Hari ini adalah hari pertama Rissa sekolah, setelah dari perkemahan dipuncak. Rissa kini, sudah siap memakai seragam abu-abunya. Ia berjalan menuruni tangga untuk menyusul Lukas yang sedang sarapan dimeja makan.
Rissa duduk disamping Lukas. "Morning beautiful" ucap Lukas dengan mengecup pipi kiri Rissa.
"too" jawab Rissa dengan tersenyum lebar. Ia mengambil roti dan diolesi selai cokelat.Saat akan memasukan roti kedalam mulutnya, tiba tiba perut Rissa mual. Sontak ia berlari ke kamar mandi didekat dapur. Lukas panik. Ia langsung membututi Rissa. Ia memijit tengkuk Rissa.
"kamu gak usah sekolah ya" ucapnya khawatir. Rissa menghadap Lukas.
"iyadeh. Tapi ada satu syaratnya ya kak?" ucap Rissa. Lukas bingung. Biasanya Rissa akan menolak jika ia tidak diperbolehkan sekolah oleh Lukas. Namun, ini Rissa malah semangat tak bersekolah, minta satu syarat pula. "apa emang?" tanya Lukas.
Rissa tampak berpikir. "em aku pengen-" ucapannya terpotong karena Rissa kini kembali mual. Ia mencuci mukanya diwastafel. "kamu sakit?" ucap Lukas dengam menyentuh kening Rissa dengan punggung tangannya. Rissa menggeleng.
"kak aku pengen soto babat deh tapi dikasih pentol, diatas pentol ada ayamnya diatas ayam ada bebek gorengnya dan disampingnya lagi ada telurnya kaj" ucap Rissa merengek seperti bayi. Lukas tercengang mendengar permintaan Rissa. Ia bingung. Kok kamu jadi aneh gini sih Sa? Bahkan ini masih pagi. Dan dimana ada yang menjual makanan seperti itu?. Batin Lukas.
"kak, kakak dengerin aku kan?" ucap Rissa dengan bergelayut manja dilengan Lukas. Lukas menoleh pada Rissa. Lukas hanya menggangguk. "yaudah kalo gitu kita cari sekarang ya" ucapnya.
Kini ia menggandeng tangan Rissa menuju mobilnya. Tak lupa Rissa mengganti baju seragamnya dengan pakaian biasa. Alhasil Lukas juga bolos bekerja demi istri tercintanya.
Kini mereka sedang berada didalam mobil. Rissa bernyanyi dengan didalam mobil walaupun suaranya fales.
Lukas terkikik geli melihat Rissa bernyanyi dengan suara fales. "tumben kamu nyanyi?" tanya Lukas. Namun, Rissa hanya menoleh Pada Lukas dan berlanjut menyanyikan lagu kesukaannya. Lukas hanya geleng-geleng kepala. Kamu aneh deh Sa. Batin Lukas.
Saat mereka berhenti dilampu merah Rissa berhenti bernyanyi dan menoleh kearah Lukas. "em kak kayaknya aku udah gak pengen makanan yang tadi deh" ucap Rissa. Lukas menoleh mengernyit bingung. "aku kok jadi pengen makan sate ayam aja deh terus dimakan dikantor kakak aja" ucap Rissa.
Lukas menghela nafas panjang. "ya udah kita cari satenya sekarang" ucap Lukas. Saat lampu merah berganti hijau. Lukas memacu kendaraanya dengan kecepatan normal. Ia memandang bangunan dipinggir jalan. Ia melihat ada tulisan 'SATE AYAM KEDIRI'. Sontak Lukas menepikan mobilnya menuju warung sate tersebut.
Mereka turun dari mobil. Rissa dengan sumringah masuk kedalam warung itu dan mencari tempat duduk. Ia mengabaikan Lukas yang berjalan dibelakangnya.
"bang sate ayamnya satu porsi dibungkus ya" ucap Lukas. Abang penjual sate hanya menggangguk dan pergi membuatkan pesanan Lukas.
Setelah menunggu lama akhirnya satenya sudah selesei. Lukas dan Rissa bergegas masuk kemobil dan menuju kekantor Lukas untuk menuruti perintah Rissa.
Saat sudah diparkiran VIP. Lukas dan Rissa turun menuju kantornya.
Lukas menggandeng tangan Rissa. Seluruh pasang mata dilobi menatap Rissa dan Lukas kagum. Seolah olah mereka adalah pasangan paling sempurna.Saat akan berjalan menuju lift, Rissa berhenti berjalan. Sontak Lukas menoleh kearah Rissa. Ia mengernyit bingung. "kak ruangan kakak ada dilantai berapa?" tanya Rissa.
"lantai paling atas, lantai 40" jawab Lukas.
"em kak aku boleh minta sesuatu gak?" ucapnya memelas.
"apapun itu, kakak bakal turutin buat kamu"
Rissa pun sumringah bak anak kecil yang mendapatkan balon. "aku mau naik ke lantai 40 tapi gak pake lift, pake tangga ya" ucapnya dengan manja.
"ha kamu yakin? Kamu gak capek emang?" ucap Lukas.
"kenapa harus capek kalo kakak kuat gendong aku?" ucapnya tanpa berpikir.
Lukas terbelalak. Bagaimana mungkin ia menggendong Rissa hingga lantai 40. "yaudah deh, sekuatnya kakak aja gendong aku sampek lantai berapa deh" ucap Rissa dengan mencebikkan bibirnya.
Lukas pun berjongkok dihadapan Rissa. Rissa pun naik kepunggung Lukas. Ia mulai menaikki tangga.
Sekitar setengah jam kemudian, keringat sudah bercucuran didahi Lukas. Nafasnya terengah engah. Kini pinggulnya merasakan sakit, karena terlalu lama menggendong. Kini ia sudah sampai lantai 10. Para bawahan Lukas yang sedang bekerja menatap bingung. Seorang CEO utama telah menggendong istrinya menaikki tangga.
Rissa yang merasa kasihan ia menyuruh Lukas menaikki lift saja. "em kakak capek ya?" ucapnya polos.
Bunuh kakak sekarang juga Sa. Batin Lukas. Kamu jadi aneh gini sih Sa? . Sambungnya.
"kita naik lift aja deh, kasian kakak. Masak baru lantai 10 aja sudah tepar. Kayak banci aja gak kuat" ucap Rissa dengan turun dari gendongan Lukas.
Golok mana ya golok?. Batin Lukas.
Lukas memilih diam tidak menjawab pertanyaan Rissa.
"ih kakak ini saking capeknya ya? Gak mau jawab pertanyaan aku? Dasar banci kaleng" ucap Rissa kesal karena merasa diabaikan oleh Lukas.
Untung sayang Sa. Kalo enggak udah gue tendang kamu. Ucapnya dalam hati.
Lukas mendengus. Ia mengacak rambut Rissa gemas dan berjalan menaiki lift. Ia memencet tombol 40.
Tak lama bel berdenting. Mereka keluar dari lift dan menuju ruangan Lukas. Rissa langsung duduk disofa berwarna putih. Ia langsung membuka sate ayam yang dibelinya tadi. Ia segera melahapnya tanpa menawari Lukas. Lukas terkikik geli melihat aksi Rissa.
"kalo makan pelan-pelan. Gak ada yang minta sate ayam kamu" jawab Lukas. Ia segera berjalan menuju meja kerjanya. Ia sedang berkutat pada laptop dan berkas berkas penting.
Saat sudah memakan satu porsi sate tanpa tersisa sedikitpun sambalnya, Rissa merasakan kantuk menyerangnya. Tak lama ia tak bisa menahan rasa kantuk dan ia pun tertidur.
Lukas melirik Rissa. Ia tercengang melihat Rissa tertidur. Ia berjalan kearah Rissa."baru aja ditinggal sebentar udah ngorok, habis lagi satenya. Kalo kayak gini mah piringnya gak usah dicuci. Udah bersih gini kok" gumam Lukas lirih. Ia mendekat dan duduk disamping Rissa. Ia tak tega melihat Rissa tidur dengan posisi tidak nyaman. Perlahan ia menggendong Rissa dengan hati-hati, takut mengganggu tidur cantik Rissa. Ia membawa Rissa ke kamar VIP miliknya yang tersedia diruangannya. Kamar tersebut sangat mewah terkesan minimalis namu elegan. Ia membaringkan tubuh kecil Rissa perlahan.
Lukas berlutut disamping ranjang yang ditiduri oleh Rissa. Ia mengelus pipi Rissa lembut. "have a nice dream beautiful" ucap Lukas lembut. "hari ini kamu memang benar benar aneh sayang" sambungnya. Kemudian, ia mencium kening Rissa lama.
"kakak akan segera kembali" ucapnya dengan berdiri dan meninggalkan kamar itu. Hari ini Lukas mempunyai meeting penting dengan Kliennya dari New York. Setelah selesei meeting ia akan segera menemui Rissa dan dibawanya pulang ke apartementnya.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAA READERSSS!!!! *KISS*
![](https://img.wattpad.com/cover/137723543-288-k943891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Novela Juvenil#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...