07

4K 386 45
                                    

Somin keluar dari minimarket dengan membawa kantong plastik kecil berisi makanan ringan dan soda. Ia berjalan menuju halte untuk menunggu bus yang akan membawanya pulang ke apartemennya. Gadis itu menjatuhkan pantatnya diatas bangku halte yang dingin lalu menghela nafas panjang hingga asap putih lembut muncul dari sela-sela mulutnya yang terbuka.

Ini sudah hampir pukul setengah 8 malam, dan dia belum pulang.

Jalanan pada malam hari sangat sepi, Somin melihat kanan dan kiri tidak ada satupun kendaraaan yang melintas. "Apa bus sudah tidak beroperasi pada jam segini?" gumam Somin.

Kalau memang iya, lantas bagaimana dia pulang? Aishh, kalau dia tahu tidak ada bus jam segini dia akan meminta tolong tetangga apartemennya untuk mengantarnya. Apalagi ada satu sudut dimana tidak ada sama sekali penerangan, dan itu terlihat menyeramkan.

Somin takut kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, ah memikirkannya aja sudah membuat Somin keringat dingin. Somin merapatkan Jaket yang ia pakai lalu menggosokkan kedua telapak tangannya untuk mendapat kehangatan. Karena udara malam ini terasa lebih dingin dari malam-malam biasanya.

Somin terdiam mengingat kejadian yang beberapa menit lalu dia alami. Iya, kejadian perebutan roti isi tuna. Setelah dipikir-pikir itu tidak masuk akal menurut Somin, kenapa pria tadi enggan mengalah dengannya? aish, kalau saja pria tadi mengalah pasti Somin sedang makan roti itu sekarang.

"Aishh, jinjja?! Tidak ada satupun kendaraan yang lewat? Bahkan taxi pun tidak ada?" Somin melihat sekeliling dan meremas pegangan kantong plastik yang dibawanya, "sial! Aku takut."

Selama hampir 15menit menunggu tidak ada satupun bus yang lewat. Tiba-tiba dari arah timur, sebuah mobil hitam melaju ke arahnya. Somin mengeryitkan dahinya, terlebih lagi saat mobil itu  berhenti tepat di depannya.

Kaca mobil terbuka, menampakan seorang yang bertemu dengannya saat berada di minimarket tadi.

"Hey gadis bar bar!" Seru pria itu dari dalam mobil.

Somin mendengus kemudian melihat kearah lain. Kemana saja yang jelas bukan ke wajah pria menyebalkan tersebut.

"Ugh! Enak sekali ya duduk disitu? Aku jadi ingin melakukannya juga."

"Jangan hanya bicara. Cepat turun dan lakukan." balas Somin sengit.

"Sayangnya aku sedang sibuk nona. Dan aku tidak ada urusan denganmu." jawab Pria itu dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan Somin.

Dasar pria menyebalkan, dia membiarkan wanita secantik aku sendirian dihalte sepoi ini?! sepertinya dia bukan laki-laki seutuhnya. Batin Somin.

Somin terdiam menatap sekitar, 'makin malam kenapa suasana disini semakin menyeramkan, eoh? 'batin Somin. 

Somin melihat disudut tanpa penerangan itu, dia menyipitkan matanya seperti ada segerombolan orang sedang berjalan ke arahnya. Semakin lama gerombolan orang itu semakin terlihat jelas dimata Somin, "Apa mereka akan mengganggu ku?Aishh, tuhan aku takut."

Disana ada kurang lebih 5 orang laki-laki yang sepertinya sedang mabuk, 2 diantaranya membawa botol alkohol. Laki-laki itu berjalan sempoyongan, dan sepertinya laki-laki itu mendekat ke arah Somin?

Somin panik, "Aku harus bagaimana ini?!" Somin berpikir, dia ingin memukul semua laki-laki itu tapi sangat disayangkan dia tidak bisa bela diri. Sepertinya sekarang dia sedang menyesali tawaran ayahnya semasa dia umur 8 tahun, dimana dia ditawari untuk belajar bela diri tapi Somin menolak. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MysterKim [SEDANG REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang