18 (REVISI)

36.7K 1.4K 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 6.05. Rissa melakukan sarapan bersama keluarganya.

Lima menit berlalu, Rissa menyudahi sarapannya. Ia berpamitan kepada Mami, papi dan kak Dio. Tak lupa ia membawa bekal untuk Lukas. Hari ini ia tidak berangkat dengan Lukas. Karena, Rissa ingin berangkat lebih pagi. Karena, ia mendapat piket kelas hari ini.

Saat sampai didepan gerbang sekolah. Ia menuju kelasnya. Saat akan melangkah, pergelangan tangannya dicekal oleh Lukas. Ia menoleh kebelakang. Rissa mengernyit bingung.

"udah berangkat kak?". Ucap Rissa tersenyum kikuk. Seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Lukas tak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis dan mengacak rambut Rissa.

Aduh senyumannya bikin gue leleh eh!. Batin Rissa.

Kemudian, Lukas menggandeng tangan Rissa. Mereka menuju kelas, menyusuri koridor sekolah. Kini, ia menjadi pusat perhatian. Siapapun itu ingi diposisi Rissa. Terutama cewek. Tertawa bareng oleh most wanted sekolah yang paling disegani murid SMA Garuda.

***

Saat jam pelajaran Rissa izin ketoilet. Saat ia menyusuri koridor yang sepi. Ia melihat arloji yang melingkar ditangannya. Menunjukkan pukul 9.45 itu artinya bel istirahat akan segera berbunyi.

Jadi saat Rissa keluar dari toilet. Ia langsung menuju kelasnya, untuk mengambil bekalnya yang akan ia kasih ke Lukas.

Rissa berjalan menuju kelas Lukas dengan bersenandung kecil. Saat sampai didepan kelas Lukas. Ia tak sengaja mendengarkan omongan Lukas dan sahabatnya. Rissa kepo dan kemudian ia mendengarkan dibalik pintu.

"Ar kayaknya kita gak bakalan dapat ferrary dari Lukas". Ucap Dhanni.

"iya jelas lah, si bos ini kan udah jadian sama cewek galak itu". Ucap Arka.

Rissa yang mendengar omongan itu seperti tersambar petir. Ia tak percaya. Itu berarti?. Kemudian, Rissa mendengarkan omongan selanjutnya.

Lukas hanya tersenyum.

Berarti itu tandanya gue? Gue buat taruhan sama Kak Lukas?. Batin Rissa. Seketika itu hatinya mencelos seketika. Lututnya lemas, ia terjatuh dilantai. Paper bag yang ia bawa kini terjatuh. Hingga mengakibatkan suara yang memekakkan telinga.

Lukas dan sahabatnya pun dengan suara tersebut. Saat mereka bertiga tiba dipintu, mereka bertiga terkejut. Rissa melihat mereka bertiga dan kemudian dengan cepat ia bangkit dan berlari. Ia meninggalkan paper bag yang berisi bekal buat Lukas.

Saat Rissa berlari. Lukas mengejarnya seraya memanggil nama Rissa. Mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang kebetulan lewar dikoridor sekolah.

Saat Lukas berhasil mencekal tangan Rissa, ia menarik Rissa ke dalam dekapannya. Rissa memberontak minta dilepaskan.

"LEPASKAN KAK!!!". Bentak Rissa seraya memukul mukul dada bidang Lukas. Ia kini tak dapat menahan air mata yang tergenang dipelupuk matanya. Air mata Rissa pun keluar membasahi pipi chubbynya.

Lukas pun mempererat pelukannya. Kini mereka berada di taman belakang sekolah yang kebetulan sepi.

"LEPASIN GAK!!!!" Teriak Rissa. "GUE BENCI SAMA LO KAK! GUE BENCII". teriak Rissa histeris. Ia tak terima bahwa dirinya dijadikan bahan taruhan. Emang dia barang.

"sayang, aku bisa jelaskan". Ucap Lukas lembut seraya menghentikkan tangan Rissa yang memukul mukul dada bidangnya terus menerus.

"SEMUA UDAH JELAS KAK! KAKAK UDAH JADIIN AKU BAHAN TARUHAN KAKAK!! EMANG AKU BARANG HA?!". teriak Rissa. Seraya memberontak.

"bukan gitu-". Ucap Lukas terpotong. Karena, Rissa sudah langsung berbicara tanpa menunggu penjelasan Lukas.
"SETELAH AKU DENGER SEMUA, KAKAK MAU BILANG KALO SEMUA SALAH PAHAM? GITU?!!". sela Rissa ditengah isakkannya.

Saat pelukan Lukas melonggar. Kesempatan untuk Rissa. Rissa langsung mendorong Lukas menjauh. Dan berlari sekencang-kencangnya . Ia meninggalkan Lukas yang masih berdiri seperti patung.

Kini Lukas mengusap wajahnya kasar. Dan ia berteriak frustasi. Menendang benda apa saja yang ada didekatnya. Kini gadisnya sangat marah. Kini gadisnya tahu bahwa ia sebagai taruhan.
Lukas merutukki kesalahannya sendiri. Bodoh bodoh gue bodoh! Batinnya seraya menjambak rambutnya sendiri. Fuck!. Batinnya.

****

Kini Rissa berada dikamarnya. Jam yang berbentuk boneka favoritnya doraemon tergantung di dinding kamarnya. Menunjukkan pukul 5 sore.

Ia memikirkan kejadian saat disekolah tadi. Ia tak habis pikir dengan apa yang didengarnya. Orang yang sangat dicintainya yang membuat hatinya terluka.

Iphone Rissa dari tadi bergetar. Rissa hanya melihat layar yang berkedap kedip. Ia melihat nama Lukas lah yang muncul dilayarnya. Ia enggan menjawab telepon dari Lukas. Sudah puluhan kali Lukas menelepon dan mengirim pesan. Tetapi, Rissa enggan menjawabnya. Melihatnya saja ia tak mau. Ia biarkan Iphone nya bergetar.

Rissa kembali menangis sesenggukkan mengingat apa yang ia dengar tadi disekolah. Saat tiba-tiba Maminya masuk kedalam kamarnya. Dengan cepar Rissa menghapus air matanya.

Maminya pun tahu bahwa Rissa sedang bersedih. Ia melihat sorot mata putrinya yang memancarkan kesedihan. Kemudian, ia duduk disamping putrinya. Memeluk putrinya, mengelus kepalanya lembut.

"kalau ada masalah, diseleseikan baik-baik. Mami, tahu kamu punya masalah sama Lukas. Seharusnya, kamu dengerin dulu penjelasan Lukas. Gak langsung pergi gitu aja. Sekarang kamu pasti bertanya-tanya kan". Ucap Mami Rissa lembut sambil mengusap kepala putrinya lembut.

Rissa kembali menangis sesenggukkan. Ia memeluk erat maminya. Mami nya selalu tau kalo Rissa mempunya masalah. Hanya maminya lah yang selalu mendorongnya untuk menghadapi masalah.

Saat kemudian, Rissa menikmati elusan maminya dikepalanya. Sehingga ia tertidur dipelukan Maminya. Kemudian Maminyaa membaringkan putrinya, menyelimutinya. Tak lupa ia mengecup kening putrinya. Dan keluar meinggalkan Rissa yang tertidur dengan mata sembab.

My Crazy BadBoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang