12. hai Fio

258 14 0
                                    

tapi seketika aku merasakan tangan kananku ditarik sangat kencang jantungku berdetak begitu kencang dan ketakutanku semakin menjadi-jadi.

siapkah yang menarik tanganku?
<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>

Bersyukurnya Fio datang menolongku, Fio dengan cekatan menarik tanganku untuk pergi menjauh dari Liza,walaupun terjadi sedikit keributan yang tak kasat mata bagi orang normal.

"Fi, makasih ya. Aku gak tau nasib aku sama Gavin kayak gimana, kalau kamu gak nolong kami" Aku duduk di samping Fio yang sedang merenung, entah memikirkan apa.

"Fi..." ucapku untuk meyadarkannya.

"iya?" Fio bereaksi cukup cepat, dia memandangku balik.

"Makasih" Ucapku sambil memberinya senyuman manis.

"Tidak apa-apa, aku senang membantu kalian" ucapnya tulus.

"Oh iya, apa Liza gak marah sama kamu? " aku takut Liza menjahati Fio yang rapuh.

"Tidak Zee, tenang saja aku bisa mengatasinya" entah kenapa aku sangat nyaman dengan ketulusan hatinya.

"Oh iya Zee, temanmu itu anak yang baik ya, bagaimana menurutmu? " Fio merubah posisi duduknya menghadapku.

"Tentu dia baik, sangat baik bahkan. Kamu juga bisa berteman dengannya Fi, dia juga sama kayak aku kok" ucapku santai, tidak ada salahnya menambah teman untuk Fio.

"Hmm.. Seandainya bisa Ze, dia tidak bisa melihatku Ze" Fio terlihat sangat sedih.

"Hah? Kok bisa? Dia indigo juga loh padahal" aku keheranan, emang bisa gitu ya?

"Ada alasannya lah Ze, tapi aku tidak bisa memberi tahumu sekarang" ucapnya yang membuatku semakin penasaran.

"Huh.. Kamu membuatku mati kepo, Fi" ujarku sambil mengerucutkan bibir.

"Hehehe...Kepo itu apa? " kepolosannya membuatku kembali melengkungkan bibirku keatas, sungguh gemas aku dibuatnya.

"Kepo itu semacam rasa ingin tau sesuatu, Fi. Sebaiknya kamu belajar bahasa gaul bersamaku, hehehe" Fio hanya nyengir dan menunjukkan deretan gigi rapinya.

"Ide yang bagus" dan selanjutnya kami bermain layaknya anak umur 5 tahun, beginilah aku seorang anak perempuan manja, yang perilakunya belum dewasa hehehe...

<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>
2 bulan berlalu begitu cepat..

Aku melangkahkan kakiku melewati lorong kelas 9, hari ini hari terakhirku duduk di bangku kelas 8. Saat menyenangkan, sebentar lagi aku akan naik ke kelas 9 dan segera dewasa. Dari dulu aku selalu ingin tumbuh begitu cepat, keinginan dan kenyataannya berbeda, aku ingin cepat tumbuh dewasa, namun perilakuku seperti anak kecil.

"Hai Zee" salah satu temanku, Gia menyapaku di depan pintu kelas.

"Hai Gia" aku memberikannya seyuman manis, lalu menuju ke dalam kelasku.

Hari ini diisi dengan kegiatan bebas, semua berkumpul dengan teman-teman dekat mereka, tanpa terkecuali aku. Gavin mengambil sebuah kamera dslr-nya.

"Zee.. " panggilnya, aku yang sedang makan, menolehnya dan..

Cekrekk....

"Gavin, nyebelin sumpah" dasar, lagi asyik-asyik makan malah di foto, nyari aib memang.

"hehehe.. Sante dong mbak" kini kameranya sudah tergantung di lehernya.

Aku masih melancarkan aksi pura-pura ngambek, lalu aku mengambil segelas es jeruk di depanku lalu meminumnya.

