PART TIGA PULUH LIMA

403 39 0
                                    

Perjalanan Jakarta - Florida, tepatnya Orlando ; memakan waktu sekitar dua puluh lima jam tiga puluh lima menit.

Bayangkan selama perjalanan tersebut betapa bosan anak-anak mereka berada di dalam kabin pesawat.

Sekalipun pesawat jet pribadi Orion ini sudah cukup nyaman, dengan berbagai modifikasi yang telah dilakukan, tetapi tetap saja bagi anak-anak perjalanan lama selalu membosankan dan membuat mereka kesal.

Pesawat itu memiliki fasilitas eksklusif kelas bisnis. Mulai dari kursi yang dapat direbahkan 170 derajat secara elektrik, sandaran kaki elektrik, private entertainment berupa TV 12 inci dengan headset, USB charging power source, foldable food tray, bantal dan selimut, tempat sampah, kaca, cup holder, kompartemen untuk menyimpan alas kaki, majalah, dan coat hanger yang semuanya tersedia private per penumpang per kursi.

Juga sebuah ruangan dengan sofa besar yang merupakan tempat  untuk bermain anak-anak dengan perlengkapan game yang cukup memadai dan teknologi paling update saat ini.

Cassie adalah yang paling tidak sabaran. Kerewelan dan sikap manjanya malah membuat )entah bagaimana) saudara lelakinya ikut merasakan ketidaknyamanan itu kemudian ikut bertingkah rewel juga. Scorpie memang selalu mengikuti apapun sikap Cassie, dan itu membuat segalanya menjadi dua kali lebih merepotkan.

Sepupunya yang lain, seperti Aldebaran dan Aurora malah jauh lebih kalem. Jika mereka sedang lelah, mereka akan tertidur. Atau saat terjaga bermain playstation dan menonton televisi.

Draco yang paling bijaksana diantara yang lain. Karena ia yang paling dewasa, setiap kali adik-adiknya merasa jenuh, ia akan melakukan segala cara untuk menghibur. Bahkan Aaron yang baru dikenalnya dalam perjalanan inipun merasa nyaman dengan sikap Draco yang melindungi dan mengayomi.

"Daddy kapan kita akan sampai?" Rengek Cassie setiap kali ia merasa resah.

"Kau baru bertanya sepuluh menit yang lalu Cassie. Kita akan tiba dalam waktu dua jam." Teddy menjelaskan.

Cassie merebahkan diri di dalam pelukan Ayahnya. Ia baru selesai menangis sepuluh menit yang lalu. Tangisannya mendapat sahutan sempurna dari si Bayi tampan Scorpius Magesha. Otomatis, untuk beberapa saat kabin pesawat tersebut menjadi gaduh.

Dan jika Teddy tidak sigap mengatasi Cassie, maka anak-anak lain pun akan tertular "sikap mood-moodan" gadis kecil itu. Mereka bisa menangis dan membuat suasana menjadi lebih runyam.

"Bersabarlah Cassie.. yang perlu kau lakukan hanya membayangkan akan seperti apa taman bermain yang hendak kau kunjungi di Orlando nanti." Lyra berucap lembut. "Ini tidak akan lama kok. Kau hanya perlu menahan diri sedikit lagi."

"Apa disana akan menyenangkan Bunda?" Cassie nampak ragu.

"Tentu saja." Lyra menjawab. "Banyak objek wisata dan wahana yang bisa kau coba disana. Dan beberapa restoran yang menjual cake dan es krim enak."

"Aku boleh makan cake dan es krim?" Cassie turun dari pangkuan Teddy dan beranjak mendekat kearah Ibunya.

"Kau selalu punya jatah es krim dua kali seminggu." Lyra menjelaskan. "Kita sudah sepakat untuk itu. Dan untuk minggu ini jatahmu belum kau gunakan Cassie. Jadi ya, kau boleh makan es krim!!"

"Yipppiii....!!!!" Cassie bersorak gembira.

"Jadi sekarang apa yang harus kau lakukan, Princess?" Teddy memastikan gadis kecilnya itu sekali lagi.

"Duduk diam dengan manis," Cassie menjawab. "Membayangkan segala hal yang indah. Karena aku punya jatah es krim!!"

"Apakah disana ada Waffle yang enak, Uncle Teddy?" Draco bertanya.

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang