58

31.1K 1K 52
                                    

Lukas berjalan mondar mandir didepan ruangan UGD, tempat Rissa dirawat. Perasaannya kini antara senang sudah menemukan Rissanya dan sedih karena  Rissa sudah tersiksa karena kebodohan dan keteledorannya. Ia mengginggit bibir bawahnya dengan geram.

Ia mengingat kejadian Rachel yang hampir menusuk kekasih hatinya dengan pisau. Kalau, saja Lukas terlambat datang, pasti Rissa sudah meninggalkannya. Memikirkan kejadian itu, rahang Lukas mengeras, matanya memerah dan giginya gemerletuk. "AKKHH!" teriaknya frustasi dan meninju tembok rumah sakit sehingga tembok itu mengalami keretakan sedikit karena ulah Lukas. Punggung tangan Lukas berdarah. Namun, ia tak peduli. Tak lama kedua orang tua Rissa datang dan lari tergesa-gesa. Ibu Rissa menghampiri Lukas dan bertanya dengan wajah panik. "Lukas, gimana keadaan Rissa?" ucapnya khawatir.

"dokter belum keluar, dokter masih didalam" ucapnya pada mertuanya.

Ibu Rissa berkomat-kamit. Beliau meneteskan air matanya. Tak mau terjadi apa-apa dengan Rissa. Suaminya mendekap istrinya erat. Beliau mengelus punggung istrinya dengan lembut dan menyalurkan kenyamanan pada istrinya. "tenang ma, mama harus doakan yang terbaik untuk Rissa" ucapnya lembut. Ibunya masih terisak dalam pelukan suaminya.

Tak lama kedua orang tua Lukas  datang. "gi-gimana keadaan Rissa dan bayinya?" tanya ibu Lukas dengan nada khawatir.

"mom, Rissa masih dirawat oleh dokter didalam" ucap Lukas tanpa menoleh kearah ibunya. Ibunya memeluk dan mengelus punggung Lukas lembut, menenangkan anaknya. "kamu harus berdoa buat Rissa, agar tidak terjadi apa-apa". Ucap ibunya lembut. Lukas mengganggukkan kepalanya.

Tak seorang dokter keluar dari ruangan dengan didampingi seorang suster. Lukas yang melihat dokter tersebut langsung menghampirinya. "gimana dokter keadaan Rissa sama bayinya?" ucapnya khawatir. Kedua orang tua dab mertua Lukas sedang menunggu jawaban sang dokter dengan tegang. Dan Lukas pun tak kalah tegang.

"alhamdulillah, ibu dan bayinya tidak terjadi apa-apa. Namun, ada sedikit pendarahan tapi tidaj parah" ucap dokter itu.

Semua yang mendengar bernafas lega mendengar penuturan sang dokter. Kemudian, dokter itu berpamitan untuk melanjutkan tugasnya kembali.

Lukas memasuki ruangan Rissa. Ia melihat Rissa tertidur dengan wajah damai bak bayi. Ia menghampiri Rissa dan duduk disamping ranjang tempat Rissa tertidur. Kemudian, arah pandangnya turun ke perut Rissa yang mulai buncit. Tangan Lukas terulur menyentuh perut Rissa dan dielusnya lembut. "Hello little guy, apapun jenis kelamin kamu ayah mau bilang makasih ya sudah jagain bunda saat bunda dalam keadaan bahaya" ucap Lukas berbicara dengan calon bayinya dalam kandungan Rissa. Ia mencium perut Rissa lama. Kemudian, ia menatap wajah Rissa dan mencium kening Rissa lama. Cukup lama.

Rissa merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menyentuh keningnya. Kemudian, ia mengumpulkan kesadarannya dan meraba keningnya dalam keadaan mata masih terpejam.
Kemudian, Lukas melepas ciumannya dan menatap mata Rissa yang terbuka lebar. Lukas tersenyum lebar pada Rissa dan berkata. "I'm gonna miss you" ucapnya lembut dan mencium bibir Rissa sekilas.

Rissa tersenyum dan meneteskan air matanya. Sudah lama ia merindukan sosok yang ada dihadapannya ini. Sudah lama juga Rissa menyimpan rasa sakitnya terhadap Lukasnya. Namun, semakin ia benci pada Lukas semakin kuat pula rasa cintanya terhadap Lukas. Awalnya Rissa menatap Lukas dengan penuh amarah tetapi amarahnya tergantikan oleh kerinduan yang mendalam dihatinya. Ingin memeluk tubuhnya yang hangat dan selalu memberikan kenyamanan pada Rissa. Ingin mencium aroma ketek Lukas lagi. Sudah lama ia merindukan aroma ketek Lukas.

Rissa meraba pipi Lukas dan menatap wajah Lukas dengan tetesan air mata. "I miss you to". Ucap Rissa lirih dan tersenyum tipis. Lukas tersenyum lebar mendengar omongan Rissa. Ia rindu suara Rissa yang merdu menurutnya. " I'm miss your voice" ucap Lukas. Kini pandangan Lukas beralih pada luka sayatan garis lurus pada pipi Rissa. Lukas mengelus luka itu dengan jempolnya dengan penuh kasih sayang. Rissa meiring kesakitan saat lukanya diusap oleh Lukas karena lukanya masih belum mengering. Kemudian, Lukas mencium luka sayatan dipipi Rissa dengan sayang. Rissa memejamkan matanya. Ia merasakan sedikit sakit saat lukanya disentuh.

