PART DUA PULUH DUA

397 30 2
                                    

Sembilan Bulan Kemudian....

"Kau dimana tolol?" Suara Orion di seberang sambungan terdengar marah dan meledak-ledak.

"Aku sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, mate. Santai sedikit." Balas Teddy dengan kegugupan yang juga tak bisa disembunyikannya.

"Lyra sudah pembukaan lima sejak kemarin sore. Tetapi tidak ada kemajuan. Ia akan segera di operasi. Kemarilah!"

"Ya... ya... aku tau. Pesawatku baru saja landing setengah jam yang lalu. Aku akan tiba kurang dari dua jam lagi."

"Tidak bisakah kau kemari dengan Helicopter saja? Itu akan lebih cepat."

"Well... kurasa itu pilihan yang tepat. Baiklah, akan kuminta Pak Mirta menyiapkan penjemputanku di titik landasan terdekat. See you there, Yon."

"Yah... see you."

* * *

Lyra tersenyum begitu membuka mata dan melihat setiap anggota keluarganya ada di ruangan itu untuk melihat putri kecilnya yang baru saja terlahir ke dunia ini.

"Lyra," seru Aries Sangaji sembari menoleh kepada putrinya yang terbaring lemah di atas ranjang Rumah Sakit. "Kalian sudah memiliki nama yang tepat untuk cucuku?"

Lyra tersenyum dan menggeleng. "Kami sepakat untuk membiarkan Teddy yang memberi nama kepada bayi ini, Yah."

"Kapan si bodoh itu akan tiba? Ia bilang akan mendarat dengan Helicopter." Cecar Orion tidak sabaran.

"Mungkin ia sedang dalam perjalanan kemari." Auriga ikut menimpali.

Satu persatu anggota keluarga Lyra bergiliran untuk melihat Putri kecil belum bernama tersebut. Ia mewarisi rambut pirang Teddy, dan bukan rambut hitam legam milik Lyra.

Kulitnya seindah warna kulit Lyra yang putih dan sehalus sutra. Bola matanya berwarna biru, persis sama dengan warna mata Teddy. Ketimbang Lyra, bayi mungil itu jauh lebih mirip Teddy. Semakin sempurna dengan rambut ikalnya yang diturunkan dari Ibunda Teddy.

"Cassie...!" Seru seseorang dari arah pintu masuk. "Putriku akan bernama Cassie!!" Teddy hadir di ujung pintu dan melangkah riang ke dalam ruangan.

Ia terlihat seperti habis berlari, tetapi bukan lelah, ekspresi bahagialah yang terpancar disana.

"Cassiopeia Regar!" Serunya bersemangat. "Nama rasi bintang seperti yang selalu ada dalam keluarga Sangaji, dan Regar dari nama keluargaku."

Teddy mendekat pada bayi yang ada dalam gendongan Fortuna Sangaji tersebut. Dan ia kemudian mengadzankan tepat dikuping gadis kecilnya.

"Daddy loves you so much, Princess." Ujarnya lirih namun penuh kelembutan.

"Kalian setuju kan aku memberikannya nama Cassie?" Tanya Teddy kepada semua yang hadir di sana.

Setiap pasang mata dan kepala yang ada disitu tidak memberi sanggahan sama sekali. Semua tampak puas dengan pemilihan nama yang Teddy putuskan.

"Ya... tidak masalah bagiku." Lyra menimpali.

"Kalau begitu namamu mulai kini adalah Cassiopeia Regar, nak. Welcome to the world, Baby."

"Kau kenapa telat? Mencoba mendramatisir suasana?" Sindir Orion sembari menyikut Teddy perlahan.

"Salahkan kemacetan lalu lintas dan Helicopterku yang tidak bisa mendarat karena cuaca buruk yang datang mendadak. Aku kemari dengan penuh perjuangan hanya untuk melihat Putri kecilku yang menakjubkan."

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang