Jagan lupa Voment kalau udah baca😉🌹🌹🌹
Raihan Pov.
Huekk huekk.
Aisyah memuntahkan nasi yang ia makan tadi saat sarapan pagi bersama. Aku sangat khawatir dengan keadaannya, aku terus saja ada didekatnya membatu memegangi hijab panjangnnya agar tak terkena muntahan dan mengelap sisa muntahan dibibirnya.
Wajah pucatnya tersenyum padaku lewat kaca wastafel setelah ia mengelap bersih mulutnya. Aku hanya membalas sekedarnya saja karena rasa khawatirku lebih mendominasi saat ini, tapi aneh kenapa istriku ini malah tersenyum saat keadaannya seperti ini. Lalu sedetik kemudian dia kembali memuntahkan isi perutnya dan itu sungguh sangat membuatku semakin khawatir.
Huekk huekk.
Aku mengurut tengguknya agar Aisyah lebih mudah memuntahkannya. "Mas keluar ini jij-"
Huekk huekk.
"Jijik apaan sih... nggak mas gak jijik sama sekali..." ucapku
Aku tahu araha ucapan Aisyah meski terpotong karena Aisyah kembali muntah. Nafasnya memburu, matanya sayu dan wajahnya sangat pucat. Melihat itu aku langsung membalikkan wajahnya menghadapku.
"Sayang...?" Panggilku khawatir karena kini Aisyah memejamkan matanya.
"Pusing mas hiks..." jawabnya dengan berurai air mata.
Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, aku langsung membopong tubuh Aisyah menuju tempat tidur dan membaringkannya secara perlahan. Aku usap keningnya tak panas malah ada keringat dingin disana, dan itu semakin membuatku sangat khawatir.
Akhirnya aku menelpon dokter langganan keluargaku, tapi belum sempat aku menelpon dokter, Aisyah memegangi tanganku. "Sakit mas..." adunya padaku dengan mata sayu dan tangan satunya lagi yang memegangi perutnya. Melihat itu aku semakin khawatir.
"Sakit...? Yang mana sayang... perut kamu...?" Tanyaku khawatir.
Aisyah menganguk. "Perut Aisyah keram mas hiks, kepala Aisyah juga pusing..." adunya lagi.
Tanpa pikir panjang lagi aku langsung membopong tubuh lemasnya keluar dari kamar dan membawanya kedalam mobil. Ummi yang melihat aku membopong tubuh lemas Aisyah langsung menghampiriku yang tadinya tengah berjalan kearah kamar Aisyah sambil membawa segelas susu.
"Ya Allah Aisyah kenapa...?" Tanya Ummi khawatir.
"Perut Aisyah keram Mii... Raihan mau bawa Aisyah ke Rumah Sakit..." jawabku.
"Ummi ikut... bentar Ummi ambil tas dulu dikamar..." ucap Ummi dan langsung bergegas pergi kedalam kamarnya.
"Sakit mas..." ucap Aisyah menyayat hatiku.
"Sabar sayang..." jawabku.
Tanpa menunggu Ummi aku langsung bergegas pergi keluar menuju mobilku, setelah sampai aku berniat menurunkan Aisyah dikursi sebelah kemudiku sebelum Ummi datang dan mengatakan.
"Aisyah dibelakang saja Han sama Ummi..." ucapnya.
Dan tanpa babibu akhirnya aku menurunkan Aisyah dikursi belakang dengan Ummi. Saat aku akan menurunkannya tangan Aisyah dengan kuat memegangi kerah jas yang aku kenakan, dan aku dengan tepaksa melepaskan cengkramannya. Tapi bukannya Aisyah melepaskannya tapi Aisyah malah berpindah memegangi tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Aisyah (COMPLETED)
Spiritualité(Dalam Tahap REVISI) Hati berkata tidak, namun fikiranku berkata iya. Ya Allah hamba hanya ingin kau dekatkan hati hamba dengan seseorang yang melabuhkan cintanya hanya kepada-Mu. Aisyah Ayunindiya ----- Bicara soal hati. Masing-masing terdapat kisa...