"Kita mau kemana oppa? Kau ingin membawaku kemana?" tanya Somin bingung.
"Sudah sampai."
Rooftop? Batin Somin.
"Ah, kenapa kau tidak memberitahuku Somin-ah?" tanya Jimin.
"Memberitahu apa?"
"Kalau kau yang menikah dengan temanku, Taehyung."
"Mana aku tau."
"Kalau kau sudah menikah, bagaimana caranya aku mendekati mu?" Jimin nampak berpikir.
"Mendekati bagaimana? Kita sudah dekat bukan? Lalu?"
"Mendekatimu, ah bagaimana menjelaskannya. Sudahlah, lupakan."
Jam menujukan pukul tiga sore. Dan Somin benar-benar kedinginan. Gaun yang ia pakai memang panjang, tapi gaun ini sangatlah tipis pada bagian lengan. Dan itu membuat hawa dingin menusuk kulitnya perlahan.
Melihat Somin yang sedari tadi diam, Jimin menoleh ke arah Somin, memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.
"Somin-ah, apa kau baik-baik saja?"
"Nde."
Melihat bibir Somin yang sudah menggigil, Jimin tau bahwa Somin kedinginan.
Jimin langsung melepas jas yang ia kenakan, dan langsung menyampirkannya pada tubuh Somin.
Somin tersentak. Dan langsung menoleh ke arah Jimin.
"Hangat bukan?" tanya Jimin.
Somin mengangguk, sembari menggosok kan kedua telapak tangannya untuk merasakan kehangatan.
"Somin-ah." panggil Jimin.
"Iya?"
"Apa kau mencintai Taehyung?"
"Tidak."
"Kalau kau tidak mencintainya, kenapa kalian menikah?"
"Aku dijodohkan."
"Somin-ah, lihat aku." Jimin menarik dagu Somin, dan pandangan mereka bertemu.
"Aku ingatkan. Kalau kau sedang merasa sedih, atau kau punya masalah.." Jimin menghela nafas panjang. "Datang lah kepadaku, aku bisa membantumu. Jadikan aku seperti yaa.. temanmu."
"Kita memang berteman Jim."
"Kalau kita berteman, harusnya dari awal kau bilang kalau kau ini dijodohkan."
"Maafkan aku."
"Baiklah, tak apa. Jangan lupa, kalau terjadi apa-apa, hubungi saja aku. Oke?"
Somin mengangguk dan tersenyum.
Sudah lama dia tidak merasa begitu tenang ketika berada disamping seorang pria kecuali ayahnya. Dan malam ini kehangatan itu kembali terasa. Tapi bukan dari suaminya, melainkan dari pria yang menawarkan sebuah kasih sayang padanya.
***
Taehyung berdiam diri didalam apartemen nya sendiri.
Kemana Jimin membawa Somin pergi? Kenapa lama sekali? Pikir Taehyung.
Ting!
Somin.
Tae, buka apartemennya.
Aku tidak tau sandimu.Taehyung berdecak. Dia kemudian mematikan ponselnya lalu menggerakkan tungkainya menuju pintu depan.
Dilihatnya seorang gadis berbalut dress dan jas yang menyampir di kedua pundaknya tengah mendekat dekatkan wajahnya pada layar interkom.
Taehyung tertawa kecil. Ia tak kuasa menahan tawa tatkala melihat lubang hidung gadis itu membesar saat berada pada jarak yang begitu dekat pada layar.
"YA KIM TAEHYUNG!! BUKALAH!! AKU MALU BERADA DILUAR SINI DENGAN PAKAIAN SEPERTI INI!!" teriak Somin diluar sana.
"Ya! Ya! Ya! Kau baru saja menikah, jangan berteriak."
Tapi. Kebahagiaan Taehyung sontak pudar setelah mendengar suara sahutan Jimin dari luar sana. Awalnya dia memang tidak yakin itu Jimin, tapi setelah melihat pantulan wajahnya di layar interkom, sesuatu didalam diri Taehyung terasa mendidih. Tanpa sadar, tangannya bahkan mengepal melihat pemandangan tersebut.
"Tae. Buka pintumu. Somin ingin masuk." kata Jimin.
Tangan Taehyung terulur kedepan. Hampir menekan salah satu tombol pada alat dihadapannya, namun ia berhenti. Dia lebih memilih mengirim pesan pada Somin lewat ponselnya.
Taehyung.
Masuk sendiri.
Suruh Jimin pergi.
Aku sedang tidak ingin melihatnya malam ini.Ting!
Diluar sana, ponsel Somin berdering. Ia bergegas membaca apa yang Taehyung tulis lalu melihat ke arah layar interkom.
"Tidak mau.." Somin melihat ke layar ponselnya dan kembali mendongak, "YA!! Apa maksudmu?! Biarkan aku masuk ada atau tidaknya Jimin!! Jika tidak mau aku akan pulang ke rumah Jimin!!"
Taehyung menekan tombol dipintunya membentuk deretan angka. Lalu saat pintu terbuka, tangannya segera menarik pergelangan tangan Somin yang sudah hampir menjauh. Ia benar-benar ingin pulang ke rumah Jimin.
Apa yang dipikirkan gadis gila ini? Batin Taehyung.
"Kau istriku." Kata Taehyung tegas."Tidak pantas berada dirumah pria lain."
Taehyung menyeret Somin masuk, dan membiarkan Jimin melongo sendirian didepan pintu.
"Hey! Apakah aku tidak kau persilahkan masuk, Tae? Kejamnya!" Gerutu Jimin dibalik pintu apartemen pak Kim itu.
To be continued.
Bang tetet cemburu, ciailahhh. Tetet-author.
Author gila. Diamlah. -Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MysterKim [SEDANG REVISI]
Fanfictionstay here, I really really love you. - Kim Taehyung.