23

1.5K 60 3
                                    

Warning!
Typo bertaburan dan beberapa kata yang kurang pas.

Enjoy and happy reading guys!

***

Vera tersentak dari terapinya, keringat sudah membanjiri tubuhnya. Ia sempat terdiam beberapa saat namun setelah itu ia langsung berjalan dan mencengkram kerah baju Riko.

"Apakah itu tadi adalah sebagian penggalan kejadian masa lalu saya?" tanyanya dengan nafas belum teratur.

"Iya." jawab pria itu dengan tegas, seketika itu juga saraf yang ada ditubuhnya melemas, Vera tak mampu lagi berdiri dan lansgung terduduk.

'Berarti Daddy yang kuimpikan memelukku selama ini telah pergi.'batinnya syok.

Reno yang sedari awal yang tidak mendengarkan apapun suara di dalam yang di tempati dua orang menyebalkan itu pun masuk dan langsung melihat Vera yang terduduk. Pria itu langsung naik pitam dan menatap tajam kearah Riko, tanpa banyak kata ia langsung menerjang Dokter itu tanpa membiarkan pria dibawahnya itu melawan.

"Reno, stop." ucap Vera pelan namun membuat pria psikopat itu berhenti. Ia beranjak dari tubuh yang sudah tidak berdaya itu.

"Fuck." umpat Riko dengan pelan.

Reno berjongkok dan membantu Vera duduk di kursi, "Katakan padaku, ada apa sebenarnya?" tanyanya yang hanya dijawab dengan oandangan kosong dari Vera.

Pria itu menghela nafas kasar karena tidak mendapatkan jawaban apapun, "Sebaiknya sekarang kamu istirahat." ujarnya.

***

Waktu terus berjalan hingga pagi menyapa kembali, sedari semalam Vera belum memakan apapun. Ia berjalan keluar, sesampainya di dapur ia langsung duduk dan memakan nasi goreng serta omelet yang langsung dilahapnya.

"Tumben penampilannya bagus." komentar  Vera terhadap sajian di depannya sembari mengunyah.

"Karena bukan aku yang masak." jawab Riko yang juga ikut duduk bergabung.

Vera menaikkan sebelah alisnya, ia lalu menoleh kedapur dan disana terlihat seorang pria dengan kaos santai yang agak memperlihatkan tonjolan otot lengannya.

Vera Pov

Aku rasa Reno tidak memiliki bahu sebagus itu, aku menatap kearah Riko yang mengambil nasi, jika bukan Reno...

Aku mengarahkan garpu ke arah pria itu dan melemparkannya.

CTAK

Tepat sasaran, garpu itu kini tepat berada di samping leher pria itu, terlihat ia menegang lalu secara perlahan ia membalikkan badannya, kini aku yang menegang setelah tau siapa pria misterius ini.

"Lama tidak berjumpa wanita jadi-jadian." ucapnya seperti salam namun lebih condong seperti hinaan.

Kalian pasti tau siapa dia, pria penakut akan sentuhanku, pria yang kata Reno selalu mencariku kemana-kemana. Ya, dia adalah Vero!

"A-apa yang ka-kau lakukan disini?" kenapa suaraku menjadi gagap? Ia hanya membalas dengan sebuah senyuman yang jujur sangat aku rindukan.

Entah sejak kapan dia sudah ada di depanku, ia membuatku berdiri dan langsung memeluk dengan erat. "Aku sangat merindukan." gumamnya. Hampir 15 menit kami masih berada di posisi seperti ini.

"Jangan macam-macam diluar sana atau aku jamin besoknya kamu kembali kerumah ini."

Aku langsung mencoba melepaskan diri darinya ketika mengingat ancaman dari kak Azka.Memang selama ini aku masih memanggilnya dengan embel-embel kakak karena aku nyaman seperti itu, meski awalnya pria  itu selalu marah.

you(obsesion or love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang