My Crazy BadBoy

56

Ikut gabung digrub MY PERFECT BADBOY

DI WHATSSAP Yuks!

Ikut ramaiin grubnya!

Ni WA ku 085787454184

"em halo mi" ucap Rissa. Kini ia sedang menelepon ibunya, agar ibunya tidak mengkhawatirkannya.

"kebiasaan deh, coba salam dulu gitu" ucap ibunya diseberang telepon sana.

Rissa menyengir. "hehe iya, assalamualaykum mamiku sayangku cintaku-" ucapnya terpotong karena ibunya lebih dulu menyelanya.

"alay deh, kenapa hubungin mami? Tadi suami kamu kesini nyariin kamu. Kamu kemana sih? Dia kayak khawatir gitu nyariin kamu. Pas mami tanya, eh malah ditinggal pergi. Kurang ajar tuh anak" ucap maminya dengan diiringi canda tawa.

Deg. Kenapa kak Lukas nyariin gue dengan khawatir? Bukannya dia lagi sama jalangnya ya?

Lamunan Rissa tersadar saat maminya memanggilnya dari telepon. Rissa pun gelagapan sendiri. "eh-i-iya mi, iya" ucapnya terbata-bata.

"kamu lagi ada masalah sama suami kamu?, cerita dong. Kamu kerumah mami sekarang".

"gak bisa mi. Aku lagi dibogor ditempat oma"

Ibunya terkejut. "WHAAATTT?!! MAMI GAK SALAH DENGER NIH?!" Teriaknya. Rissa menjauhkan Iphonenya dari telinganya. "ih mami jangan teriak-teriak gitu dong" ucapnya kesal.

"hehe sorry sayang, reflek"

"mi, aku mau bilang. Mami jangan kasih tau Kak Lukas kalo aku ada diBogor ya. Please mi aku mohon sama mami. Pokoknya jangan khawatir"

"kamu lagi ada masalah sama suami kamu?"

Rissa mengingat kejadian dikantornya. Hatinya seperti digores berdarah namun tak terlihat. Tanpa ia sadari kini air matanya menitikan air mata.

"sayang?" ucap maminya melembut.

"eh- i-iya mi. Aku lagi ada masalah sama kak Lukas" ucapnya parau.

Batin seorang ibu tahu bahwa anaknya bersedih. Ibunya tahu kalo Rissa menangis. Namun, Rissa tetap mengelak bahwa ia tidak menangis. Namun, seorang ibu tak bisa dibohongi dan akhirnya Rissa mengaku bahwa ia menangis karena Lukas.

Ia menceritakan kejadian yang ia lihat dikantor Lukas. Sampai-sampai rasa marah, kesal, jengkel, dongkol, tak rela beradu menjadi satu. Ia menceritakan semua pada ibunya.

Ibunya menyuruh Rissa menemui Lukas untuk meminta penjelasan pada Lukas. Agar Rissa tidak salah paham dulu. Namun, Rissa tetap saja tidak mau menemui Lukas. Dengan alasan ia ingin sendiri dulu. Menenangkan hatinya yang bagaikan digorok memakai pisau tajam. Baginya menemui Lukas akan membuat memory itu muncul lagi diotaknya dan semakin membenci Lukas dan Rachel.

Setelah bertelepon dengan ibunya. Ia segera berjalan turun kelantai satu. Ia akan membantu neneknya memasak dan sekalian belajar memasak bersama neneknya. Siapa tahu bisa menghilangkan rasa benci itu dan akan melupakan memory itu, walaupun sebentar saja.

Ia kini sedang belajar memasak dengan neneknya. Dan kebetulan ada sepupu Rissa yang sedang main kerumah neneknya. Dan mereka bertiga memasak bersama-sama dengan penuh canda tawa dan kebahagiaan. Rissa benar-benar melupakan kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia tertawa bersama nenek dan sepupunya.

Sudah seminggu ini Rissa berada di tempat neneknya. Ia masih enggan untuk menemui Lukas. Mengingatnya kejadian itu saja sudah seperti terhimpit ribuan batu dihatinya. Dan ribuan jarum menusuk tepat ulu hatinya.