PART DUA BELAS

438 36 2
                                    

Kau tau apa yang bisa dilakukan dengan uang saat kau memilikinya?

Segalanya!!!!

Lyra bahkan ternganga bodoh mendapati suaminya yang menyebalkan, arogan, dan playboy cap tai kuda itu sudah berada di hadapannya keesokan subuhnya.

Ini bukan mimpi kan???? Batinnya berteriak.

Teddy benar-benar ada disini. Tertidur disisi ranjangnya, dengan pakaian kerjanya yang lengkap, dan rambut acak-acakan tergerai manutupi hampir seluruh wajahnya.

Lyra mencubit lengannya sekali, dan ia menjerit kesakitan, menyadari bahwa ini bukan mimpi.

"Teddy!!!" Panggilnya keras seraya menepuk pundak lelaki itu.

Teddy hanya menggeliat kecil dan bergumam tidak jelas. Namun ia tidak terbangun sama sekali.

"Teddy...!!!" Panggil Lyra sekali lagi dengan suara lebih keras.

"Hm..." hanya itu yang diucapkan pria itu.

"Teddy Regar!!!" Kali ini Lyra berteriak.

Sontak Teddy terbangung dan matanya membelalak terkejut.

"Lyra!!" Balas Teddy tidak kalah kerasnya. "Kamu sudah bangun?" Tanya pria itu dengan nada khawatir yang jelas sekali.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Lyra balik bertanya.

"Menyusulmu. Semalam aku panik sekali saat Bias meneleponku dan mengatakan kau jatuh dari sepeda dan harus menerima lima kali jahitan di lutut. Ya Tuhan Lyra..... aku berangkat dengan pesawat jet pribadi kita menuju Lombok. Dan kemari dengan Helicopter. Aku baru tiba tadi jam tiga dini hari."

"Holly shit... untuk apa kau melakukan semua itu? Aku hanya dijahit lima kali. Sehat. Walaupun sedikit nyeri."

"God!!! Tentu saja karena aku khawatir ada hal buruk yang akan menimpamu Lyra. Pagi ini kau ikut kembali denganku ke Jakarta. Kita harus memeriksa lukamu di Rumah Sakit."

"Suami Billa, dokter Rangga, yang menangani sendiri lukaku. Dan dia bilang tidak ada masalah kok."

"Kita harus memastikannya agar lebih yakin. Bagaimana kalau ada kuman? Kurang bersih saat perawatan? Tetanus dan lain sebagainya? Ya Tuhan Lyra... aku tidak bisa membayangkan kalau kakimu akan diamputasi."

"Shut up Teddy!!!! Kau menyumpahiku?"

"Tentu saja tidak. Aku khawatir, tolol."

"Ah... berisik kau!!! Sana, aku ingin ke kamar mandi dan bersih-bersih."

"Kau tidak mungkin melakukannya. Luka dilututmu masih basah, belum boleh terkena air."

"Kalau begitu aku mau mencuci muka dan menggosok gigiku."

"Kau tidak bisa jalan Lyra."

Lyra terdiam dan merenung. "Papah aku kalau begitu."

"Dan mintalah dengan cara yang lebih sopan, honey..."

"Tolong bantu aku Teddy."

"Aha...!" Teddy menggoyang-goyangkan telunjuk tangan kanannya ke kiri dan ke kanan. "Yang sopan Lyra. Teddy, my dear and lovely husband, tolong bantu papah istrimu ini ke kamar mandi. Begitu."

"Demi apapun, aku lebih memilih tetap berbaring di tempat ini daripada mengatakannya."

"Really? Kalau begitu silahkan."

"Teddy..."

"Apa?"

"Bantu aku."

"Ucapkan dengan cara yang kuajarkan padamu barusan Lyra."

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang