"APA YANG KAU LAKUKAN HAH! KAU MEMBUNUHNYA!" Teriak Sammy dengan mencengkram kerah baju Tengku.
"Itu yang terbaik." balas Tengku dengan ketenangan yang luar biasa
"Kau membunuhnya." ujar Sammy seperti sebuah bisikan, ia melempar tubuh renta itu dengan keras.
"Sadarlah dia tidak akan pernah jadi milikmu."
"Aku menyetujui rencana ini karena kau menjanjikan Vera menjadi pendampingku, kau berjanji akan membuatnya berada disisiku, kau sudah berjanji."
"Dia punya anak, dia tidak akan seutuhnya menjadi milikmu."
"Lalu apa? Aku tidak perduli ia memiliki anak berapapun .... Ia baru saja melahirkan dan kau membunuhnya. Kau benar-benar iblis!" Sammy melangkah kearah kamarnya namun dicekal.
"Son kita ...."
"Aku menyesal memiliki Ayah sepertimu!" potongnya lalu menghempaskan cekalan itu. Suara hempasan pintu terdengar nyaring diiringi teriakan yang terdengar menyedihkan.
Tengku menatap kedua tangannya, setetes air mata keluar namun segera ia hapus. 'aku telah melakukan hal yang benar.'
Flashback on
"Apa ini tidak berlebihan?" tanya Sammy menatap dari balik kaca gedung yang tidak jauh dari tempat kejadian.
"Kamu tenang saja." jawab Tengku santai yang sedari tadi menikmati. "Lagi pula Joni tidak akan menyakiti wanitamu, dia sudah terikat janji padaku." lanjutnya.
Keadaan yang mulai tidak terkendali ketika Vera menembak dengan bruntal membuat Sammy ketar-ketir, ia takut jika ini terus berlanjut Vera yang akan terluka.
Hatinya sempat tenang ketika adegan saling tembak terhenti namun setelah itu jantungnya berdegup kencang ketika beberapa mobil datang dan disana tampak Azka yang siap dengan senjata apinya untuk menghampiri sang istri, namun sebuah peluru kembali di tembakkan dan sasarannya ada sang rival yang tergantung tidak berdaya. Sangat terlihat kemarahan di wajah wanita itu, namun wajahnya berubah tegang ketika melihat Azka dibelakangnya.
Dengan kemarahan yang membumbung Vera mengambil senjatanya dan menembak kearah orang tua yang tak lain adalah Joni. Ketika pria tua itu terjatuh mati, dua buah tembakan menembus tubuh Vera dan seketika itu juga tubuh wanita itu roboh, ia menatap kesebelahnya dan disana Tengku memegang senapan laras panjang dan sangat jelas habis membidik.
Deg
Sammy yang siap berlari menuju Vera dihentikan bodyguard Tengku. Sammy melawan namun pria yang berstatus ayahnya ini menghampirinya sembari menyuntikkan sesuatu yang membuat matanya kian berat dan akhirnya kegelapan menjemput.
"Vera ...."
Flashback off
***
Azka nampak menatap kosong kearah luar balkon kamarnya dan Vera, lebih tepatnya ia menatap kearah gundukan tanah yang tepat berada di tengah taman yang biasa Vera habiskan untuk melukis, entah sekarang jiwanya berada dimana. Tangisan bayi yang sedari tadi mengisi suara dikamar itu tidak diidahkannya, hampir tiga jam dia seperti itu setelah prosesi pemakaman Vera dilaksanakan.
Para pelayan bahkan tidak ada yang berani mengganggu tuannya itu meski mereka begitu kasian pada bayi yang baru satu hari dilahirkan itu menangis keras selama berjam-jam.
"Apa kamu bahagia sekarang setelah meninggalkan aku dan anak kita? Kenapa harus secepat ini?" tanya Azka yang terdengar seperti sebuah gumaman.
Hanya ada suara tangis bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
you(obsesion or love)
Romance"lu harus jadi milik gue bagaimanapun caranya"ucap seorang cowo "in your dream"jawab gadis dengan suara meremehkan ************************************************************************************** ini cerita dari pengarang abal-abal...