"Zee, sekali lagi" ucapnya, Gavin mengambil foto kami berdua. Aku terlihat sedikit cemberut sambil meminum segelas es jeruk dan Gavin yang terlihat narsis disampingku, sungguh tidak adil.

"Ih, Gavin mah curang, muka aku ga siap bangett Vinn" Gavin hanya senyum-senyum gak jelas.

"Yaudah, foto ulang aja, udah selesai belum makannya? " Aku menganggukkan kepalaku.

"Yok, cari tempat bagus yang ada di sekolah" ucapnya lalu menarik tanganku.

"Kemana? Sekolah mah isinya gini-gini aja Vin" Gavin tetal menarik tanganku.

Akhirnya kami sampai di sebuah taman, yang letaknya agak tersembunyi, tapi tempatnya indah banget, asri lagi.

"Vin, kok tau aja sih tempat kayak gini? Aku gak kepikiran loh, di area sekolah kita ada tempat indah gini" ucapku sambil melihat pemandangan sekitar.

"Makanya sekali-sekali itu ngebolang, jangan mendekam terus di rumah" aku hanya bisa nyengir.

"Katanya mau foto ulang" Gavin kembali bersuara.

"Hehehe, ayok" dan kami mengambil beberapa foto kami, mulai dari gaya jaim, sampai gaya yang malu-maluin.

"hahahaha.. " Gavin tertawa terbahak-bahak, terkadang aku masih enggak nyangka, Gavin yang dulunya cuek banget, irit ngomong. Sekarang bisa bersikap kayak gini.

"Apaan sih Vin?" aku mencoba melihat kameranya.

"Sumpah Zee, mukamu itu bikin gemes tau gak? " aku rasa pipiku benat-benar merah sekarang, menahan malu.

"Ngeselin dehh" Aku berjalan meninggalkannya.

"Yah kok pergi? Tunggu dong"

<<<<<<<<>>>>>>>>>
Setelah mengambil beberapa foto, jam menujukkan waktu untuk pulang sekolah.

"Zee, thanks for today" ucapnya saat kami berada di depan sekolah, untuk menunggu jemputan.

"you're welcome" lalu beberapa menit kemudian, mobil jemputanku lebih dulu datang

"Duluan ya Vin" ucapku lalu meninggalkannya.

"Ya, hati-hati"

Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di depan rumahku. Hari ini cukup melelahkan, tapi seru dan juga menyenangkan.

Aku menghempaskan tubuhku di atas tenpat tidur empukku. Namun sebuah notif line tiba-tiba berbunyi.

Gavin
P
P
P
Sent a photo. (read)

Zellyna
Wih, langsung dikirim
Nih :v (read)

Gavin
Biar tau aib sendiri wkwkwkw
(read)

Zellyna
yayaya, biar senang ae (read)

Gavin
Wkwkwkwkkwkw(read)

Hoahemm...

Saat aku akan menutup mata, Fio datang menemuiku.

"Hai, Zee. Bagaimana hari mu? " ucapnya.

"Sangat seru, Fi. Tunggu" aku mengambil handphone dan memperlihatkan fotoku dan Gavin.

"Wow, kalian terlihat sangat akur" ucapnya dengan senyuman tulus.

"Hehehe, ya seperti itu, awalnya aku kira dia sangat cuek orang nya, tapi aku salah" aku kembali menidurkan diriku diatas kasur, mataku terasa sangat berat.

"Dia memang begitu, sangat cuek dengan orang asing, dan akan menjadi cerewet jika kamu sudah membuatnya nyaman" Fio terus memandangi foto kami.

"Kok kamu kayak tau dia banget si Fi?" ucapku.

"Ya, aku kan kembarannya"---

Tbc

Haii, semua maaf aku baru up,
Sempat enggak nge-wp
Gara-gara lelahh:v kikikiki
Gaya ya authornya..

Kira-kira, gimana ya reaksi Zee tau fio kembarannya Gavinn??? 😜😜
See u next time

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang