27

1.9K 50 2
                                    

Warning!

Typo dan kata-kata rumpang bertebaran

Enjoy and happy reading guys!!

***

Aku mengejapkan mataku, duduk dan melihat sekeliling yang kelihatannya sudah pagi atau .... Siang?

Aku beranjak dari kasurku tapi baru hendak berdiri sudah terduduk kembali, apa kalian tau rasanya digempur dari sore sampai malam? Badan pegal semua dan yang pasti area itu terasa sakit-sakit ngilu, Kak Azka benar-benar ganas dan anehnya kenapa tenaganya tidak habis.

Aku berjalan tertatih menuju kamar mandi, setelah membersihkan diri aku menuju walk in closed. Aku lebih memilih sebuah dress simple supaya memudahkanku berjalan.

"Kamu lucu berjalan mengangkang begitu hehe...." kekeh Kak Azka yang terlihat duduk diatas kasur dengan gayanya yang kalian pasti tau.

"Ini gara-gara kakak." dengusku sebal.

Ia beranjak bediri dan berjalan kearahku, ia menggendongku bridal style, aku mendekap gulunya takut terjatuh. Sangat tidak lucu jika aku menambah sakit di tubuhku ini. Ia membawaku keruang makan dan mendudukan tepat disamping kanannya.

"Ayok makan, aku sudah mengahabiskan semua tenagamu dan kamu belum makan sejak kembali kerumah." Kak Azka mengambilkan nasi dan berbagai lauk yang menggiurkan.

Tanpa membantah aku langsung saja meraih sendok dan garpu lalu menyantap semuanya, protesannya ditunda nanti.

"Apa?" tanyaku sewot melihat Kak Azka yang tersenyum sendiri setelah melihatku.

"Kecil-kecil banyak makan."

"Kakak ih..." aku menaruh sendok dan garpu lalu berubah mejadi mode merajuk.

"Hahaha.... Istri aku ga boleh suka merajuk, tidak baik." nasehatnya sembari mengelus-ngelus kepalaku.

Aku menoleh kearahnya," Aku berasa kaya hewan peliharaan." ia mengenyitkan dahi tanda tidak mengerti, aku menatap tangannya yang masih ada dikepalaku. Seketika tawanya pecah dan menjauhkan tangannya, aku benar-benar tidak paham akan humor Kak Azka yang sedikit aneh menurutku.

"Lanjutkan makanmu, Baby." ucapnya yang sekarang ada perintah. Aku hanya mendengus namun tetap mematuhi apa yang dikatakannya.

Setelah acara makan, Kak Azka benar-benar mewawancaraiku, aku menjawab semuanya dengan baik meski jawabanku ambigu.

***

Keesokan harinya Kak Azka kembali berkeja meski disertai gerutuan yang mengumpat rekan bisnisnya yang tidak mau memindahkan jadwal metting, ia sangat tidak rela berjauhan dengan istrinya ini walaupun ia sangat ingin membawanya.

Vera tersenyum lucu melihat tingkah Azka, "Kakak jadi sangat menggemaskan jika begitu." komentarnya sembari mengantarkan kedepan pintu .

"Kamu yakin tidak mau ikut?" tanya Azka untuk ketiga kalinya, Vera menggeleng.

"Tapi janji siang nanti kamu ke kantorku." pinta Azka.

Vera membulatkan jarinya seperti huruf o tanda mengiyakan. Azka menengok jam tangan kulit yang di jamin harganya bisa membuat satu rumah sederhana minimalis.

"Empat jam lagi." keluhnya menghela nafas kasar.

"Cepat sana pergi." usir Vera dengan geli.

Azka menaiki kursi penumpang yang sudah dibukakan Drew dengan berat hati, tak berapa lama mobil itu meluncur. Vera menghembuskan nafas kasar, sembari memasuki Mansion.

you(obsesion or love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang