26

3.3K 204 20
                                    

Capt khusus Jimin-

Jimin merebahkan tubuhnya dikasur king size miliknya. Dan menghembuskan nafas kasar.

Flashback on.

Jimin duduk diruang TV dirumah Somin, bukan. Tepatnya rumah kakak Somin.

Ting!

Xxxx
Kau dimana?

Ck!

Jimin.
Apa pedulimu?!

Xxxx
Aku peduli, aku adikmu!

Adik? Yang benar saja. Batin Jimin.

Jimin.
Aku tidak memiliki adik seperti mu.
Mungkin kau salah kirim pesan.

Jimin mematikan dan memasukkan ponselnya disaku jaketnya.

Dan melihat Somin datang dengan membawa nampan berisi minuman dan beberapa cemilan. Yang Jimin beli tadi.

"Wahh, kamsahamnida chingu-ya!" ucap Jimin dengan menunjukkan eyes smile nya.

"Kenapa kau membeli banyak makanan? Aish, apa mungkin ini akan habis?" tanya Somin.

"Habis. Kan kau punya perut karet."

Plak!

"Yak! Kenapa kau memukulku?"

"Habis nya kau!"

"Wae? Apa aku salah ucap? Kau tidak ingat? Waktu kita pergi makan. Kau memesan banyakkk sekali makanan, dan kau menghabiskan semuanya. Kau lupa?" jelas Jimin.

"Aish, nde nde! Aku ingat." Somin menggembungkan pipinya.

Jimin tertawa.

"Ini tidak lucu, kenapa kau tertawa?!"

"Kau. Kau yang lucu." ucap Jimin sambil menunjuk Somin tepat dihidungnya.

"Jangan sentuh aku, eoh!"

"Wae? Kau takut suamimu marah ya?" goda Jimin.

Kenapa harus bawa-bawa dia. Batin Somin.

"Aniya! Sok tau sekali kau!"

Jimin tertawa lagi. Dan sekarang entah karena apa, Somin ikut tertawa.

"Hm, Jimin-ah. Aku pergi kekamar dulu, eoh. Untuk mencharger ponselku." ucap Somin sambil mengangkat ponsel berwarna silver miliknya.

Jimin menganggukkan kepala sebagai jawaban. Dan Somin langsung menuju kamarnya untuk melaksanakan tujuannya.

Karena bosan, Jimin berdiri mendekati meja yang penuh dengan buku.

"Eoh, buku ini sangat familiar." ucap Jimin sambil mengangkat buku berjudul memories, dengan cover delapan orang lelaki dengan senyum cerah dibibir masing-masing.

"Ah, apa mungkin itu kau?" Jimin bermonolog.

Jimin beralih ke lemari kaca yang penuh dengan piala, piagam, dsb.

Dan salah satu piagam membuat Jimin tertarik untuk melihatnya. Jimin mendekat da membaca dengan detail tulisan dipiala itu.

'Best dancer of the year 2015'

Ternyata itu benar kau. Batin Jimin.

Jimin beralih ke foto keluarga yang tergantung di dinding.

Jimin tersenyum miris.

"Bisa-bisanya kau bahagia seperti itu disaat aku terpuruk karena kehilangan orang yang paling aku Cinta."

"Kau sedang apa, eoh?"

MysterKim [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang