Vera pov
Aku menatap sekeliling dan memerhatikan sekali lagi kamar ini untuk terakhir kalinya,karena sudah dapat aku pastikan kalau aku tidak aka kembali lagi kesini.
Pintu terbuka perlahan menampakan sesosok pria yang hampir sepuluh bulan ini menjadi teman sekamar sekaligus teman yang aku punya di asrama ini.
"Kenapa muka kamu kaya gitu,lagi sedih?"
tanyanya duduk di kursi depan meja belajar."Ah... Engga kok."
jawabku sambil merubah raut wajahku kembali datar."Btw,di ruang kepala sekolah tadi kamu ngapain?"
Tanyanya dengan alis terangkatAku menatapnya sejenak"kepala sekolah hanya mengatakan kalau gue siswa yang sangat berprestasi"
"Kamu kira aku akan percaya setelah mengikuti kamu selama ini"
"Aku jadi tahu kalau kamu seorang agen yang sangat mengerikan,ditambah satu fakta bahwa kau yang berjenis kelamin wanita.Memang berapa sih kamu dibayar hingga dengan mudah kamu menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah"lanjutnya dengan bergidik ngeri
Aku tersenyum kecil mendengar komentar yang ia berikan kepadaku,jadi ia menilai ku tidak lebih dari seorang monster yang siap membunuh seseorang hanya demi uang.Kenapa hatiku jadi sakit mendengarnya mengatakan itu?
"Semua yang gue bunuh adalah orang yang sudah dapat dipastikan bekencimpung di dunia hitam yang artinya paling tidak mereka pernah sekali membunuh orang"
"Tapi karena orang-orang sepertimu aku kehilangan sahabat masa kecilku"gumamnya yang masih terdengar olehku
Dia menatap keluar jendela"Dia seorang gadis yang sangat cantik dan manis,dia sangat baik dan selalu bersikap lembut.Orang tua kami juga bersahabat,biasanya kami selalu menyempatkan diri untuk melakukan piknik di akhir pekan,kami sangat bahagia"katanya dengan mata menerawang
"Hingga kebahagiaan itu terhenti saat orang seperti kamu datang.Saat itu aku mencari kayu-kayu kering dengan Daddy hingga kami mendengar suara tembakan,kami berlari kembali kearah tempat piknk itu tapi semua terlambat,tempat itu di banjiri dengan darah dan terlihat sangat mengerikan.Saat itu aku terpukul mereka membunuh bunda dan kedua orang tuanya.Hari itu juga mereka di makamkan hingga aku tersadar ada yang kurang dan yah aku tak pernah melihatnya lagi sampai sekarang"Terlihat kesedihan yang amat sangat dimatanya
"Aku pernah berpikir kalau dia yang membunuh bunda dan kedua orang tuanya sendiri tapi polisi menemukan sebuah bukti yang mengarahkan kalau dia bukan pelakunya.Sejak saat itu aku terus mencarinya bersama Daddy kami menyusuri tempat itu tapi kami tak kunjung menemukannya juga,tapi kami tetap mencarinya hingga sekarang.Entah bagaimana keadaanya sekarang,masih hidup atau sudah mati aku tak tahu"lanjutnya,ia menatap ku dengan intens
"Ada apa?"tanyaku
"Matanya seperti milik kamu,berwarna coklat gelap"
"Bukankah coklat gelap adalah warna mata yang lumayan umum dimiliki oleh banyak orang" balasku dengan menaikan alis sebelah.
"Ah ya....dia tidak mungkin kamu,diakan selalu terlihat feminim dan manis tidak seperti kamu yang suka membunub orang"katanya yang terlihat menyindirku.
Aku terdiam mendengar penuturannya"tentu saja aku bukanlah dia"jawabku
*************************
Seorang pria muda tengah duduk dengan gaya angkuhnya ditemani segelas anggur ditangannya.Dia terlihat sangat senang sekali hingga sebuah senyuman terukir dibibirnya.Seorang wanita paruh baya dengan berpakaian seragam pelayan masuk kedalam ruangan tersebut setelah Azka memperbolehkannya masuk.
"Semua sudah siap tuan muda"terang sang pelayang dengan menunduk hormat tak berani mengakat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
you(obsesion or love)
Romance"lu harus jadi milik gue bagaimanapun caranya"ucap seorang cowo "in your dream"jawab gadis dengan suara meremehkan ************************************************************************************** ini cerita dari pengarang abal-abal...