Sementara ditempat lain, Rissa dan Karin duduk dibangku taman belakang yang biasa mereka kunjungi sesudah pelajaran Fisika berakhir untuk mendinginkan otak mereka, karena you know lah. Pelajaran fisika lebih rumit ketimbang matematika. Apalagi tentang materi trigonometri, sin, cos, dan apalah itu. Tapi tenang, otak Rissa masih sanggup menangkap semua pelajaran itu. Karena memang ia terlahir dengan otak yang cukup encer. Tetapi, tetap saja juara akademis disekolahnya tetap menjadi Lukas seorang. Iya, Lukas mempunya IQ sebesar 150. Wow! Amazing!
Melihat ikan kecil warna warni didekat kolam bisa menghilangkan sedikit rasa penat dikepala Rissa karena pelajaran fisika tadi.
Hening berpendar menyelimuti keduanya. Hanya terdengar suara kicauan burung dan gemericik air mancur yang terdapat dibibir kolam ikan tersebut. Sampai Karin, gadis itu mempunyai pertanyaan pada Rissa yang secara tiba-tiba muncul dibenaknya.
Seperti saat ini Karin membuyarkan pikiran Rissa gara-gara insiden tadi saat dikantin dengan cowok tengik.
"Sa,"panggil Karin lembut.
"iya kenapa rin?" jawab Rissa.
"kok lo berani banget sih sama Kak Lukas?" dengan nada yang tenang. Pandangannya pun masih terfokus pada ikan kecil didalam kolam.
"maksud lo? Lukas? Siapa? Gue gak tau rin". Jawab Rissa seraya bingung dengan pertanyaan Karin sahabatnya ini.
Siapa Lukas?
"itu maksud gue, Kak Lukas yang lo bentak di kantin tadi itu Sa". Kata Karin masih dengan yang santai.
Ah iya! Kini Rissa ingat setelah gadis disebelahnya membahas topik dikantin tadi. Ia juga teringat pada smartphonenya yang bernasib sungguh malang itu. Dan yang paling parah, ponselnya edisi platinum. Oh god!
"oh! Cowok tengik sialan itu. Kenapa gue harus takut sama makhluk rese gitu?! Bayangin ya Rin dia udah hancurin ponsel edisi platinum gue" ucapnya dengan nada kesal.
"gak ada yang berani ngebentak Kak Lukas kayak gitu, apa lagi cewek dan kali ini gue temukan, yaitu lo" Kata karin seraya menunjuk dada Rissa.
"emang kenapa? Apa semua pada takut sama makhluk rese kek gitu rin?. Makhluk kek gitu tu harus dibasmi. Biar gak seenaknya aja rin! Biar dia juga tau arti tanggung jawab itu apa Rin" Tukas Rissa.
"lo tau gak? Dia itu anak dari pemilik sekolahan ini Sa, plus most wanted disekolah kita yang ditakuti seluruh murid disini" tukas Karin memberi tahu Rissa.
"oh jadi karena dia mentang-mentang anak pemilik sekolahan ini, dia jadi sok-sok an gitu?" Jawab Rissa sedikit meninggikan suaranya, ia sudah terbawa suasana saat mengingat insiden dikantin "kita itu sama-sama manusia, punya hak asasi manusia masing-masing. Jangan hidup kayak dihutan seenaknya aja" sambung Rissa tegas.
"iya juga sih Sa, tapi udah lah lupain aja, jangan cari gara-gara lagi sama Kak Lukas Sa, nantik bisa berabe urusannya". Ujar Karin "gue setuju banget sama prinsip lo, tapi tetep aja pada nggak ada yang berani ngelawan Kak Lukas" sambungnya.
"gue gak takut sama tuh bocah tengik, ingusan. Benci banget gue ama tuh bocah. Ya setidaknya selagi gue bener gue nggak bakal takut ama dia. Sekalipun gue dipindah dari sekolah ini gue bakal lawan dia" tukas Rissa jengkel. "tapi ya gue tetep terima kasih ama bocah tengik itu sih, karena udah mau gantiin ponsel gue" sambungnya lirih dengan merubah nada bicaranya sedikit melembut.
Dan dengan kalimat itu, Rissa tidak main-main dengan ucapannya. Mungkin ini saatnya membasmi orang sombong seperti Lukas.
Dari kejauhan tampak seorang Lukas dan kawan-kawan berjalan menghampiri Rissa dan Karin. Karin pun terkejut atas kedatangan Lukas tiba-tiba. Kak Lukas dengerin omongannya Rissa gak ya? Aduh kalo sampek denger bisa gawat nih!. Batin Karin.
![](https://img.wattpad.com/cover/137723543-288-k943891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Teen Fiction#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...