Rissa ingin bangkit dan duduk tetapi Lukas tak memperbolehkannya. Lukas menyuruhnya untuk berbaring saja. Tak lama terdengar suara pintu terbuka, dan menuculah kedua orang tua Rissa berlari berbondong-bondong menghampiri Rissa. Maminya langsung memeluk Rissa erat. Rissa pun gelagapan dipeluk seerat itu. "mi lepasin, aku gak bisa nafas" ucapnya susah payah. Maminya melepaskan pelukannya dab menyengir. "habisnya kamu bikin khawatir mami aja deh" ucapnya. Ayah Rissa hanya geleng-geleng kepala melihat ibu dan anaknya. "Lukas mana sayang?" ucap maminya.

Mata Rissa melirik kekanan dan kekiri mencari keberadaan suaminya namun tidak ada. Kemudian, muncul Lukas dari kamar mandi. Lukas mendongak pada Rissa. "nyariin ya? Tadi aku kekamar mandi bentar" ucap Lukas tanpa dosa. Rissa hanya mencibir Lukas.

"mi, kak Dio mana?" ucap Rissa.

"kak Dio tadi kesini tapi balik lagi kliennya dari jepang dateng katanya terus ada rapat penting jadi ya buru-buru gitu" ucap maminya. "kamu makan dulu ya, kasian cucu mami gak dikasih makan". Sambung ibunya.

Rissa melirik kearah Lukas. "aku pengen disuapin sama kak Lukas aja deh mi" ucap Rissa manja pada maminya. Ibunya hanya menggangguk.

"yaudah kalo gitu, mami mau pulang dulu ya. Nanti kalo ada apa-apa hubungi mami" ucap maminya dengan mencangklong tas dipundaknya dan melirik Lukas. "Lukas, mami titip Rissa ya" sambung maminya.

Lukas menaikkan tangannya gaya hormat. "siap mi, Lukas pasti jagain istri tersayang Lukas" ucapnya dramatis. Maminya menggangguk dan keluar dari ruangan Rissa.

Lukas mendongak dan berjalan menghampiri Rissa. Ia mengacak rambut Rissa gemas. "manja banget sih" ucapnya. Rissa hanya mencebikkan bibirnya kesal. Lukas gemas dan langsung menyambar bibir Rissa sekilas yang langsung dipelototi oleh Rissa. Lukas mengangkat tangannya membentuk huruf V tandai damai.

Kemudian , Lukas mengambil aup yang masih hangat diatas nakas. Ia menyuapi Rissa dengan telaten serta penuh kasih sayang. Setelah selesei menyuapi Lukas menaruh mangkuknya diatas nakas kembali dan mengambil segelas air putih disodorkan ke Rissa. Rissa menegaknya hingga tak tertandas. "delicious" ucapnya lirih.

"kak aku suntuk, pengen nonton tv disofa" ucap Rissa. Tanpa aba-aba Lukas menggendong Rissa dan tak lupa membawa selang insfus Rissa. Lukas mendudukan Rissa dengan perlahan disofa. Ia mengambil remote tv dan duduk disamping Rissa. Ia menarik Rissa agar duduk dipangkuan Lukas. Rissa menyandarkan kepalanya didada bidang Lukas, meringkuk seperti janin di pangkuan Lukas. Lukas mendekap Rissa erat. Ia sangat menrindukan Rissa saat Rissa pergi meninggalkannya.

Rissa fokus pada televisi didepannya. Ia melihat acara Reality Show kesukaannya. Tetapi, Lukas ia tak fokus pada tv, ia hanya pada fokus pada gadis yang duduk dipangkuannya. Ia menciumi leher Rissa gemas. Rissa menggeliat kegelian saat Lukas menciumi lehernya. "kak" pekik Rissa. Lukas hanya menjawab dengan deheman. Ia masih fokus menciumi leher Rissa. Ia merindukan ini semua dari Rissa. Sebulan lebih tak bertemu dengan Rissa, sungguh membuat Lukas benar-benar hancu dan hidupnya tak ada warna tanpa Rissa. Ia sudah terjerat dengan pesona Rissa. Ia tak akan melepaskan Risssa begitu saja. Lukas sangat mencintai Rissa.

Lukas memberhentikan gerakannya dan menatap Rissa. "kakak kangen sama kamu, sayang" ucap Lukas lembut.

"eh kak emangnya aku gak kangen sama kamu" ucap Rissa berapi-api. Lukas mengernyit bingung. "lo kok kamu jadi marah-marah gitu sama kakak?" ucap Lukas.

Rissa menggaruk kepalanya yang tak gatal dan menyengir pada Lukas. "khilaf kak" ucapnya kikuk. Lukas gemas dan menggigit hidung Rissa dengan giginya. Rissa memukul mukul punggung Rissa minta dilepaskan. Lukas malah menggigitnya makin erat. Rissa menjerit meringis kesakitan. Lukas melepaskan gigitannya dan tersenyum lebar. Rissa menatap Lukas dengan tatapan membunuh. Lukas hanya menyengir.

Kini mereka hanyut dengan canda tawa. Melepas kerinduan masing-masing. Mereka merasa bahagia.

Maaf ya updatennya lama. Maaf juga partnya pendek.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YAAA MUAH MUAH MUAH TENGKIS.

My Crazy BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang