30. Ending

358 21 1
                                    

"Vin, aku gak nyangka dehh kita bisa ketemu lagi, bareng-bareng lagi" ucap Zee.

"Iya aku juga enggak nyangka, walaupun aku ninggalin Mama dan Papa tapi ini udah takdir gak akan ada yang bisa nentang" ucap Gavin sambil melihat ke arah orang tuamya yang menangisi gundukan tanah di depan mereka.

"Vinn, kenapa kamu ninggalin Mama sama Papa? Sekarang kami udah enggak punya siapa-siapa lagi" mama Gavin terlihat begitu histeris.

"Vin, kenapa kamu bisa nyusul aku gini? " Zee ikut sedih melihat Mama Gavin yang menangis histeris.

"Aku ngendarain mobil sendiri Zee waktu itu malem dan aku lost control jadi nabrak pembatas mobil aku masuk jurang" jelad Gavin

"Lah kamu udah bisa naik mobil sendiri? Kamu mau kemana waktu itu? "

"Iya aku udah bisa, enggak tau tiba-tiba aja pengen ngambil kunci mobil terus jalan-jalan gak jelas, udah takdir Zee kita ketemu lagi" Gavin memegang erat jari-jari Zee.

"Maaf ya Vin, gara-gara aku kamu jadi nyusulin aku"

"Enggak Zee, ini udah takdir,enggak ada yang salah"

"Iya"

Dari dunia yang berbeda mereka terus melihat pegerakan setiap orang yang datang mengunjungi makan Gavin, ya Gavin terlibat kecelakaan tunggal yang merenggut nyawanya tepat satu minggu setelah Zee dimakamkan.

"Zee liat deh Papa kamu juga dateng ternyataa" Gavin menunjuk seseorang yang juga berbaju hitam tersebut.

"Apa Mama sama Papa kamu udah maafin Papa aku? " tanya Zee cemas.

"Entahlah, tapi Papa sudah tidak pernha membahasnya"

Setelah beberapa lama akhirnya gunduka tanah itu telah sepi, semua orang telah menuju rumah masing-masing dengan kesedihan yang sangat dalam.

"Zee udah sepi, sebelum kita ke atas apa kamu mau ngunjungin adik kamu?"

"Enggak deh, nanti adik rewel. Vin kayaknya cuma kamu deh yang bisa balik. Aku stay disini"

"Lah kenapa?" Arwah Gavin nampak kaget dan bingung.

"Aku udah sempat ke atas tapi enggak bisa" Zee terlihat sangat sedih, ia dan Gavin tetap tidak akan balik ke sisi-Nya.

"Coba lagi, mungkin aja waktu itu belum takdir kamu. Sekarang kita coba siapa tau emang takdir kita bareng-bareng"

Gavin memegengam erat telapak tangan Zee dan menariknya untuk mengikuti arahnya.

Akhirnya mereka telah sampai di depan pintu putih besar dengan cahaya yang terang.

"Zee, siap? " tanya Gavin.

"Tunggu"

Zee membalikkan badannya dan berkata, "Terimakasi, Papa, Mommy, Mama Aruna. Udah pernah ada buat Zee,jagain Zilo yaa"

Setelah itu Zee kembali dan memegang tangan Gavin dengan erat.

"Gavin, makasi udah selalu ada buat aku, I love You" ucap Zee malu-malu.

"I love you too"

Setelah itu mereka berhasil masuk melalui pintu putih itu, mereka tidak menyanga suasana di dalamnya sangat indah.

"Bisa kan? Kita udah ditakdirkan sama-sama Zee" ucap Gavin begitu sampai di dunia yang indah ini.

"Hehehe iya syukur bisa kalau enggak aku bakal terjebak disana"

"Ehh Fioo! Kamu disini juga?" tanya Zee begitu melihat Fio disana.

"Iyaa, aku udah disini" Fio menghampiri mereka berdua.

"Fio? " Gavin tidak menyangka akan bertemu kembali dengan kembarannya yang telah berpisah hampir 11 tahun.

"Kakakk! " Fio langsung memeluk Gavin.

Mereka terlihat saling merindukan tapi saat ini Fio masih terlihat seperti anak umur 5 tahun sedangkan Gavin 15 tahun.

"Akhirnya kita ketemu lagi kak"

"Iya, aku seneng banget Fi"

"Akhirnya kalian ketemu lagi yaa" Zee ikut bersuara.

"Iyaa, Zee. Aku senang bangett" ucap Fio antusias.

"Makasi tuhan karena telah mempertemukan kita lagi, makasi tuhan karena sudah mentakdirkan aku dan Zee terus bersama" ucap Gavin.

Hidup memang tidak akan ada yang tau bagaimana perjalanannya, pada siapa kita ditakdirkan, dan bagaimana akhirnya. Tuhan memang sutradara terhebat yang telah merancang skenario masing-masing ciptaannya. Suka, duka, senang, sedih, hidup, mati pasti ada di dalam hidup masing-masing orang. Dalam hidup juga pasti ada pengorbanan, pengorbanan yang tulus akan berakhir dengan mulus.

Di dunia lain, Mommy Zee dan Opa Zee sudah mulai merelakan kepergisn gadis kesayangan mereka. Opa Zee memutuskan untuk Pindah ke london agar bisa menenangkan diri bersama Mommy Zee. Harris merasa karena tidak tau perbuatan hina anak semata wayangnya, Aldrian.

Dan Aldrian, Papa Zee merasa kecewa dengan dirinya sendiri, semenjak kepergian Zee rumahnya terasa begitu sepi, bahkan setiap memori manisnya dengan Zee terus terulang kembali di otaknya, hal itu membuat Aldiran semakin terpuruk.

Dan itulah karma, apa yang kita tanam itu yang kita petik. Jangan sia-siakan apa yang kamu punya sekarang, mungkin saat ini dia tidak berarti bagimu tapi begitu dia menghilang maka akan ada satu kekosongan yang hinggap di sekitar mu.

End

Sampai jumpa di lain cerita
Terimakasi buat kalian semua yang udah mau nyempatin waktu buat baca cerita aku, terutama buat yang sering komen dan vote
Thankyou so much.
Jangan lupa share cerita aku ke temen-temen kalian yaaa.
Sampai jumpa di cerita lain.




WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang