Lukas beserta Arka dan Dhanni sedang duduk dibatang kayu besar dengan menggenggam secangkir cokelat panas masing-masing.
Dari tadi Lukas menatap tenda Rissa. Ia melihat tenda Rissa dengan resah. Ia terbiasa tidur bersama Rissa dengan dada bidangnya yang digunakan untuk bantal Rissa.
"lo kenape sih bos? Dari pada lo resah, gelisah, uring-uringan mending lo samperin aja" ucap Arka dengan menepuk pundak Lukas pelan. "lo juga kan sudah halal" sambungnya nyaris tidak bersuara. Namun, tetap saja Lukas masih bisa mendengarnya.
Lukas menatap tajam Arka." gue denger bego" ucapnya sinis.Arka hanya menyengir. "damai bro damain, gitu aja ngambek" ucap Arka dengan tersenyum lebar.
Tak lama tenda Rissa terbuka. Lukas menatapnya dengan semangat. Dan benar saja Rissa keluar dengan mengucek ngucek matanya. Lukas segera menghampiri Rissa. Ia menghiraukan Arka dan Dhanni.
"yah si bos kalo udah sama ceweknya aja kita dilupain, sakitnya tuh disini" gerutu Arka dengan memegang dadanya secara dramatis. Dhanni menoyor kepala Arka.
Didetik kemudian, Dhanni bernyanyi dengan gaya banci kaleng. " SAKITNYA TUH DISINI DIDALAM HATIKU SAKI- hmmmmffftttt" nyanyiannya tak lanjut karena mulutnya sudah dibungkam kaos kaki oleh Arka. "jangan teriak teriak bego. Ini masih pagi man" ucap Arka dan pergi meninggalkan Dhanni yang dongkol.
"ANJIRR LO" ucap Dhanni. Ia segara menyusul Arka dan membalas perbuatan Arka padanya.
Rissa menguap didepan Lukas. "ih gede banget mulut tuh ih buset" jawab Lukas. Rissa melotot pada Lukas. Ia segera mencubit pinggang Lukas. Lukas meringis kesakitan. Ia menggosok gosok bekas cubitannya dengan tangannya. "kok dicubit sih yang?" ucapnya memelas. Rissa hanya berlalu pergi.
"mau kemana?" ucapnya dengan mencekal tangan Rissa. Rissa berbalik. "mau ke jonggol" ucapnya sinis.
"seriusan" jawab Lukas. "mau diseriusin" ucap Rissa mengggoda.
"kakak gak liat apa? Aku bawa apa? Udah tau bawa handuk sama sabun masih aja tanya" ucapnya dengan nada yang naik satu oktaf. "ih gitu aja marah" ucap Lukas.
Rissa menghiraukan Lukas. Ia segera berbalik dan berjalan untuk mandi. Lukas hanya menatap punggung Rissa yang semakin menjauh. "punya istri kok galak amat kayak singa betina yang lagi cari mangsa". ucap Lukas dengan geleng-geleng kepalanya.
Semua murid SMA Garuda sudah siap berkumpul dilapangan. Mereka ssemua akan melakukan penjelajahan memasuki hutan. Kini mereka sedang mendengarkan pidato dari Pak Gun.
Rissa melihat arloji yang melingkar di tangan mulusnya, menunjukkan pukul sembilan pagi. Hari semakin panas. Rissa sudah beberapa kali mengusap peluh yang menetes didahinya.
Lukas melihat Rissa yang tampak kepanasan. Ia pun melepas topi yang ia kenakan dan dipakaikan ke kepala Rissa. Rissa mendongak menatap Lukas, ia tersenyum lebar. "thanks ya kak" ucap Rissa.
Lukas mendekatkan wajahnya, ia menunjuk-nunjukkan pipinya. Rissa tau arah pembicaraan Lukas, namun ia pura-pura tidak mengerti. " apa?" tanya Rissa.
"gak usah sok polos deh yang" ucap Lukas dengan kesal. Karena Rissa tak mau memberi kiss untuknya. Ia kembali keposisi awalnya.
Walaupun sudah memakai topi, namun tetap saja Rissa kepanasan. Lukas tau itu, dan Lukas menggeser posisinya. Lukas kini berada di depan Rissa. Lukas melindungi Rissa dengan tubuh tegapnya. Rissa pun bersyukut allhamdulillah karena, Lukas pas dibuat payung. Hehe
Mata ekor Lukas melihat benda berwarna pink. Ia menoleh, ternyata seorang siswa laki-laki sedang menggunakan payung. Lukas mendekati cowok itu. "heh pinjem payung lo dong, kalo gak-" ucapan Lukas terpotong karena cowok itu sudah memberi payungnya pada Lukas. Ia tak mau berurusan dengan mantan most wanted sekolah. Lukas tersenyum lebar dan kembali dengan membawa payung. Payung tersebut diberikan kepada Rissa. Dengan senang hati Rissa menerima payung itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/137723543-288-k943891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Teen Fiction#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...