Cahaya pagi memasuki kamar yang bernuansa hitam putih bak papan catur. Hari ini adalah hari weekend. Namun, Lukas tetap saja pergi kekantor, karena ada rapat penting dengan perusahaan Victoria Groups Amerika. Kini Lukas sudah siap dengan setelan jas mahalnya.
Rissa menggeliat dari tidurnya. Ia mengumpulkan kesadarannya. Setelah itu , ia bangkit untuk duduk. Rissa mendapati Lukas yang sudah rapi. "mau kemana kak? Ini kan hari minggu?"
"kakak mau ke kantor. Soalnya ada rapat dengan Victoria Group"
"kan hari minggu ini?"
"iya tapi kakak ada meeting dengan kolega kakak dari Amrik sayang"
Rissa hanya ber-oh-ria. Ia berjalan kekamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah itu, ia keluar dan turun untuk menyusul Lukas dimeja makan.
Baru saja duduk, Lukas sudah selesei sarapan. "eh buset cepet benget makannya? Kayak gorilla aja" cibirnya dengan mata memelotot tak percaya.
"kakak laper apa doyan?" sambungnya."oh gitu ya? Udah bisa nyibir suami sekarang ya?" ucapnya dengan menatap Rissa gemas. "dua-duanya" sambungnya lagi.
Rissa memutar bola matanya malas. Lukas beranjak dari duduknya dan mencium kening Rissa lama. "kakak berangkat dulu ya" ucapnya lembut. Sebelum berjalan, Lukas berlutut dibawah menjejarkan kepalanya dengan perut Rissa yang sedikit membuncit. Ia membuka kaus Rissa sebatas perut. " hay little Lukas dan Little Rissa. Ayah gak tau kamu cewek apa cowok, tapi ayah suka kamu hadir diantara kami. Tolong jangan nakal didalem sana. Jagain bunda juga ya. Jangan buat bunda sedih. Ayah berangkat kerja dulu ya" ucapnya lembut. Kemudian, ia mencium perut Rissa. Tangan Rissa mengelus-elus rambut Lukas lembut dengan senyuman bahagia.
Tak lama Lukas bangkit dan mencium kening Rissa sekali lagi. "kakak berangkat ya. Jaga diri baik-baik" ucapnya dengan berjalan kearah pintu utama.
Setelah itu, Rissa duduk disofa. Ia menyalakan televisi. Ia mencari saluran televisi yang menurutnya menarik. Ia memindah-mindah dengan remote. Namun, tak ada acara televisi yang menyenangkan baginya. Saat akan memindah ia menemukan saluran yang menarik baginya. Ia hanyut dalam film tersebut.
****
Ditempat lain, Rachel sedang duduk disebuah kafe dengan kaca mata hitam bertengger manis dikepalanya. Ia menyesap risottonya. Kemudian, ia mengetik sesuatu diatas keyboardnya.
Rachel sudah tak tahan melihat keromantisan Rissa dan Lukas. Ia muak dengan segalanya. Ia harus pergi ke kantor Lukas untuk menjelaskan kejadian di masa lalu. Iya, ia harus menemui Lukas.
Pasti Lukas ada dikantor. Iya, gue harus ngomong sama dia. Iya, lo harus semangat Rachel. Demi cinta lo, lo gak boleh gagal Rachel. Ucapnya dalah hati.
Ia bangkit dari kursinya menuju kasir untuk membayar minumannya dan kemudian ia berjalan kemobilnya diparkir dan meleset kejalan raya kota Jakarta.Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai kekantor Lukas, karena kantor Lukas tidak terlalu jauh dengan kafe tersebut.
Ia berjalan menghampiri resepsionis. "em mbak saya bisa ketemu sama Lukasnya?" ucapnya dengan resepsionis tersebut."maaf, apakah anda sudah membuat janji terlebih dahulu?" ucapnya ramah.
"belum sih mbak, tapi ini penting banget. Bilang aja dari Rachel gitu"
"tunggu sebentar ya"
Resepsionis tersebut segera menghubungi Lukas. Dan Lukas memberi izin untuk Rachel memasuki ruangannya.
"silahkan bu, Pak Lukas nya berada dilantai 40" ucap resepsionis tersebut.
Rachel menggangguk dan berjalan menyusuri lorong untuk menuju ke lift. Ia memencet tombol angka 40 untuk menuju keruangan Lukas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Teen Fiction#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...