PART DELAPAN BELAS

375 34 2
                                    

Lyra mencoba membuat semuanya berjalan seperti biasa. Seolah apa yang pernah Nadia sampaikan padanya bukanlah sebuah hal yang besar.

Ia tidak bodoh. Ia juga tidak sedang berpura-pura tegar, seolah tidak tau apa yang terjadi. Ia hanya ingin memastikan bahwa Teddy memang bisa ia percayai.

Jadi setelah pertemuannya dengan Nadia dua minggu yang lalu, Lyra tetap meminta gadis itu untuk memantau Teddy dan segera memberitahunya kabar apapun yang penting perihal (kemungkinan) perselingkuhan suaminya itu (ia menolak mengakuinya sebagai perselingkuhan).

Dan Lyra sedang ada di pesta ulang tahun salah seorang sahabatnya ketika Jhony mendekatinya dengan gaya kemayunya yang biasa dan berujar

"Aku bertemu suamimu dua hari yang lalu. Di toko jam tangan langganan kita. Ia memilih sebuah jam wanita edisi terbaru dan tentu saja terbatas. Limited edition!! Aku sangat iri denganmu Lyra, mendapatkan seorang suami yang begitu mengerti selera fashionmu." Kemudian Jhony mengedipkan matanya sekali. "Dan dia tampan. Sangat tampan!"

Lyra tersenyum kikuk mendengar ucapan pria itu. Sampai detik inipun Lyra belum mendapatkan jam tangan yang dimaksudkan oleh Jhony dari Teddy. Dan ia bahkan tidak menemukan tanda-tanda bahwa Teddy akan memberikannya sesuatu atau merayakan event spesial dengannya.

"Kau yakin itu Teddy?" Tanya Lyra mencoba tetap tenang.

"Awalnya kupikir aku salah orang. Tapi akhirnya aku menghampirinya dan kami sempat mengobrol. Ya Tuhan, mata birunya. Ia tampan sekali!"

"Ya... mata birunya yang selalu mampu menghipnotis siapapun." Gumamnya asal menanggapi ucapan Jhony.

Malam harinya Lyra pulang ke rumah seperti biasa, tidak mendapati satu kejutan apapun dari suaminya. Dan malam itu berlalu begitu saja.

Teddy dengan lelap tertidur disampingnya, dan ia terjaga hampir sepanjang malam memikirkan siapa gerangan yang memiliki jam tangan limited edition pilihan Teddy tersebut.

Tiga hari kemudian, barulah Lyra mendapatkan kejutan lain yang lebih membuatnya sakit hati juga sakit kepala. Pada hari itu salah seorang temannya mengadakan acara baby shower.

Lyra sudah mengenal Nania sejak di bangku sekolah menengah pertama, dan wanita itu adalah salah satu yang paling jujur dan polos yang pernah Lyra kenal seumur hidupnya.

Jadi begitu Nania berbicara tentang kehamilannya, Lyra merasa dunianya runtuh seketika.

"Selamat Lyra atas kehamilanmu!!" Ucap Nania membuat setiap mata menoleh dengan wajah berseri-seri bahagia untuk Lyra.

"Kehamilanku?" Tanya Lyra tidak mengerti.

"Kemarin kau datang ke Dokter Kandungan di kawasan Pondok Indah kan? Dia salah satu Dokter Kandungan terbaik di kota ini Lyra!!"

"Aku tidak..."

"Jangan menutupi kehamilanmu. Ini kabar gembira. Kau dan Teddy sudah beberapa bulan menikah. Tentu ini kabar gembira."

Lyra tertawa canggung. "Kupikir aku bisa menyembunyikannya." Ia berbohong. "Bagaimana mungkin kau bisa tau berita ini Nania? Aku sudah merahasiakannya dengan baik sekali."

Nania tersenyum dan menepuk bahu Lyra. "Aku bertemu dengan Teddy kemrin. Ia sedang melakukan pendaftaran ketika aku akan menghampirinya. Sayang sekali aku tidak sempat menyapanya karena harus masuk ke ruang pemeriksaan."

Mata Lyra melebar dengan seketika. Ia tidak pernah datang ke Rumah Sakit manapun kemarin, ia juga tidak kemana-mana dengan Teddy sejak akhir minggu lalu.

"Apa kau yakin itu Teddy?"

"Tentu saja. Bagaimana tidak. Memangnya ada berapa suami setampan suamimu di dunia ini? Ia akan menjadi titik fokus siapapun hanya dengan kehadirannya saja. Kuharap bayimu dan kau sehat Lyra. Ia pasti akan menjadi bayi paling rupawan yang pernah ada. Perpaduan Lyra dan Teddy. Wow!!"

Ms.Sangaji's Wedding VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang