16. Di ujung Maut

260 19 3
                                    


Klik ikon bintang sebelah kiri yaahh:) menurut kalian cerita ini gimana? Pendapat dong

Zee masih memejamkan kedua matanya, masih sangat pagi untuk mengawali sebuah kegiatan. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi.

Klekk..

Suara pintu yang terbuka sama sekali tidak membuat Zee terbangun dari tidurnya, seorang suster masuk dengan kilat mata yang memandang Zee penuh seringaian.

"Tidur yang nyenyak sayang" ucapnya sambil mengelus puncak kepala Zee.

Suster Dina menarik tangan kanan Zee yang terpasang selang infus, tanpa menunggu lama tangannya mencabut infus itu dengan kasar.

"Akhh"

Zee tersentak dari tidurnya, darah mengalir dari tangannya. Zee menatap bingung melihat suster yang baru pertama kali masuk ke ruang rawatnya.

"Sus, kenapa infus say-"

Belum selesai kalimat yang akan diucapkan oleh Zee, suster Dina sudah mencekik leher gadis didepannya.

"Aa.. Apa.. Ya.. Yang.. Kau.. Lakukan?" Zee mencoba melepaskan diri namun usahanya sia-sia karena Zee masih sangat lemah.

"Aku akan membunuhmu karena aku sangat dendam pada Papamu! "

Dengan gerakan yang begitu cepat suster Dina mengeluarkan sebuah pisau dan mengarahkannya ke Zee secara asal dan brutal karena Zee yang masih melawan pisau itu tepat mengenai bahu kirinya.

"Sa.. Kit"

Zee menangis melihat darah mengalir dari bahu kirinya.

"Hahahaa.. Menangislah sebelum aku membunuhmu"

Suster Dina semakin memperkuat tenanganya mencekik leher Zee hingga Zee benar-benar kehabisan nafas.

"Katakan selamat tinggal untuk dunia Zee" ucapnya sambil kembali menancapkan pisaunya di dada kiri Zee.

Semuanya berakhir saat Zee menutup kedua matanya. Rasa sakit sangat menyiksa tubuh gadis manis itu.

"Maafkan aku, ini semua karena Papamu yang membuang dan mengacuhkanku"

Jauh di dalam hati suster Dina dia sangat-sangat menyesal menjadikan Zee sebagai sasaran atas dendamnya, namun semua sudah terjadi emosi telah membakar hati nuraninya. Dina langsung meninggalkan Zee yang masih bersimbah darah, takut jika aksinya diketahui orang lain.

Ditempat lain Aldrian baru saja turun dari mobil hitamnya, tiba-tiba ia bangun dan memikirkan keadaan putrinya, tanpa menunggu lama Aldrian langsung mengendarai mobilnya menuju rumah sakit untuk mengecek kedaan putri semata wayanganya.

Begitu sampai di depan ruang rawat Zee, Aldrian menemukan sebuah keganjalan, pintu kamar rawat Zee tidak tertutup rapat. Siapa yang masuk sepagi ini?

"Zee! "Aldrian mendekati Zee, Aldrian sangat kaget melihat kedaan Zee sekarang.

"Dokter! Dokter! " Aldrian segera mencari pertolongan, begitu dokter masuk ke ruang rawat dokter Jerry tidak kalah kaget dengan keadaan Zee.

"Kita harus segera melakukan tindakan sebelum dia kehabisan darah" Dokter Jerry langsung memanggil team medis yang berjaga dan memindahkan Zee ke ruang penanganan khusus.

             ------------------------------

"Bagaimana keadaan Zee? " Harris yang baru mendengar kabar cucunya kembali terkena serangan musuh langsung menuju ke rumah sakit.

"Masih ditangani dokter, yah" Aldrian masih terduduk lemas menunggu kabar dari dokter.

"Ayah benar-benar tidak habis pikir kamu sangat bodoh, kemana kamu waktu kejadian?" Harris sangat geram dengan kelakuan anaknya yang ceroboh.

"Aku semalam tidur di rumah yah" kalimat itu sukses membuat Harris semakin naik pitam.

"Sinting kamu! Lebih baik Zee mati saja daripada punya Papa gak becus kayak kamu! Kemana otakmu!? Bodoh! Kau meninggalkan anakmu sendiri dirumah sakit?! Tidak ada pilihan setelah Zee pulih, Zee ikut dengan Ayah! " ucap Harris dengan nada tinggi.

"Mau bagaimana lagi yah, aku terlalu banyak masalah"

"Masalah apa? Istrimu yang memintamu untuk memilih? Aku tidak habis pikir ibu macam apa dia! Zee anak kandungnya tapi dia memperlakuan hal yang tidak menunjukkan dia ibu kandungnya! " sebenarnya Harris tidak menyukai menantunya, Aruna. Menurutnya sikapnya begitu kekanak-kanakan dan lebih mementingkan egonya.

