4. senja di sore kelabu

356 26 2
                                    

1 bulan berlalu begitu cepat, semenjak kejadian yang hampir merenggut nyawaku, saat itu Mama dan Papa menemukan aku bersimbah darah di dalam kamarku.

Flashback on

"Zee.. " Mama berteriak melihatku bersimbah darah.

"Ada apa? " Papa yang mendengar teriakan Mama langsung masuk dan melihat apa yang sedang terjadi.

Untung saja saat itu Mama berniat untuk memastikan bahwa aku sudah tertidur atau belum, sehingga ia melihatku ke kamar tapi bukannya tertidur aku malah hampir meregang nyawa dirumahku sendiri.

"Cepat,kita harus membawa Zee kerumah sakit" Papa terlihat sangat panik ia menggendongku dengan darah yang terus menetes dari wajahku.

Setelah dibawa kerumah sakit dan mendapatkan perawatan medis, berangsur-angsur keadaanku mulai membaik meski wajahku terlihat seperti mumi yang dibalut perban sana-sini,Papa juga memanggil orang pintar karena aku menceritakan semuanya tapi sayang paranormal tidak bisa banyak membantu.

"Hanya satu, kembalikan barang itu pak maka gangguan akan hilang" hanya itu saran yang ia berikan tapi Papa sama sekali tidak mengindahkannya, Papa bersikeras untuk tetap mengoleksi barang itu, aku tidak pernah tau seperti apa barang antik itu sehingga Papa sangat mempertahankannya.

Flashback off

"Zee,kamu dengar gak? " Mama menepuk sebelah pundakku, aku terlalu fokus dengan lamunanku hingga tidak mendengar sepatah katapun darinya.

"Eemm... Apa Ma? " aku mengambil segelas susu yang sedaritadi berada di depanku.

"Mama punya kabar bahagia" Mama tampak sangat bahagia, terlihat senyum yang merekah di bibirnya.

"Kabar gembira apa Ma? " aku mulai menebak kira-kira kabar apa yang membuat Mama sangat bahagia.

"Sebentar lagi kamu akan punya adik" Aku sangat senang mendengarnya setelah 14 menjadi anak tunggal sebentar lagi aku akan segera menjadi kakak.

"Beneran Ma? Aku senang banget" aku segera memeluk Mamaku sangat erat.

"Yaudah, Mama mau nyapaikan itu aja Mama pergi dulu ya ada urusan soalnya" sudah menjadi kegiatan rutin Mama pergi sepagi ini di hari Minggu.

"Hati-hati, Ma" ucapku sambil melambaikan tangan kepadanya, setelah Mama menghilang di balik pintu aku melangkahkan kakiku ke lantai atas.

Aku sangat senang berada di sini, tempatnya cukup tinggi pemandangan kota terlihat indah dari sini terutama di malam hari, aku merasa sangat bahagia sebentar lagi aku akan menjadi seorang kakak, aku akan melakukan apapun untuknya, seulas senyum terpampang jelas diwajahku.

Saat aku asyik membayangkan aku akan menjadi seorang kakak tiba-tiba sebuah suara yang sangat kukenal memanggilku.

"Zee.. " suara seseorang yang hampir membunuhku beberapa waktu lalu,aku merasa sangat takut.

"Aa.. Ada apa kau mencariku lagi? " aku mulai memperluas jarak antara aku dan dia.

"Aku sudah mendengar kabar bahagia itu" ucapnya dengan senyum liciknya.

"Mau apa kau? " dia semakin tersenyum licik kearahku.

"Aku tidak segan menghilangkan adiknu sebelum dia melihat dunia" dasar perempuam licik.

"Jangan macam-macam, Liz" ucapku mulai mengancamnya.

"Aku tidak main-main, jika kau melawanku atau tidak mengikutiku katakan selamat tinggal pada adikmu yang malang" Liza tersenyum sinis kepadaku.

"Oh.. Tidak atau aku akan membunuh adikmu didepan matamu, oh bagaimana rasanya" ucapnya semakin sinis.

"Mengapa kau sejahat ini? Inikah teman bagimu? Aku menyesal melihatmu,Liz" ucapku yang mulai tersulut emosi.

"Ini semua salah keluargamu, jadi kamu harus membayar mahal atas itu" ucapnya mulai mendekatiku.

"Apa maksudmu? Dimana salahnya? "
Aku tak berniat memperluas jarak kami lagi.

"Tidak usah aku beritahu tanya saja pada Papamu itu, aku kasihan padamu gadis secantik dan sebaik kamu harus terlahirkan di keluarga sekejam ini, mungkin semua orang menganggap keluargamu sangat terhormat mereka tidak tau kebusukan didalamnya" Liza terlihat sangat emosi, aku juga melihat dendam yang sangat mendalam.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti dan satu lagi keluargaku adalah keluarga baik-baik tidak sepertimu tidak jelas, aku saja tidak tau siapa kau?, darimana? Dan apa tujuanmu? " ucapku tak kalah sinis aku tidak suka jika ada yang menjelekkan keluargaku.

"Tidak jelas katamu? Dasar kamu sama saja biadap, kamu memang tidak tau siapa aku, darimana dan apa tujuanku, kamu memang sangat bodoh, orang sebodoh dirimu seharusnya sudah dikirim ke neraka" Liza terselut emosi dia mendorongku hingga menabrak pembatas besi yang dipasang mengelilingi lantai atas rumahku.

"Aku tidak segan-segan membunuhmu Zee, akan aku pastikan Papamu membayar mahal atas semua yang aku rasakan" ucapnya mencengkram kerah bajuku.

"Apa salah Papa? Apa hubungannya dengan mu? " bukannya menjawab tetapi dia malah mengankatku keatas dan hendak melemparku dari lantai atas, aku melihat kebelakang dan dibawah terdapat kolam renang tengah yang dikeliling oleh bangunan rumahku.

Dengan gerakan secepat kilat dia melepas cengkramannya hingga aku terjatuh dari lantai atas rumahku, aku terjatuh dari tingkat 3.

Byurr...

Suara benda yang jatuh dari ketinggian menggema keseluruh rumah, semua maid yang ada di rumahku menuju sumber suara, kolam renang tengah.

Saat itu aku merasakan sakit yang sangat teramat terutama dibagian punggungku, aku tidak menyangka pertemuanku dengan Liza akan selalu berakhir semakin buruk.

Semua maid terkejut melihat Zee yang terjatuh ke kolam dari ketinggian ada yang berteriak dan segera menghubungi tuannya.

Aku hanya merasakan sakit di seluruh tubuhku terutama punggungu.

Aku tidak menyangka semua akan berakhir semakin buruk.

Satu hal yang pasti, aku akan menuruti permintaannya agar calon adikku berada di zona aman, setidaknya hinngga dia terlahir....

Part 4 akhirnya ke publish juga.. Makasi buat yang udah baca selama ini, buat yang udah vote juga, aku minta tanda ⭐lagi yaa..

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang