Bab 57 - Bucin

2.4K 172 59
                                    

"BANGSAT!"

Ga tau darimana Cacan dateng terus tiba-tiba dia narik baju Fahmi dari belakang dan dia nonjokin Fahmi. Fahmi sampe jatoh dan Cacan tetep lanjutin nonjok Fahmi dengan menindih Fahmi.

Gue gemeteran. Antara takut, bingung.

Gue masih berdiri dengan gobloknya. Fahmi ga ngelawan bogeman Cacan.

"Can..." kata gue takut.

Cacan berhenti. Tangannya masih mencengkram kerah kemeja Fahmi. Cacan berkali-kali ngehembusin nafas kasar.

"Can.. aku-" perkataan gue terhenti melihat Cacan berdiri dan jalan masuk. Gue lari ngikutin dia. Masuk ke dapur lalu melewati ruang tengah dan ada temen-temen disana yang ngelihat kita bingung.

"Can, dengerin dulu.." gue nahan lengan dia waktu dia udah mau buka pintu ruang tamu.

"Apa?" tanya Cacan balik badan.

"Gak kayak gitu.." kata gue takut. Gue nangis.

"Terus apa? Dasar lo perek, lonte!" Cacan ngebentak gue, tangan gue yang nahan Cacan melemah. Gue menggeleng.

"Engga, ga gitu Candra.." jelas gue terisak. Cacan ngehempas tangan gue, dia nendang sofa dan kemudian keluar dengan menutup pintu kasar.

Gue duduk memeluk lutut sambil nangis.

"Keyla lo kenapa?"

"Key, ada apa? Kok Candra gitu?"

"Kalian berantem?"

Ika, Nana, sama Dian nyamperin gue. Mereka meluk gue.

"Masuk kamar aja yuk?" Mereka ngebantu gue jalan masuk kamar yang masih nangis sesenggukan.

Cacan salah paham. Gue ga mau keadaan kita jadi kayak gini. Gue tau gue salah. Makanya gue diem aja waktu Cacan ngatain gue.

"Gue bikinin teh anget mau?"

***

Udah hampir 3 jam gue nungguin Cacan di depan pagar Villa. Udah jam 11 malem tapi Cacan belum balik. Dia kemana? Gue udah berkali-kali telpon dia tapi hapenya mati.

"Masuk kali Key. Ga dingin apa di luar?" Aldi duduk di teras sambil nyebat.

"Tenang aja. Dia mana berani pergi jauh dari Villa. Palingan juga ke angkringan." kata Aldi lagi.

Gue jalan ke teras lalu duduk di sebelah Aldi.

"Lo udah kerja ya?" tanya Aldi.

"Hah?"

"Katanya Candra tadi lo lonte kan?" Gue mendelik. Enteng banget dia ngomong. Tapi yang Candra katain ke gue tadi ga gue ambil pusing sih.

Aldi ketawa. "Ampun bos. Lagian kenapa dia gitu? Kesambet setan sini?"

"Bacot lo."

"Enak, Key?" gue bingung. Perasaan gue ga lagi nyicip makanan atau minuman.

"Apanya?"

"Ciuman sama sahabat sendiri." ledek Aldi. Kayaknya Fahmi udah cerita soal ini ke temen-temen.

"Sialan." gue ketawa pelan.

"Gue ngerasa santai aja soal itu. Ya soalnya kan gue ga bisa bales perasaan dia. Seenggaknya cuma itu yang bisa gue lakuin. Salah ga sih?" Ucap gue menerawang kejadian tadi.

Aldi mengendikan bahu. "Percuma curhat sama lo." kesel gue.

"Gue penasaran." kata Aldi.

"Apa?"

Bukan Cinta Sepatok TendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang