🌹🌹🌹
"Kak Rei..." ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Difa..." ucapku lirih.
Sungguh, tiba-tiba saja rasa rindu langsung menyeruak masuk begitu saja kedalam relung hatiku. Tanpaku sadari, aku langsung berlari ke arahnya dan memelukknya dengan erat. Aku tidak perduli dengan apa yang ada didalam fikirannya, yang aku inginkan sekarang adalah, aku ingin menyalurkan rasa rindu ini padanya.
Dan entah kenapa air mataku jatuh begitu saja saat aku tengah memeluknya, sampai-sampai membasahi hijab lebarnya. Ini air mata bahagia atau kerinduan..? Entahlah aku tidak tahu.
"Difa... loe kemana aja selama ini?" Ucapku disela-sela pelukkanku.
Tapi aku tak mendengar jawaban darinya dia diam tak menjawab ucapanku bahkan pelukanku saja tak bersambut darinya. Dia kenapa..? Kenapa sekarang dia berubah padaku.
"Fa... loe masih inget gue kan..? Ini gue... Raihan Mawardi Khalis... sahabat Sekaligus kakak loe sejak 10 Tahun yang lalu... " Ucapku terisak sambil aku sedikit merenggangkan pelukkanku.
Dia masih diam tak menanggapi ucapanku dengan tatapan mata menatap lurus padaku. Aku bingung ada apa dengan dia, apakah dia tidak mengenaliku lagi.
Jujur saja dulu aku dan Adifa bersahabat dengan baik bahkan sangat baik. Dan bisa dikatakan kalau persahabatan kami terlewat batas. Tapi aku tak pernah merasakan hal seperti itu karena aku menganggapnya hanya sebagai Adikku saja. Dulu hampir setiap hari kami menghabiskan waktu bersama, bahkan kami sampai lupa akan waktu karena terlalu asyik bermain bersama.
Bahkan sampai orang tua kami pun tahu akan persahabatan kami, dan mereka sangat mendukungnya. Karena itulah mereka tak pernah melarang kedekatan yang terjalin diantara kami, karena yang mereka tahu aku menganggap Adifa hanya sebagai Adikku saja tidak lebih.
Pelukan bahkan sampai bergandengan tangan seperti sudah hal biasa bagi kami berdua. Aku dan Difa bahkan sering disebut sebagai sepasangan kekasih jika kami sedang pergi keluar bersama. Tapi aku tak terlalu menanggapi omongan-omongan mereka karena, sudah aku katakan kalau aku hanya menganggap dia sebagai Adikku saja, aku sayang dia seperti seorang kakak yang menyayangi Adikknya, dan aku yakin Adifa pun sama sepertiku, dia hanya menganggapku sebagai seorang Kakak.
Dulu, dia pergi begitu saja tanpa pamit padaku, dan aku tidak tahu apa yang membuatnya pergi dariku. Saat itu aku seperti kesetanan mencari dia yang pergi begitu saja tanpa pamit dan hanya memberikkan sepucuk surat dan sebuah liontin berbentuk setengah hati padaku.
Saat aku tengah memelukknya dengan erat kembali dan mengenang masa laluku dengan Adifa, tiba-tiba saja ada seorang pria yang menyeret Adifa dari pelukkanku sehingga pelukkan kami terlepas. Pria itu pergi begitu saja dari hadapanku dengan Adifa ditangannya.
💐💐💐
Aisyah Pov.
Allhamdulilah setahun sudah usia pernikahanku dengan Mas Raihan. Banyak sekali kebahagia yang tercipta dia dalam rumah tanggaku dengan Mas Raihan meskipun kami belum dikaruniai lagi dengan kehadiaran seorang anak, tapi Allhamduliahnya tak mengurangi rasa bahagia kami.
Meskipun sering aku melamun, memikirkan kenapa sampai sekarang aku belum lagi mengandung, dan apakah rahimku baik-baik saja. Mas Raihan juga sering melihatku melamun dan Mas Raihan juga tak bosan untuk menegurku. Sekarang didalam rumah tangga kami, aku dan Mas Raihan sudah saling terbuka satu sama lain, tak ada rahasia lagi diantara kami yang kami tutup-tutupi. Apapun itu, baik aku dan Mas Raihan akan bercerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Aisyah (COMPLETED)
Espiritual(Dalam Tahap REVISI) Hati berkata tidak, namun fikiranku berkata iya. Ya Allah hamba hanya ingin kau dekatkan hati hamba dengan seseorang yang melabuhkan cintanya hanya kepada-Mu. Aisyah Ayunindiya ----- Bicara soal hati. Masing-masing terdapat kisa...