Hallo, next lagi nih. Entah kenapa idenya ngalir terus. Komen dong menurut kalian cerita ini gimana? Kalau kalian berkenan aku snagat berterimakasih :)
Harris semakin tidak habis pikir dengan kelakuan anaknya, Aldrian. Semakin hari semakin membuatnya naik pitam. Baru saja Harris menerima kabar bahwa cucu kesayangannya harus memakai gips di kaki kanannya. Dan semua itu akibat dari ulah Aldrian, Papanya sendiri.
Harris melangkahkan kakinya ke salah satu ruang VVIP untuk menemui cucu kesayangannya.
Hatinya teriris melihat keadaan cucunya sekarang, tubuhnya terlihat semakin kurus,wajahnya juga terlihat pucat.
Zee berbaring setengah duduk di atas ranjang dengan matan yang menatap ke arah televisi di depannya. Harris melihat tatapan cucunya begitu kosong, tatapannya memang terarah pada televisi tapi pikirannya jauh melayang entah kemana.
"Zee" Harris memanggil cucunya yang tidak menyadari kedatangannya.
Zee masih tidak menyadari kedatangan Opanya, tatapannya masih sama seperti semula.
"Zee" Harris menepuk pundak Zee, cucunya.
"Eh, Opa. Aku gak nyadar Ada Opa disini. Opa aku kangenn" begitu Zee menyadari kedatangan Opanya,Zee menyambut opanya dengan sebuah pelukan hangat.
"Baru sehari Opa tidak kesini dan kamu udah kangen Opa? Yakin? " Zee langsung mengguk dalam pelukan Opanya.
"Iya, Opa. Zee tidak bohong. Kemarin gak ada yang menemani Zee waktu kaki Zee di gips. Zee takut Opa" ucap Zee dalam pelukan Opanya.
"Hah? Sendiri? Papa kamu kemana sayang? " Harris bingung kenapa Aldrian tidak menemani anaknya?
"Zee tidak mau ditemani Papa"
"Loh kenapa? Kalau ada Papa kan Zee tinggal peluk Papa terus tutup mata biar gak takut" ucap Harris mengurai pelukannya lalu memegang kedua bahu Zee.
Biar bagaimana pun Harris berusaha membangun kenyaman antara putra dan cucunya, Harris tau hubungan keduanya semakin merenggang.
"Zee jauh lebih takut berdekatan dengan Papa. Zee gak suka sama Papa" ucap Zee sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa Zee bilang kayak gitu? Papa kan sayang sama Zee, kok Zee malah gak suka sama Papa? " ucap Harris sambil meyingkirkan anak rambut Zee yang menutupi wajahnya.
"Jangan nutupin semuanya dari Zee, Opa. Zee tau semua tentang Papa, semuanya" ucap Zee sambil menatap Harris dengan tatapan sendunya. Tatapan itu mampu membuat hati sang Opa semakin hancur, membayangkan apa yang bisa terjadi pada cucunya kedepannya.
"Nutupin apa sih sayang? Emang kamu dapet kabar apa? " Harris berusaha untuk tidak meneteskan air matanya.
"Opa, Zee tau Papa bukan laki-laki yang baik. Papa bermain dibelakang Mama, salah satu wanitanya juga yang hampir membunuhku bukan? Aku juga tau semua tentang perjanjiannya dengan Lizza. Aku rela Opa, aku ikhlas jika nanti aku yang dikorbankan. Papa memang perlu seorang pewaris, tanpa pewaris siapa yang akan melanjutkan semua perusahaan Papa? " ucap Zee sambil berkaca-kaca.
"Kamu tau darimana? " Harris heran darimana Zee mendapatkan semua informasi itu.
"Tidak penting dari mana Zee tau,tapi semua itu fakta kan? "
"Zee dengarkan Opa, kamu tidak boleh menyerah begitu saja. Kamu berhak untuk tetap hidup bahagia. Masalah pewaris atau siapa yang melanjutkan semua perusahaan Papamu. Opa yakin kamu mampu melanjutkannya kelak. Perempuan atau pun laki-laki sama saja. Apa salahnya jika sebuah perusahaan di pimpin seorang wanita? Jangan pernah menyerah, kamu gadis kecil yang paling tangguh yang pernah Opa temui" Harris tidak sanggup menahan air matanya yang lolos begitu saja.
"Tapi Papa dan Mama memilih adik Zee, lagian Zee gak mau ngorbaninn adiknya Zee, Opa. Bagaimanapun juga dia tetap adiknya Zee. Zee udah ikhlas apa pun yang akan terjadi nanti" Zee juga ikut meneteskan air matanya.
"Kenapa kamu selalu mengalah Zee? Kenapa kamu begitu ikhlas?"
"Aku mengalah untuk adikku sendiri Opa, jika Zee mengorbankan adik Zee demi keegoisan Zee sendiri Zee tidak akan tenang seumur hidup Zee. Zee juga percaya tuhan pasti punya rencana yang indah buat Zee. Jujur Zee juga capek Opa sama semua yang udah Zee alami 6 bulan belakangan ini. Zee capek dapat kejutan dari Lizza sudah cukup rasa sakit yang Zee alami, semuanya udah cukup buat hati dan badan Zee terasa remuk. Udah cukup Zee berpura-pura tetap tangguh. Zee cuma anak yang masih berumur 14 tahun, Opa" Zee menangis sesenggukan sambil memeluk opanya begitu erat, menenggelamkan wajahnya pada pelukan hangat sang Opa.
"Zee, kamu sangat-sangat membuat Opa bangga padamu sayang. Opa kehabisan kata-kata mendengar semua ini. Opa tau jauh dari ketangguhan kamu, kamu memiliki sisi yang sangat rapuh. Kamu tidak usah berpura-pura di depan Opa, Opa selalu ada untumu. Kapanpun, Dimanapun jika kamu memerlukan Opa, Opa siap menghampirimu" ucap Harris sambil mengelus puncak kepala cucunya. Hatinya terasa semakin hancur mendengar pengakuan sosok gadis dipelukannya ini.
"Tiga bulan lagi akhir dari hidup Zee, opa. Zee mau menjadi orang yang lebih berguna. Opa apakah opa mau berjanji untuk Zee? " ucap Zee yang masih dalam pelukan opanya.
"Janji apa sayang? "
"Kalau Zee udah sembuh, Opa harus ceritain semuanya dari awal sama Zee, dari tentang Lizza dan semua yang Zee enggak pernah tau, supaya nanti Zee tidak penasaran" Harris nampak sedikit berpikir.
"Please" akhirnya Harris menganggukkan kepalanya.
"Janji" Zee menyodorkan jari kelingkingnya tanpa menunggu lama Harris melilitkan jari kelingkingnya ke kelilingking Zee, tanda perjanjian mereka.
Ini salah satu cara Harris menebus segala rasa bersalahnya, bagaimanapun juga ada campur tangan Harris dalam sumber kejadian yang menimpa cucunya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)
Übernatürlichessudah 14 tahun aku menempati rumahku ini banyak kejadian-kejadian yang tak wajar ku alami entah kenapa orang tuaku melarangku ke salah satu sudut rumah? hingga pertemuanku dengan seorang perempuan misterius mengakhiri semuanya.... ...