"Tapi aku harus apa yah? Yang dikatakan Aruna juga ada benarnya! Kami perlu pewaris, namun kami harus merelakan Zee" ucap Aldrian.

"Apa? Merelakan Zee? Maksudmu apa?! " Harris benar-benar tidak mengerti.

"Ayah tidak tau kalau sebenarnya aku punya perjanjian sama arwahnya Lizza, dulu sebelum Aruna mengandung Zee, Lizza selalu berusaha mengganggu kami dan selalu menggagalkan usaha kami untuk memiliki anak, hingga akhirnya aku tau semua itu ulah Lizza akhirnya aku menemuinya dan membuat sebuah perjanjian" Aldrian dengan terpaksa membongkar semua yang ia lakukan dibelakang ayahnya.

"Kamu benar-benar keterlaluan,  sudah Ayah bilang jangan lagi terjebak dengan arwah tidak tenang itu! Dia hanya akan menghancurkanmu hanya untuk ambisinya! Perjanjian apa yang kau buat? " ucap Harris.

"Dia tidak akan berusaha mencelakai Aruna jika aku tidak memiliki pewaris, tapi begitu aku memiliki pewaris aku harus merelakan salah satu dari kedua anakku untuk menjadi temannya di alam sana. Awalnya aku bingung yah, saat itu aku tidak tau kalau Aruna sudah mengandung dia tidak bilang padaku tapi Lizza sudah tau terlebih dahulu sehingga dia menjebakku dengan perjanjian itu. Karena saat itu aku sangat menginginkan seorang anak akhirnya aku menyetujui perjanjian itu" tanpa mereka sadari seseorang tengah menyimak percakapan mereka sambil merekam dengan ponselnya.

"Al katakan selamat tinggal pada Zee,buat dia bahagia sebelum Lizza mengambilnya" Harris sudah mereka-reka apa yang akan terjadi kedepannya. Ia hanya menatap sedih kearah ruang operasi, kini Zee tengah menjalani operasi akibat tusukan di dada kirinya yang hampir mengenai jantung.

"Maksud Ayah?!"

"Ayah tau apa yang akan Lizza lakukan kedepannya karena Ayah yakin kamu pasti akan memilih anak yang masih dikandung Aruna ketimbang Zee, Ayah harap kamu tidak menyesal dikemudian hari"

"Aku bingung Yah harus milih dari mereka berdua, tapi Aruna keukeuh mau pertahanin calon anak kami aku enggak tau kenapa dia bisa kayak gitu"

"Apapun keputusan kamu akan menentukan kedepannya seperti apa, Zee satu-satunya cucu terbaik buat Ayah. Walaupun dia perempuan dia sangat kuat terbukti dengan kejadian-kejadian yang selama ini ia alami, tapi Zee tetap bertahan sampai sekarang"

Mereka berdua hening dan kembali pada pikiran mereka masing-masing hingga Dokter keluar dari ruang operasi.

"Permisi, apakah kalian keluarga pasien? " tanya dokter yang baru keluar dari ruang operasi.

"Iya, bagaimana keadaan cucu saya? "
Harris bangkit dari duduknya.

"Operasinya berhasil namun tusukan pada dada kirinya nyaris mengenani jantungnya sekitar 0,5 cm, keadaan cucu anda juga sangat kritis dan setelah ini akan dipindah ke ruang ICU ,Tuan. Banyak berdoa untuk kesembuhannya" ucap dokter itu sambil menatap sedih kearah dua pria di depannya.

"Makasi Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk kesembuhan cucu saya"
Ucap Harris yang dibalas dengan anggukan, dokter itu langsung meninggalkan mereka berdua.

"Sudah puas mendengarnya Al? Cucuku sedang sekarat sekarang! " Harris menghampiri Aldrian yang masih termenung di tempatnya setelah mendengar pernyataan dokter tadi hatinya terasa teremas.

"Stop yah, jangan berkata seolah-olah aku menginginkan kematian Zee! Aku Papanya! Jauh lebih menderita aku daripada Ayah jika Zee meninggal, aku yang membuatnya hadir disini yah! Tolong jangan lupakan fakta itu"
Aldrian sangat emosi sehingga suaranya meninggi.

"Apa konsekuensinya jika kau melanggar perjanjian? " Harris kembali ke topik yang tadi sempat mereka bicarakan.

"Kehilangan keduanya dan Ayah tau aku tidak pernah mengingkari janjiku" ucap Aldrian lalu pergi meninggalkan Harris yang masih di tempatya.

Tbc

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang