10. Danau Kenangan Liza.

261 14 0
                                    

Pagi ini jadwal keberangkatanku ke acara kemah sekolah, semua perlengkapanku sudah aku siapkan
Dari kemarin, aku melihat pantulan diriku di cermin.

"Zee, udah siap? " tiba-tiba Papa sudah ada di belakangku.

"Hmm.. Udah" ucapku singkat sambil mengambil lalu menggendong tas ranselku.

"Papa yang anter deh" ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Aku udah bilang ke Pak Fari buat antar aku,Pa" aku menolak secara halus, aku mulai melangkahkan kakiku ke luar kamar.

"Zee, Papa bisa antar kamu" ucapnya.

"Ga usah,Pa aku udah sama Pak Fari" ucapku sambil berhenti sejenak dan menatapnya.

Papa tidak menjawab, dia bergeming di tempatnya, terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.

Tempat kemah.

Udara di tempat kemah kali ini cukup dingin, aku segera mengeratkan jaket yangku kenakan.

"Kedingian? " Gavin menepuk sebelah pundakku.

"Lumayan" jawabku sambil tersenyum kearahnya.

"Jalan-jalan yuk" Gavin langsung berjalan mendahuluiku.

"Kemana? Tunggu aku naruh tasku dulu" aku langsung menuju tenda dan menaruh tasku.

Pemandangan di depanku sangat indah, Danau dengan pelangi di tengahnya dan pepohonan rindang di sisi danau memanjakan pandangaku dan orang disampingku.

"Indah kan? " Gavin tersenyum bangga kearahku.

"Bagus...bagus,tau darimana tempat kayak gini?" tanyaku.

"Taulah, anak alam gitu lho,hehee"

"Liat deh pelanginya indah banget ya?" ucapku sambil menunjuk pelangi di tengah danau.

"Mau naik perahu dayung? " ucapnya sambil mengulurkan tangan kananya, dengan senang hati aku menerima ajakannya.

"Mauuu" kami segera menuju perahu dayung.

"Ternyata kamu jauh dari kata nyebelin yaa" ucapku sambil tertawa kecil.

"Cuma orang asing yang bilang kayak gitu" ucapnya sambil mendayung perahu kami.

"hmm.. Oh ya, Liza gimana? "

"beberapa hari ini dia gak kelihatan" ucapku sambil melihat ikan-ikan di bawah sana.

"Apa jangan ja–" ucapannya terpotong saat tiba-tiba,Liza muncul di tengah-tengah kami.

"Hai kawan-kawanku.." ucapnya tapi pandangannya hanya tertuju pada Gavin tidak denganku.

"Hai.. Liz" Gavin balik menyapanya dengan senyum khasnya.

"Aku rindu padamu" Liza langsung memeluk Gavin dengan erat. Wow, aku mulai curiga, Liza kan belum terlalu kenal sama Gavin, kok jadi peluk-pelukan gini?

Gavin hanya tersenyum tapi kini terkesan dipaksakan, aku seolah-olah menjadi nyamuk disini, yang aku lakukan hanya memandangi ikan-ikan yang berenang kesana kemari dan jernihnya air danau ini.

"Liz?" aku menepuk sebelah pundaknya, namun jangankan menjawab,ia tidak menoleh atau menghiraukan ku sama sekali, ada apa ini?

"Liza, Zee memanggilmu" Gavin berusaha melepas pelukan mereka.

"Tidak bisakah ia memberikan waktu untuk kita? " wow, kecurigaanku semakin bertambah apakah Liza menyukai Gavin?

"Liz, kami kesini berdua dan aku yang mengajak Zee, lagian kalau cuma berdua kan ga asik" ucapnya yang mencoba mulai melihat kekesalan Liza.

Aku tidak berkomentar sedikit pun, aku hanya memilih bungkam daripada salah bicara, namun secara tiba-tiba aku merasakan dorongan kuat dari belakang tubuhku dan dalam hitungan detik aku merasakan dinginnya air danau ini, aku berusaha berenang ke tepian dan kesialan kembali menimpaku, kedua kakiku tiba-tiba keram dan tidak bisa digerakkan, aku mencoba meminta pertolongan namun paru-paru terasa sudah penuh dengan air,sekitar 10 menit aku mengharapkan pertolongan namun hasilnya nihil, tidak ada pertolongan yang ku dapatkan dan seketika pandanganku menggelap.

(Gavin P. O. V)

   Aku sangat terkejut melihat perbuatan yang dilakukan Liza barusan, aku sudah siap untuk melompat dan menolong Zee, tapi Liza menahan kedua tanganku, tentu saja aku memberontak, dia mengancamku dengan berbagai ancaman, aku tidak mempedulikannya, aku merasa sangat bersalah,aku melihat sendiri bagaimana Zee melambaikan tangannya meminta pertolongan, 10 menit berlalu sangat menyakitkan, kedua tangan Zee tidak lagi terlihat, aku semakin panik tanpa menghiraukan ancaman yang terus keluar dari mulut Liza, aku langsung melompat dan merasakan dinginnya air danau yang menusuk tulang, aku membawa Zee ke tepi danau, ia sudah tidak sadarkan diri,bibirnya juga sudah mulai membiru, dari kejauhan aku melihat Liza tersenyum licik ke arah kami.

––––––––––––––––––––––––––––––––––––

Selalu saja berakhir dengan kejutan
Liza, apa salah ku? Kamu sangat sensitif kepadaku, entah ini kejadian keberapa yang berakhir gelap dimataku.

Tbc..

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang