34. Aisyah~Kantor

56.9K 3K 14
                                    


🌹🌹🌹




Aisyah Pov.

Allhamdulilah sudah satu bulan lebih Mas Raihan sembuh dan keluar dari Rumah Sakit. Sekarang keadaannya sangat baik meskipun sesekali harus kontrol dan mengikuti terapi, untuk tangan kanannya yang cedera dan patah tulang.

Seminggu yang lalu juga Mas Raihan sudah mulai masuk kantor meskipun aku melarangnnya tapi dia tetap kekeuh untuk masuk kantor dengan alasan kalau banyak banget kerjaan yang terbengkalai meskipun sudah ada mas Anton yang menghandel tapi tetap saja masih banyak berkas-berkas yang harus Mas Raihan tanda tangani dan itu tidak bisa membuat aku melarangnnya.

Dan kemarin dia bilang padaku kalau dia harus pergi keluar kota untuk mengurus pekerjaan dan untuk memenangkan sebuah tander besar. Tapi aku mentah-mentah menentang keinginannya itu, Allhamdulilahnya meskipun aku harus pura-pura marah segala, Mas Raihan mau menuruti apa kataku dan tidak jadi pergi keluar kota.

Karena selain aku takut akan kesehatannya yang akan terganggu, aku juga nggak mau jauh-jauh dari Mas Raihan. Entahlah aku seperti trauma dengan kejadian itu, aku takut kalau aku jauh dari Mas Raihan akan terjadi sesuatu padanya, lebay memang tapi biarlah pada sumiku ini.

Cup.

Tiba-tiba Mas Raihan mencium kepalaku dari belakang. "Masss... malu ih sama Bik Sum..." ucapku marah.

Saat ini aku tengah menyiapkan sarapan bersama Bik Sum didapur. Makannya saat Mas Raihan menciumku dari arah belakang aku marah karena aku malau sama Bik Sum meskipun Bik Sum sering bilang tidak apa-apa tapi tetap saja aku malu. Sama aku tidak bisa dapat lebih dari ini kan jadinya kalau ada Bik Sum.. Ehh apaan si.

"Kenapa...?" Tanyanya dan sekarang dia memeluk pinggangku. "Kalau mau lebih dari ini... ntar malam ya sayang..." bisiknya membuat pipiku meumerah padam.

Aku mencubit pinggangnya. "Aaaww... aw.. sakit sayang... kamu mah kaya Bunda suka cubit-cubit..." rintihnya sambil menjauh dariku.

Aku membalikkan badaku menjadi menghadapnya. "Kamunya si mesum... malu kan sama Bik Sum.." ucapku sambil melirik ke arah Bik Sum. "Loh Bik Sumnya mana Mas...? Tadikan ada lagi cuci piring..." tanyaku pada Mas Raihan sambil kembali melihatnya.

Bukannya menjawab Mas Raihan malah menggerakkan bahunya pertanda kalau dia tidak tahu. "Mas nggak tahu sayang... pas Mas masuk kesini juga Mas nggak lihat Bik Sum..."

"Masa si...?" Tanyaku memastikkan, aku mencebbikkan bibirku. "Tadi ada ko.. Bik-"

Cup.

Ucapanku terpotong karena Mas Raihan mencium bibirku. Karena kaget aku memelototkan mataku dan menatapnya, bukannya Mas Raihan melepaskan ciumannya tapi dia malah semakin memperdalamnnya dan membuatku kehabisan nafas.

"Eh.. astagfirullah.." itu..? Itu suara Bik Sum yang masuk kedalam dapur dari arah luar belakang rumah ini. Bik Sum yang mungkin malu langsung menutup matanya dengan tangannya dan berbalik arah.

Aku dan Mas Raihan yang menyadari kehadiran Bik Sum langsung melepaskan ciuman panas kami pagi ini. Dan aku langsung menghirup oksigen banyak-banyak setelah Mas Raihan melepaskan ciumannya. Sementara Mas Raihan hanya menggaruk-garukkan kepalanya yang menurutkku itu tidak gatal sambil nyengir kuda ke arahku.

She's Aisyah (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang