Arloji yang melingkar dipergelangan tangan kekar Lukas menunjukkan pukul empat sore. Hari pertama masuk kerja, Lukas disibukkan dengan beberapa tugas kantornya.
Kini ia sedang membersihkan meja yang banyak tumpuka kertas putih berserakan. Ia ingin cepat cepat pulang. Baru tidak bertemu beberapa jam dengan Rissa, kini rasa rindunya semakin memuncak.
Kini ia berjalan menuju parkiran VIP dimana mobilnya diparkirkan. Ia masuk kedalam mobil fortuner berwarna hitamnya dan bergegas meleset ke jalan raya Kota Jakarta.
Tak lama ia sampai diblok perumahan Rissa. Ia membelokkan mobilnya kepekarangan rumah yang pantas disebut mansion karena sangat indah bak istana.
Ia memarkirkan mobilnya dihalaman mansion Rissa dan masuk kedalamnya. Saat masuk Lukas menemukan mami Rissa dan ayah Rissa yang sedang asik dengan tayangan televisi.
Mereka pun menyadari kedatangan Lukas. "eh nak Lukas, baru dari kerja ya?" ucap Bagas-ayah Rissa-. Lukas menjabat kedua tangan orang tua Rissa.
"iya pi. Baru pulang kerja. Rissa dimana ya pi?" ucap Lukas. Tak sempat ayah Rissa menjawab
Dio menyelannya dan ikut duduk disamping maminya."Rissa lagi tidur dikamar gue, tuh bocah emang tukang tidur". Ucap Dio dengan mengunyah permen karetnya. "samperin gih" sambungnya.
Lukas pun menggangguk dan bergegas menuju kamar Dio. Ia membuka pintunya perlahan takut mengganggu tidur cantik Rissa. Ia berjalan kearah Rissa dan merangkat keatas ranjang ikut tidur disamping Rissa.
Ia memandangi wajah Rissa yang damai bak bayi yang tertidur pulas. Lukas mengecup bibir Rissa yang sedikit terbuka sehingga menggoda Lukas untuk menciumnya.
Rissa menggeliat dalam tidurnya. Ia merasakan sesuatu yang kenyal yang sedang menelusuri dalam mulutnya. Ia membuka mata dan mendapati Lukas sedang menciumnya sontak Rissa melingkarkan tangannya keleher Lukas.
Setelah lama ia melepaskan pagutannya. Lukas tersenyum lebar pada Rissa menunjukkan rentetan gigi yang rapi.
Ia mengelus pipi Rissa. "udah bangun?" tanyanya."kakak udah lama ya disini?" ucap Rissa.
"kakak baru aja pulang kerja. Terus jemputin kamu dulu".
Rissa bangun dissusul oleh Lukas. Rissa berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya. Setelah itu ia merapikan bajunya yang sedikit berantakan. Ia dan Lukas berjalan menuju lantai bawah.
"mi pi kak Dio. Rissa pulang dulu ya. Udah dijemput sopir nih". Ucap Rissa dengan menjabat tangan papi dan maminya.
"pulang sono bocah, eneg gue liat muka lo". Ucap Dio dengan tangan yang dikibas kibaskan.
"ih gue juga kali". Ucap Rissa sinis. Mami dan papinya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku kedua anaknya itu.
Rissa dan Lukas meninggalkan pekarangan mansion keluarga Bagaskara.
Saat dimobil Lukas merasakan keheningan. Ia melirik kearah Rissa. Ia terkikik geli melihat Rissa yang sudah tertidur lagi dengan pulas. Tangan Lukas menyentuh puncak kepala Rissa dan membelainya lembut.
Ia kembali fokus pada jalanan. Tak lama ia sudah sampai apartement nya. Namun, Rissa tetap saja belum terbangun. Lukas tak tegas membangunkan Rissa. Dan ia pun menggendong Rissa ala bridal style. Banyak pasang mata yang melihat kagum pada Lukas dan Rissa saat berjalan melewati lobi hotel.
Lukas pun memasukki lift untuk menyampai kamarnya. Saat sampai ia membaringkan Rissa diranjang dengan perlahan agar Rissa tak terganggu dalam tidurnya.
"dasar kebo!! Tukang tidur" ucap nya lirih dan menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Rissa. Setelah itu Lukas bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
Rissa merasak tidur yang empuk dan nyaman. Ia membuka matanya, ruangan begitu familier. Ia pun mengumpulkan kesadarannya. Kemudian, ia bangun dan duduk. Ia mendapat dirinya sudah dikamar apartementnya.
Tak lama Lukas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit dipinggang sampai sebatas pahanya.
Rissa tercengang melihat otot otot yang membentuk tubuh Lukas ditambah rambut cokelatnya yang basah bertambah sexy.
"gak usah kek gitu ngeliatinnya. Nanti jadi kepengen lho" godanya dengan mengerlingkan sebelah matanya.
Rissa terkesiap dan salah tingkah. "ih ge-er banget" ucapnya.
Lukas pun bergegas menuju walk in closetnya untuk mengambil pakaiannya. Ia mengenakan celan pendek kain kotak kotak dan kaus polo berwarna abu abu.
Tak lama bel apartementnya berbunyi. Lukas segera menghampirinya dan menerima pizza hut yang ia pesan tadi. Setelah itu ia membawanya ke kamar dengan membawa sekotak pizza hut.
"makan dulu, kata mami kamu belum ada makan sama sekali" ucapnya.
Rissa pun mengambil potongan pizza itu dan memakannya. Lukas pun juga memakan pizza itu.
Setelah pizza itu habis Rissa berjalan kekamar mandi untuk membersihkan badannya. Karena ia belum mandi.
Saat sudah selesei mandi, Rissa lupa tak membawa pakaian. Terpaksa ia keluar dengan menggunakan handuk yang melilit ditubuhnya dari sebatas dada menjuntai diatas lutut.
Lukas yang melihat pemandagan itu menelan salivanya susah payah. Sekuat tenaga ia agar tidak menerkam Rissa.
Rissa berlari kearah walk in closet untuk mengambil pakainnya. Pilihannya jatuh pada piyama yang bergambar doraemon. Ia berjalan kearah ruang tengah dan menyalakan televisi.
Kemudian, Lukas keluar dari kamarnya dan duduk disamping Rissa. Rissa menyandarkan kepalanya didada bidang Lukas dan Lukas pun mengelus rambut Rissa.
Dua jam berlalu, Rissa terlalu menikmati usapan Lukas dikepalanya hingga ia tertidur.
Lukas yang melihat Rissa tertidur didadanya berniat untuk memindahkan Rissa kedalam kamar.Ia menggendong Rissa dengan pelan pelan dan mebaringkan Rissa perlahan. Lukas ikut tidur disamping Rissa. Ia melingkarkan tangannya keperut Rissa dan mendekapnya erat. Tak lupa ia menarik selimut untuk menyelimuti dirinya dan Rissa.
Dan tak lupa juga ia mencium kedua mata Rissa, kedua pipi Rissa, bibir Rissa yang terbuka sedikit dikecupnya lembut dan mencium kening lama. "good night sayang have a nice dream". Ucapnya lembut dan segera menyusul Rissa kealam mimpi.
Jangan lupa vote Dan komenyaaaa yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Teen Fiction#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...