Memasuki bulan yang ke-9. Lukas dan Rissa over protectiv terhadap calon bayinya. Lukas selalu pulang lebih cepat untuk memastikan keadaan calon bayi dan Rissa baik-baik saja. Lukas menyuruh Rissa untuk tinggal bersama kedua orang tuanya. Ia tak mengizinkan Rissa tinggal sendiri diapartemennya, karena Lukas terjadi apa-apa pada saat Lukas sedang tidak ada disamping Rissa.
Setiap weekend Rissa bangun pagi dan menyiapkan sarapan untuk Lukas. Setelah sarapan sudah tertata rapi dimeja makan. Ia segera membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas. Dan setiap weekend juga, Lukas susah untuk dibangunkan dengan alasan 'ini adalah weekend, kantor libur. Tunggu 5 menit aja ya'. Rissa menunggu lima menit namun, tak kunjung bangun.
Ia menunggu dengan sabar dan tabah. Rissa melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Sudah setengah jam ia menunggu Lukas tak kunjung menepati perkataannya. Emosi Rissa naik. Ia berjalan kearah kamar mandi, mengambil ember dan diisi dengan air dingin. Ia pontang panting membawa ember berisi air.
Tanpa babibu, ia menyiram Lukas yang masih asik dengan bunga tidurnya. Lukas gelagapan dan duduk dengan mengumpulkan kesadarannya. Ia melihat Rissa berkacak pinggang dan menatapnya dengam wajah garang bak singa betina.
"kok disiram air sih, untung sayang" ucap Lukas lirih nyaris tak bersuara, namun masih bisa didengar oleh Rissa. Kini seluruh tubuhnya basah kuyup karena siraman air Rissa.
Rissa mendelik kearah Lukas. "apa kak? Untung sayang? Oh jadi-" ucap Rissa terpotong karena sudah dibungkam ciuman oleh Lukas.
Lukas mengerti saat Rissa marah, Rissa akan berubah seperti macan kelaparan. Jadi, sontak ia mencium bibir Rissa. Lukas membaringkan Rissa diranjang.
Ciumannya turun keleher jenjang Rissa. "kak basah" pekik Rissa dengan mendorong Lukas menjauh. Namun, Lukas tak menggubrisnya. Rissa jengkel, dan ia menendang pusaka Lukas junior.
Sontak Lukas bangkit dan meringis kesakitan. "rasain tuh kungfunya ibu hamil" ucap Rissa dengan keluar kamarnya dan membiarkan Lukas mengerang kesakitan.
Tak lama Lukas turun dengan setelan baju ala rumahan. Ia duduk dimeja makan bersama Rissa. Menikmati masakan ala Rissa yang menurutnya sungguh nikmat, seperti yang memasak. Wkwkwk.
Mereka makan dalam diam. Sehingga Lukas memecahkan keheningan. "besok kakak kerja lagi, kamu dirumah mami dulu ya" ucap Lukas dengan menyendokkan bubur ayamnya kedalam mulutnya.
Rissa menoleh kearah Lukas. "tapi aku lebih suka disini deh kak. Kalo dirumah mami ada Kak Dio yang gangguin aku terus. Ngejek itulah inilah" ucap Rissa.
Lukas terkekeh geli. Tangannya teurulur untuk mengacak rambut Rissa gemas. "kakak takut ada apa-apa sama kamu" ucap Lukas lembut.
Rissa menggeleng. Dan tiba-tiba rasa sakit menjalar diperutnya. Rissa merasakn sakit yang luar biasa. Ia melihat air meluncur dengan mulus dipahanya. Air ketubannya pecah. "k-kak-" ucap Rissa dengan keaakitan.
Sontak Lukas panik, khawatir. Ia segera menggendong Rissa ala bridal style dan menuju rumah sakit.
Tak lama mereka sampai rumah sakit. Rissa langsung dibawa ke ruang persalinan. Lukas tak sempat memberi informasi pada orang tuanya. Ia terlalu panik dengan keadaan Rissa. Ia berkomat-kamit meminta doa pada sang pencipta, agar tidak terjadi apa-apa dengan Rissa.
Ia memegangi tangan Rissa erat saat Rissa mengejan. Rissa membalas genggaman tangan Lukas tak kalah erat. Keringat dingin membasahi wajahnya. Lukas melihat Rissa dengan cemas. "kamu pasti bisa sayang, demi anak kita kamu pasti bisa" ucap Lukas memberi semangat pada Rissa. Berkali-kali ia mengecup kening Rissa untuk menyalurkan rasa nyaman pada istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy BadBoy
Teen Fiction#rank 14 Teen Fiction Siapa sih yang gak kenal Lukas? Lukas Vedrino Dirgantara. Most wanted sekolah yang paling ditakuti seluruh siswa SMA Garuda. Lukas termasuk anak badung, tetapi ia mempunya IQ yang tinggi dan nilai akademis yang cukup tinggi. Ia...