14

2.8K 112 0
                                    

Happy reading!

***

Vera Pov

Sudah tiga tahun aku terkurung di dalam sangkar emas ini,selama itu pula aku tak pernah menginjakan kaki di luar rumah meskipun hanya dibalkon sekalipun.

Sangat mudah untuk keluar dari sini dengan kemampuanku tapi entah mengapa aku tidak mau melakukannya atau lebih tepatnya aku begitu menikmati alur yang Kak Azka buat untukku.

Aku jadi teringat tiga tahun yang ku alami disini.

Saat itu,setelah aku baru sampai di rumah ini atau lebih tepatnya masih duduk di dalam jok mobil,Kak Azka langsung keluar dan menariku untuk mengikutinya kedalam kamar dan setelah sampai dia langsung menguncinya.

Satu bulan terkurung di dalam kamar aku begitu kesepian, tak ada yang boleh menemuiku termasuk opa.

Setiap siang akan ada kepala pelayan atau biasa di panggil Bi Nah yang mengantarkan makan siang serta membersihkan kamarku, untuk sarapan dan makan malam Kak Azka sendiri yang akan mengantarkan makan.

Kak Azka begitu over protektif kepadaku,bahkan semua jendela di kamarku sekarang telah diteralis, aku benar-benar terisolasi dari lingkungan bahkan dari rumahku sendiri.

Setiap malam Kak Azka selalu datang kekamarku untuk menemaniku sambil mengerjakan laporannya.

Untuk menghilangkan rasa bosanku Kak Azka hanya akan memberikanku buku-buku kosong beserta alat tulis dan beberapa novel setiap dua hari sekali.

Tak ada alat komunikasi apapun disini,bahkan telepon rumah yang dulu terletak dimeja dan tv pun tak ada,hilang entah kemana atau lebih tepatnya disingkirkan.

Tak ada informasi apapun yang bisa aku peroleh dari luar meskipun hanya sekedar berita,Kak Azka benar-benar memblokir semua akses.Aku tau Kak Azka memang sudah keterlaluan tapi mau bagaimana lagi,meskipun begitu aku tetap menyayanginya sebagai adik.

Di tahun kedua,akhirnya Kak Azka menyerah, ia memberikan aku seorang guru privat karena aku yang selalu meminta di sekolahkan lagi setiap dia kekamarku.

Meskipun pelajaran yang guru muda itu berikan sudah berada di luar kepala tapi aku tetap senang karena aku bisa melihat orang lain lagi selain Bi Nah dan Kak Azka.Selain itu aku bisa mendapatkan sedikit informasi dari luar meskipun harus dengan ancaman.

"Apa yang sedang kamu pikirkan di dalam otak cantikmu itu,baby?",tanya sebuah suara yang sangat aku hafal dengan posisi memelukku dari belakang dengan kepala dibahuku.

"Jangan pernah berpikiran untuk bisa kabur dari sini meskipun aku tau...."

"Aku tahu Kakak akan selalu menemukanku meskipun aku bersembunyi di lubang semut sekalipun" Sergahku jengah

Ia lalu membalikan badanku hingga aku menghadapnya dan menggenggam kedua telapak tanganku erat.

"Besok adalah acara kita"ucapnya

Aku berusaha tersenyum tapi entah mengapa malah senyum pahit yang terlihat.

"Suka tidak suka kamu harus menurutinya,baby" tegasnya,yang tadinya hanya mengenggam sekarang berubah menjadi cengkraman.

"Sebaiknya kamu istirahat karena besok adalah hari yang sangat panjang" lanjutnya lalu beranjak dan menggiringku keatas kasur.

"7 hari lagi"kataku setelah lama kami terdiam dalam posisi kakak yang tidur memeluk pinggangku.

"Tidak bisakah kamu membatalkannya" balasnya

"Tapi Kak Azka sudah berjanji untuk memperbolehkan aku pergi" jawabku pelan

you(obsesion or love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang