🌹🌹🌹
Aisyah Pov.
Sayup-sayup aku mendengar suara adzan subuh yang berasal dari mesjid komplek rumahku melalui sela-sela jendela kamarku. Perlahan aku membukakan mataku, kulirik jam yang tergantung manis didinding 05:07. Mataku langsung melotot dan mungkin bisa keluar dari tempatnya.
"Mas Raihan.. ya Allah Aisyah telat bangun.. Mas ayo bang-" ucapku histeris sambil duduk dan menengok ke arah kiri tempat tidurku. Namun, saat tanganku meraih dan meraba tempat tidur sebelah kiriku ternyata kosong.
"Ya Allah.. Aisyah lupa kalau Mas Raihan ada dirumah sakit..." ucapku lirih.
Air mataku jatuh tanpa permisi, aku rindu kehadiranmu, aku rindu perhatian-perhatianmu, aku rindu sauaramu, aku rindu tatapan matamu, aku rindu aroma tubuhmu, aku rindu semua yang ada pada dirimu, aku merindukanmu kekasih halalku, dan aku sangat mencintaimu.
Aku menghapus air mataku yang jatuh diatas pipiku. Lalu aku turunkan satu-persatu kakiku, aku berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhkuku yang terasa sangat lengket karena jujur saja kemarin sore aku tidak mandi, lalu setelahanya aku mengambil air wudhu untuk menuaikan shalat subuh, sendiri tanpa diimami suamiku Mas Raihan.
Ku tengadahkan kedua tanganku, aku meminta ampun atas dosaku dan dosa suamiku pada Allah sebelum aku berdoa untuk kesembuhannya. "Hamba malu ya Allah.. Hamba bukanlah seorang yang suci dari dosa.. hamba hanya manusia yang dilumuri banyak dosa.. meminta ampun atas dosa-dosa hamba dan suami hamba baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.. hamba ingin berterimakasih dan bersyukur padamu ya Allah karena sampai saat ini hamba masih bisa bernafas dengan bebas.. dan untuk saat ini yang hamba inginkan hanya satu ya Allah tolong.. hiks.. sembuhkan suami hamba ya Allah..."
Setelah berdoa aku melanjutkan dengan membaca Al-Qur'an dan kembali aku lakukan sendiri tanpa kehadiran suamiku mas Raihan. Ya Allah hamba sungguh sangat merinduka kekasih halal hamba ya Allah, kumohon sembuhkanlah dia ya Allah. Jika bisa hamba ingin menggantikan posisinya saja, lebih baik mungin jika aku saja yang koma dan dia baik-baik saja. Setidakknya aku mendapatkan perhatian darinya, dan itu tidak mungkin terjadi.
Setelah aku membaca Al-Qur'an aku membuka mukena yang ku kenakan lalu melipatnya dan menyimpannya ditempat semula.
Aku membereskan tempat tidurku yang sedikit betantakan, aku membukakan korden jendela kamarku, matahari ternyata sudah meninggi, yah karena ini sudah hampir jam tujuh pagi. Setelahnya aku mengambil hijab instan dari dalam lemari.
Aku keluar dari kamarku dan hidungku langsung mencium aroma masakan umiku. 'Apa Ummi ada disini..?' Tanya batinku.
"Saya panggilkan dulu Aisyahnya ya Bik..." seakan menjawab pertanyaanku. Ummi bersuara dan berjalan ke arah tangga dimana kini aku tengah berdiri.
"Ummi..." panggilku. Ummi menengok ke arahku.
"Eh.. kamu udah bangun...? Kirain Ummi masih tidur..."
"Dari subuh juga Aisyah sudah bangun Mi..." ucapku sambil berjalan menghampirinya.
"Ya kan Ummi bilang kirain Aisyah..."
"Ummi kapan datang...? Perasaan semalam nggak ada deh.." tanyaku penasaran.
"Ya kemarin malam.. Abbi sendiri ko yang anter.. kamunya si diem terus dikamar.. dan saat Ummi masuk ke kamarmu.. eh kamunya udah tidur..." jelas Ummi.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Aisyah (COMPLETED)
Spiritual(Dalam Tahap REVISI) Hati berkata tidak, namun fikiranku berkata iya. Ya Allah hamba hanya ingin kau dekatkan hati hamba dengan seseorang yang melabuhkan cintanya hanya kepada-Mu. Aisyah Ayunindiya ----- Bicara soal hati. Masing-masing terdapat kisa...