11

3.6K 331 26
                                    

Jimin.
Matahari tersenyum sepanjang hari. 

Jangan pakai hoodie. 

Diluar panas.

Somin.
Sayangnya aku tidak keluar hari ini, Jim.

Somin tersenyum. Didepan sebuah kaca,  ia melihat pantulan wajah cantiknya yang telah tertutup make up. Pun ia juga melihat kearah rambutnya yang sudah dimodel sedemikian rupa dengan hiasan tiara dan beberapa hiasan rambut lainnya.

Meski tubuhnya belum terbalut gaun, ia sudah merasa begitu berat. 

Ia gugup. 

Hari ini, ia akan menikah. Menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak memiliki rasa cinta kepada dirinya. Bingung? Jelas. 

Bagaimana sebuah pernikahan bisa berlangsung dan berjalan tanpa adanya rasa saling mencintai dan menyanyangi satu sama lain? 

Kenapa aku harus menikah dengan seorang laki-laki seperti Taehyung? Mungkin kalau dilihat dari ke-mapannya, Taehyung sudah memenuhi kriteria Somin. Tampan? Jelas. Tapi, untuk rasa sayang dan cinta? Rasa kenyamanan? Entahlah.

Saat tengah memikirkan Taehyung, ibunya muncul dari balik pintu yang tertutup dengan membawa sebuah gaun biru panjang yang waktu itu ia pilih yang sekarang berada ditangan ibunya.

"Sayang saatnya ganti baju." Somin menoleh mendapati panggilan dari sang Ibu.

Somin berdiri. Kemudian dengan dibantu ibunya dia mengganti pakaian yang ada ditubuhnya dengan gaun pernikahannya. Setelah menggunakan gaunnya. Somin berdiri menghadap cermin.

"Kau sangat cantik nak. Percayalah, Taehyung akan menyukainya." ucap ibunya.

Mendengar perkataan Ibunya, Somin tersenyum kecut. 'Taehyung mungkin akan menyukaiku untuk hari ini, Bu. Tapi tidak untuk hari-hari setelah hari ini.' batin Somin.

Mendengar kata-kata Taehyung, Somin gugup, dia kembali memikirkan Taehyung. Hari ini dia akan menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia cintai, dan pria itu tidak mencintai nya.

Bagaimana bisa, pernikahan tanpa Cinta bisa berjalan? 

Pertanyaan itu selalu terlintas di pikiran Somin. Kenapa dia harus menikah dengan pria seperti Taehyung? Kenapa tidak dengan pria seperti Jimin? Yang notabenenya lebih mengerti Somin dan lebih lembut.

Kenapa aku memikirkan Jimin? Batin Somin, sambil tersenyum tipis.

"Nak, acara akan segera dimulai. Lebih baik kau bersiap-siap. 5 menit lagi, ibu akan kembali." ucap Ny. Park.

"Hufttt."

"Kau gugup?" Tuan Park masuk kedalam ruangan putri nya dengan balutan jas berwarna putih, sangat tampan dan terlihat gagah.

"A ah ,tidak appa ,hanya merasa sedikit ragu saja."

Orang itu adalah ayah Somin,

"Ragu kenapa?, percayalah Taehyung bisa menjagamu. Jangan ragukan dia sayang, appa yakin. Dia lelaki yang baik untukmu."

"Iya appa."

"Kau sudah siap? Mari kita turun. Semua orang menunggumu. Putri appa yang cantik." Ucap tuan Park sembari mengelus pergelangan tangan putrinya, kemudian menggandeng tangan Somin. Mereka berjalan menuruni tangga, dan semua pandangan langsung mengarah kepada dua orang itu.

Tanpa disadari, Taehyung juga memperhatikan ayah dan anak itu. Seulas senyum mengembang di bibirnya.

Tuan Park dan Somin sudah sampai di altar, dan Tuan Park menyerahkan Somin pada Taehyung dan Taehyung langsung menggapai tangan Somin.

"Kau cantik, Somin-ah." bisik Taehyung.

Somin hanya diam. Dia benar-benar gugup kali ini. Entah dengan pernyataan Taehyung atau apa.

Keadaan hening.

Pendeta mulai menyuruh Taehyung untuk mengucapkan janji pernikahan, begitu juga dengan Somin.

Setelah mengucapkan janji pernikahan, Taehyung memasangkan cincin di jari manis Somin, begitu juga sebaliknya.

Setelah memasangkan cincin, pendeta menyuruh keduanya untuk berciuman, sebagai tanda kalau sudah menjadi suami istri.

Somin melirik ke arah Taehyung sejenak, Taehyung hanya tersenyum.

Taehyung mendekatkan wajahnya kearah Somin. Somin menutup mata, dan ciuman mereka berhasil membuat para tamu bertepuk tangan.

Taehyung menjauhkan wajahnya, dan Somin membuka matanya perlahan.

Setelah mereka berciuman, para tamu mengantri untuk menjepret dirinya bersama sang pengantin.

"Taehyung!"

Panggil seseorang, yang membuat Taehyung menoleh karna namanya dipanggil.

"Kau sudah menikah sekarang, berarti kita tidak akan bersenang-senang lagi? Ah iya, tadi Min Ra ingin ikut kesini. Tapi tidak ku perbolehkan, karna takut akan merusak semuanya."

"Ah, kita masih bisa bersenang-senang kawan. Tenang saja."

"Dan siapa gadis yang kau nikahi?"

Mendengar kata-kata itu, Somin menoleh, dan mendapati yang berbicara itu Jimin.

"Oppa?"

"Hey, So-somin-ah." Jimin berucap ragu. Suaranya bergetar. "Ah, arayo, jadi kk-kau yang menikah dengan Taehyung."

"Oppa, apa kau mengenal Taehyung-ssi?"

"Sangat kenal, kita.." Jimin mengerjapkan matanya sekali, "teman kerja."

"Dari mana kalian bisa mengenal?" tanya Taehyung bingung.

"Bukan urusanmu. Somin, ikutlah aku sebentar?" ajak Jimin.

Somin melirik ke arah Taehyung, meminta ijin. Mengetahui kalau Somin melirik Taehyung, Jimin berucap.

"Aku pinjam istrimu sebentar."

Jimin menarik tangan Somin menjauh, meninggalkan Taehyung sendirian.

Bagaimana mereka bisa? Pikir Taehyung.

Taehyung melihat kepergian Somin dan Jimin, dan berbagai pertanyaan mulai muncul. Kenapa Somin dan Jimin bisa kenal satu sama lain? Kenapa mereka berdua terlihat sangat akrab? Dan kenapa Taehyung merasa kalau Jimin itu menaruh rasa pada istrinya?

Mungkin akan Taehyung tanyakan sendiri pada temannya itu, tapi tidak sekarang.

Taehyung mengentikan pikiran tentang dua orang tadi, dan memilih untuk melanjutkan menyalami para tamu dan rekan kerjanya.

To be continued.

Aku ga terlalu paham kalo orang non itu nikahnya gimana, setau aku cuman kayak gitu karena liat di drakor.

kalau ada kesalahan, aku mohon maaf ya :)

-sal

MysterKim [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang