28

1.7K 59 3
                                    

Enjoy and happy reading guys!

***

Ketika sudah sampai dipelataran rumah ia berjalan kearah ruang kerja Azka,para pelayan kaget melihat sang majikan bersimba darah. Ketika mereka ingin mendekat Vera sudah memerintahkan untuk membiarkannya sendiri. Para pekayan tidak ada yang berani katena perintah Vera adalah mutlak sama seperti perintah Azka maupun Tuan besar.

Setelah memasukkan password ia masuk kedalam ruang kerja Azka dan segera menuju kearah meja.

"Syukurlah." ucapnya lega ketika tidak menemukan apa yang dikatakan pria itu, seharusnya ia percaya pada suaminya. Tapi ketika ia menatap sebuah lukisan yang mirip dengannya ada perasaan janggal. Ia mengusap lukisan itu, tiba-tiba terlihat lampu hijau dipinggir dan tidak berapa lama rak buku bergeser dan memperlihatkan sebuah pintu yang memiliki password.

"Menyebalkan jika selalu ada password." gumam Vera, tanpa menghiraukan rasa sakit dan pusingnya, ia tetap mencoba membuka pintu itu.

"Tanggal lahir aku dan kak Azka sudah, tanggal pernikahan juga bukan, terus apa?" Vera tampak berpikir sejenak.

"Aha aku tahu." ia langsung menekan angka 1 enam kali dan ya, pintu itu terbuka. Kak azka terlalu suka dengan angka itu entah mengapa.

Ia melangkah kedalam, yang terlihat hanya kegelapan. Vera mencari saklar lampu dan seketika ruangan itu terang benderang, tidak ada yang aneh dalam ruangan itu terdapat banyak dokumen maupun buku-buku, seperti ruang kerjanya diluar terus apa bedanya?

Laci!

Kepalanya dan bahunya semakin berdenyut-denyut, apakah sekarang ia berhak mendapat gelar strong woman?
Vera membuka laci itu dan sekarang ia terkejut, disana terdapat benda yang dikatan pria itu. Ia mengambil dengan tangan bergetar dan duduk di kursi dan membuka sebuah laptop yang sudah tersedia disana.

Deg

Suara detak jantungnya yang sudah berdetak sangat keras bertambah keras setelah melihat isi dari chip itu. Ucapan pria itu benar, tidak terasa air mata keluar. Didalam video itu terlihat kakanya yang sedang menggahi seorang gadis belia dengan bringas setelah puas ia mengambil pistolnya dan menembak gadis yang sudah tidak berdaya itu.

Ia tidak mengira kakaknya semengerikan itu, jika hanya membunuh ia masih dapat mentolerir tapi ini hal yang menjijikkan. Ia menatap buku-buku yang tertata rapi dilemari mengambil salah satu dan membukanya, Vera memalingkan wajahnya ketika yang tampak disana adalah tubuh yang terbujur kaku yang disampinya tertulis nama mayat tersebut.

Vera terhunyung, ia kehilangan keseimbangan dan terduduk. Ia tidak mengira kakaknya sungguh sangat kejam melebihi dirinya, ia kira ia sangat tau luar dan dalam kakaknya tapi ternyata tidak. Apakah ia telah salah menerima pria itu sebagai suaminya?

Ia sudah sangat tidak kuat dengan jalan takdir yang dipilihkan tuhan untuknya. Kepalanya sudah sangat pusing dan lukanyapun sudah sangat perih, ditambah dengan kenyataan yang baru diketahuinya ini. Apakah kali ini ia bisa mati?

Perlahan namun pasti kesadaran Vera berkurang, yang terakhir kali bisa ia tangkap adalah suaminya yang berlari kearahnya. "Astaga Baby!"

***
Azka Pov

Kenapa di tubuh Vera banyak luka gores dan paling parah dibahu dan lengannya yang terdapat peluru?

Dan yang penting bagaimana bisa Vera bisa berada didalam ruang rahasia itu?

Seingatku sudah ditutup, tidak mungkin jika aku sampai seteledor itu membiarkan ruangan yang menyimpan semua kejahatanku terbuka.

Lalu bagaimana aku menjelaskan semua hal itu pada Vera, apa setelah ini ia langsung menceraikanku? Itu tidak boleh terjadi!

Vera selamanya akan bersamaku, tidak ada yang boleh memilikinya selain aku!

Tiga orang Dokter keluar dari ruang operasi, aku langsung menghampiri mereka dan menyerbu dengan berbagai pertanyaan.

"Ms. Wilson keadaannya sekarang sudah mulai stabil, kami sudah mengeluarkan peluru dan menjahit beberapa luka." terang salah seorang dokter yang kukenal sebagai Mr. Luck, pria tua itu juga yang telah menyelamatkan Vera dulu.

"Apakah saya bisa melihatnya sekarang?" tanyaku.

Ketiga pria itu tersenyum, "Tentu saja, tapi setelah pasien dipindahkan kekamar rawat." jawab dokter berkepala botak. "Kami permisi dulu." lanjutnya lalu para dokter itu berjalan menjauh.

"Drew." panggilku, orang yang dipanggil yang sedari tadi di ujung lorong mendekat, membungkuk sedikit memberi hormat.

"Apa kamu sudah mencari tau siapa dalang kekacauan ini?" tanyaku datar.

"Ya tuan, Adik Mr. Rob beserta anak buahnya menyerang Nona dipinggiran kota. Saya tidak bisa membawanya kemari nona terlebih dahulu membunuhnya, kelihatannya nona sudah sangat berjuang keras untuk itu." jelas Drew.

'Si brengsek itu masih saja membuat ulah.' geram Azka sembari mengepalkan tangannya.

"Bagaimana dengan saksi?"

"Sama sekali tidak ada saksi maupun CCTV" 

"Bunuh semua orang yang berhubungan dengan orang itu!" perintah Azka yang langsung disanggupi tangan kanannya itu.

***

"Habis darimana, Son?" tanya seorang pria yang masih sibuk dengan bidak catur dihadapannya.

"Hanya melihat tontonan yang jauh lebih menarik dibanding bermain catur." jawab Sammy sarkasme.

"Aku jadi penasaran."

"Urus saja urusanmu sendiri, jangan mencampuri urusanku." menteri ditangannya berhenti di udara, Tengku tersenyum lalu menjatuhkan raja lawannya.

"Kau anakku, semua urusanmu urusanku juga. Karena kamu adalah bonekaku, sammy."

Buku-buku jari sammy sudah memutih, ingin sekali ia menghabisi pria laknat yang dipanggilnya Daddy itu.

'Kalau ia tidak berguna sudah kubunuh dari lahir.' batin Tengku menatap punggung anaknya yang menaiki tangga.

Bruk .... Brak ...Blam .... Ctar

Darah menetes dari tangannya yang baru saja memukul meninju kaca besar. Kamarnya sudah berubah menjadi kapal pecah, tidak ada lagi yang tersusun rapi.

'Pria tua itu bahkan tidak pernah sudi mengakuiku sebagai anak hanya katena tidak terlahir dari rahim wanita itu yang sayangnya adalah ibu dari Vera.' batin Sammy geram.

'Biarpun aku telah melakukan apa yang dia katakan tapi tetap saja hal itu hanya dianggap remeh, KENAPA AKU HARUS MEMILIKI AYAH SEPERTINYA?'

Tok Tok Tok

Ketukan pintu terdengar, setelah pria itu memperbolehkan masuk seorang perawat yang berjenis kelamin wanita muncul membawa kotak P3K. Dengan tubuh bergetar Perawat itu mengahampiri sang tuan muda.

"T-tuan besar yang memerintahkan saya." ujar sang perawat dengan nada bergetar menahan takut.

"Sudah kuduga." gumam Sammy.

Perawat itu mulai mengambil kapas dan alkohol untuk membersihkan luka ditangan pria itu, Sammy menerawang jauh bagaimana jika Vera yang mengobatinya, dapat dipastikan ia akan sangat bahagia.

Setelah perawat itu selesai membalutkan perban, ia ingin beranjak namun tangannya ditarik Sammy hingga terjatuh di atas kasur. Sammy langsung mengungkung tubuh perawat itu, tidak membiarkan terlepas.

"Vera sayang, akhirnya kamu berada disini. Tidak akan kubiarkan kamu terlepas lagi." bisik Sammy serak ditelinga yang membuat perawat itu meneguk ludah kasar.

"Tu-tuan saya buk ...." sergahan perawat itu terputus tatkala Sammy yang mulai menyerangnya dengan membabi buta dengan mata yang diliputi nafsu yang membumbung tinggi.

Tbc

***

Malam Guys, gimana kabar kalian?

Aku cuma nanya gitu doang kok...hehe

Peluk hangat dari Widy

you(obsesion or love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang