13.hampir

233 21 0
                                    

"Kok kamu kayak tau dia banget si Fi?" ucapku.

"Ya, aku kan kembarannya"———
     >>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<

Fio menutup mulutnya, baru saja dia mengucapkan rahasianya.

"Ze? " Fio takut melihat reaksi Zee, dan memanggilnya tanpa melihat lawan bicaranya.

"Zee? " ucapnya, Zee tidak menjawab. Fio sangat takut dia berpikir, Zee pasti sangat terkejut mendengarnya sampai-sampai tidak menjawabnya.

"Zee" kali ini Fio memberanikan diri untuk menoleh kearah Zee, matanya membulat begitu melihat Zee tidur dengan lelap.

"Hufftt.. Untung saja" Fio menghela nafasnya, hampir saja Fio menangis ketakutan. Taunya Zee malah ketiduran, tapi syukurlah.

"Zee, aku senang banget. Gavin akhirnya punya temen sedekat kamu, aku enggak yakin Gavin cuma menganggap kamu sahabat" Fio tersenyum tulus melihat Zee tertidur, Zee terlihat sangat damai.

   Fio kembali menghilang, kembali ke dunianya. Tinggal satu misi untuk membuatnya kembali tenang di alam sana. Misi yang harus di tuntaskan, agar, tidak ada lagi kesalah pahaman.

  Zee terbangun tepat pukul 7 malam.

Hoamm..

"Waduh.. Udah jam 7 malam, aku mandi dulu deh" ucapnya lalu memasuki kamar mandi.

15 kemudian..

Zee sudah selesai berpakaian, dia tidak sengaja melihat foto Mamanya, rasa rindunya tidak lagi bisa tertahan, mungkin sekarang perut mamanya sudah membuncit. Mengingat usia kandungan Mamanya sudah 5 bulan.

"Ma, Zee kangen sama Mama. Zee pengen ngomong sama Adik Zee, pengen pegang perut Mama, Mah" Zee meneteskan air matanya, mengapa sangat sulit menahan rindunya.

"4 bulan lagi, adik pasti udah lahir, Zee takut enggak bisa ketemu adik Ma, enggak tau kenapa Zee takut kalau itu terjadi" Zee mengelus foto Mamanya, seperti berbicara langsung dengan orang di foto itu.

Tokk.. Tokk..

"Zee, makan sayang. Ini udah malam loh" Suara Papanya terdengar dari balik pintu.

"Iya Pa, sekarang" Zee langsung menaruh foto itu, dan keluar dari kamar untuk makan malam.

  Makan malam berjalan seperti biasa, tidak banyak yang dibicarakan oleh ayah dan anak itu.

"Pa? " Zee menatap Papanya.

"Kenapa Ze? " Papanya masih asik dengan makan malamnya.

"Kapan Zee bisa ketemu Mama, Zee kangen Pa, Ze---" ucapannya terpotong, saat Papanya lebih dulu membentakknya.

"Kamu cerewet banget ya! Udah dari dulu Papa bilang, nanti kalau adik kamu udah lahir! " Zee tidak bisa menahan kekecewaannya, tanpa disadari air matanya sudah mengalir deras, Zee langsung meninggalkan ruang makan dan mengurung diri di kamar.

Hikss.. Hiks..

"Mama, Zee kangenn!" Zee sudah tidak tahan akhirnya berteriak di dalam kamarnya.

"Papa jahat Ma. Aku benci sama Papa!" Zee semakin menjerit.

  Tiba-tiba Aldrian, Papanya Datang karena mendengar Zee berteriak-teriak.

"Zee kenapa lagi? " Ucapnya dengan nada yang cukup tinggi semakin membuat Zee membencinya.

"Zee benci sama Papa, Papa jahat. Udah banyak hal yang Papa sembunyiin dari Zee, Papa sama Opa kan yang udah membunuh anak perempuan kecil 10 tahun yang lalu?" Zee akhirnya mengeluarkan semua isi hati dan pikirannya.

"Tau dari mana kamu?! Jangan asal bicara Zee, Papa bisa hukum kamu! " Aldrian nampak tidak suka dengan ucapan putrinya.

"Papa enggak usah bohong Pa, aku udah tau semuanya! Walaupun bukan Papa yang langsung melakukannya, tapi Papa dan Opa otak dari semua itu, Papa sama Opa udah nyiksa anak perempuan itu. Seharusnya kalau dia masih hidup, mungkin aja dia jadi temanku sekarang" Zee semakin marah, walaupun sambil menangis api kemarahannya terus berkobar.

"Zee, tutup mulutmu. Papa sangat menyayangimu, tapi jika kamu kelewatan Papa, tidak segan-segan menghukummu" Aldrian mengepalkan kedua tangannya.

"Hukum aku Pa, sama seperti Papa membunuh Fio, taruh aku di ruang gelap yang sesak, dan jangan hiraukan aku selama aku disana, mungkin saja aku akan berakhir sama seperti Fio, karena aku juga punya penyakit asma" Zee tidak tau Papanya benar-benar marah, kemarahannya bukan hanya karena Zee tapi masalah yang baru saja ia terima.

"Oke, Papa akan hukum kamu seperti yang kamu mau! Dion! " Aldrian benar-benar tersulut emosi, dia tidak memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Bodyguard yang tadi dipanggil langsung memasuki kamar Zee.

"Bawa Zee, ke rumah tua" ucapnya sangat kejam, Zee baru kali ini melihat sisi lain Papanya.

"Nona Zee tuan? " Bodyguard itu nampak ragu, karena rumah tua itu hanya untuk penyiksaan orang-orang incaran tuannya.

"Iya, cepat!" seperti dirasuki roh setan, suara Aldrian terdengar semakin kejam membuat nyali putrinya ciut seketika.

  Bodyguard itu menarik tangan Zee, tidak ada perlawanan. Zee mengikutinya, dia sedang menyiapkan sesuatu yang mungkin terjadi padanya nanti.

"Nona, cepat keluar!" saat sudah sampai di rumah tua, Zee di tarik dengan keras menuju rumah tua itu.

Disini kah, tempatmu menghembuskan nafas terakhirmu? Apakah aku akan berakhir sepertimu Zee?

Zee sibuk dengan pikirannya, kesan pertama melihat rumah tua di belakang mansionnya, membuat Zee bergidik ngeri.

"Nona, cepat! Ini perintah tuan" sebenarnya bodyguard itu tidak yakin dengan keputusan tuannya. Sepengetahuannya tuannya sangat menyayangi putri semata wayangnya.

"Baik, Dion" Zee mengikuti bodyguard  itu, hingga dia sudah berada di depan pintu sebuah ruangan.

"Masuk! " Bodyguard tersebut membuka pintu ruangan dan mendorong Zee untuk masuk ke dalam ruangan gelap itu,dan langsung menguncinya.

Gelap sekali, Fio sebentar lagi aku akan merasakan seperti yang dulu kau rasakan, tapi aku belum tau apakah aku akan berakhir sama sepertimu? Dan juga perbedaannya jika aku berakhir sepertimu adalah kau terbunuh karena kekejaman orang yang mengincar papamu, dan aku terbunuh karena kekejama Papaku sendiri.

Tbc

Sebentar lagi Zee akan merasakannya, apakah Zee akan menjadi Fio kedua? Sabar nunggu ya kawan-kawan.

Satu lagi, buat kalian yang udah baca, tolong pendapat kalian di kolom kementar yaa, terimasih:)

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang