Warning!!
Terlalu banyak typo dan beberapa kata kurang nyambung.Enjoy and happy reading guys!
***
Vera Pov
Bugh Bugh Bugh
Aku terus saja memukul pohon didepanku dengan membabi buta, tidak seharusnya aku menyalurkan amarahku pada Reno.
Seharusnya dia tidak disini!
Seharusnya dia tidak berdekatan dengan aku!
Kenapa semua ini terjadi?
Kenapa hati ini tidak mati saja?
Kenapa harus dia yang menjadi suamiku? Kenapa tidak ....
Terlalu banyak pertanyaan yang ada di benakku, kenapa tidak ada yang bisa memahami aku!
Hancur sudah pertahananku untuk tidak mengeluarkan air mata sialan ini.
"Kenapa aku jatuh cinta cinta kamu." gumam Vera sembari memegang dadanya
Tak jauh dari sana seorang pria memerhatikan Vera sendari tadi, ia mulai berjalan mendekati dan memegang pundak gadis itu. "Berhentilah menyakiti dirimu sendiri." ucapnya pelan.
'Bukan jawaban itu yang mau aku dengar' Vera membatin.
***
Angin pantai berhembus semilir di pesisir menerpa dua orang dewasa yang berlawanan jenis sedang duduk di atas batu-batu besar.
"Bukankah sangat nyaman disini?" tanya sang pria.
"Hem...." hanya gumaman sebagai jawaban.
Hanya deburan ombak yang bisa di dengar, kedua orang itu sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga tiba-tiba suara pria itu memecahkan keheningan disana.
'Aku tidak mau terlambat lagi untuk mengungkapkan perasaan ini, sekarang juga dia harus tau!' batin Vero berseru pasti. Tanpa ada keraguan sedikitpun pria itu mengambil tangan Vera dengan lembut.
"Love you too." ucap Vero yang langsung membuat gadis itu menghadapnya tanda tak mengerti. "I-itu jawban buat yang kamu ngamuk tadi." lanjutnya cepat.
"Bukankah kalau sama-sama suka kita bisa menjalin hubungan." suara Vero makin mengecil.
"Aku tidak bisa." akhirnya suara itu terdengar namun bukan sebuah balasan yang diinginkan, tangan gadis itupun melepaskan genggaman tersebut.
"K-kenapa?" tanya Vero dengan suara tercekak.
"Kamu tidak perlu tau alasannya apa." jawab Vera yang beranjak dari sana ingin pergi karna jika terlalu lama dia tidak akan kuat.
"Tunggu!" Vero dengan sihap meraih lengan Vera.
"Aku dengar kamu tidak akan lama disini hanya beberapa bulan dan itu untuk menjalani terapi, apakah itu benar?" tanya Vero, "Bisakah untuk beberapa bulan kedepan aku selalu di dekatmu?" tanyanya lagi.
"Lepas, Vero."
"Aku akan menganggap iya." ujar pria itu menatap sedih wanita yang dicintainya.
***
Vera Pov
Masih teringat jelas perkataan Opa di ruang kerja Kak Azka saat aku ingin masuk kesana, bukan bermaksud ingin menguping tapi waktunya selalu pas saat aku berasa di depan pintu. Hingga aku menemukan sebuah fakta dan menyetujui pernikahan yang terbilang konyol ini.
Flashback on
"Bi dimana Kak Azka?" tanyaku pada Kepala pelayan.
"Di ruang kerja nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
you(obsesion or love)
Romance"lu harus jadi milik gue bagaimanapun caranya"ucap seorang cowo "in your dream"jawab gadis dengan suara meremehkan ************************************************************************************** ini cerita dari pengarang abal-abal...