aksi gue nampar kak Ratu.

"Keyla!" bang Eza dan Cacan datang.

Bang Eza nahan tangan gue dan Cacan menahan tangan kak Ratu yang hendak tampar gue balik.

"Kurang ajar ya, lo!" kak Ratu menepis tangan Candra dan menghampiri gue lagi dan bersiap nampar gue. Gue refleks menutup mata dan menundukkan kepala.

Tapi-

Bang Eza yang awalnya dibelakang gue lagi nahan gue, tiba-tiba ada didepan gue, dan berujung kak Ratu nampar bang Eza.

Gue bisa denger gimana suara tamparan itu, keras.

Dan pipi bang Eza merah seketika.

Kak Ratu tercenggang dengan apa yang dia lakukan sendiri.

Dan kemudian..

"Apa-apaan kalian ini!" kak Anas datang dengan suara bentakkannya, dan kemudian disusul kak Lutfi dan kak Rafi.

Adu tubir -dan fisik- itu membuat gue, kak Ratu dengan kompresan dipipinya, bang Eza, dan Candra duduk dengan tegang diruang panitia sekarang.

Kak Lutfi, kak Rafi, dan kak Anas sekarang juga tengah duduk satu meja bersama dengan kita.

Semuanya masih diam,

"Ekhem!" suara deheman kak Anas memecah keheningan.

"Siapa yang mau ngaku salah duluan sekarang?" tanyanya datar.

Gue masih bungkam mulut, gue nggak ngerasa salah.

"Sekali lagi saya tanya siapa duluan yang mau ngaku salah? Kalau tidak, saya akan segera mengurus masalah ini ke-"
"Saya ngaku salah kak." perkataan kak Anas terhenti karena selaan bersamaan dari bang Eza dan Cacan.

Gue menoleh ke bang Eza yang ada disamping kanan gue dengan mengernyitkan dahi.

Brak!

Gebrakkan meja level TNI AD oleh kak Anas ngebuat gue kaget setengah mati.

"Saya nggak suka main-main!" bentak kak Anas.

"Saya yang salah kak." kata bang Eza dan Cacan barengan lagi.

Mereka berdua ini jodoh apa gimana sih?

Bikin orang kesel aja, ngomong gini aja harus barengan gitu?

Gue berdiri, ngebuat semua mata tertuju pada gue, "Sebenernya saya yang salah kak. Kak Reza sama Candra cuma bantu ngelerai saya sama kak Ratu."

"Ratu, kamu nggak sekalian juga ngaku salah?" tanya kak Rafi sinis.

"Sudah-sudah! Kalian ini kenapa jadi kayak anak kecil semua. Sudah, saya bodo amat siapa yang salah. Ini peringatan pertama untuk kalian, terutama Keyla dan Ratu." jelas kak Anas dengan kesal sambil mengusap kasar wajahnya.

"dan kamu Reza, kamu ini panitia disini, kenapa kamu ikut-ikutan ngebuat masalah?" lanjutnya.

"Saya minta maaf kak." kata bang Eza lemas.

Bukan Cinta Sepatok TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang